Chapter 8

418 53 0
                                    

"Bisa nggak sekali aja kamu luangin waktu buat aku?"

'....'

"Sebentar aja...Please..."

'....'

"Oke.Kamu selingkuhin aku diam - diam itu udah cukup nunjukin kalo kamu udah nggak sayang."

'....'

"Udah cukup! Aku nggak mau debat lewat telefon. Apapun itu! Jangan pernah hubungi aku dulu sebelum kita belum bisa ketemu langsung!!"

' Tut '

Jennie terengah setelah menutup panggilan dari kekasihnya. Ia menggigit jarinya dengan mata yang kembali basah akibat airmata.

"Urrghh sialan banget!!!" Gadis itu mengacak surainya. Ia terlalu asyik berdebat sampai melupakan sosok di sampingnya yang duduk manis sambil pura - pura mendengarkan lagu dengan earphod yang menyumpal kedua telingannya. Pria itu mendengar seluruh percakapan antara Jennie dengan pacarnya karena ia sama sekali tak memutar lagu apapun.

Lagi - lagi gadis itu menyandarkan kepalanya pada permukaan jendela. Ia terisak kecil sambil menyeka airmatanya. Inginnya sih Namjoon yang menghapusnya, tapi pria itu tidak bisa melakukannya. Karena nanti sandiwaranya bisa terbongkar.

Jennie menarik nafas dan melirik Namjoon yang sedang memejamkan matanya.

' Pluk '

Pria itu terlonjak ketika Jennie melepas sebelah earphodnya.

"Ada apa Jen? Udah telfonannya?" tanya Namjoon pura - pura tak tahu. Jennie mengangguk pelan lalu memasang benda itu ke telingannya. Alisnya berkerut ketika tak mendengar musik apapun dari sana.

"Kok nggak ada suaranya?"

Namjoon meringis tipis.

"Kayanya batrenya habis! Udah sini!"

Ia mengambil kembali benda itu lalu menyimpannya ke dalam dasboard. Sial! Nyaris ketahuan. Haha

Jennie hanya menghela nafas lalu menyandarkan punggungnya dengan lesu ketika Namjoon mulai menyalakan mesin. Pria itu melirik Jennie yang benar - benar terlihat suram. Ia melirik jam tangannya. Waktu telah menunjukan pukul setengah 12 malam. Mungkin masih ada beberapa menit untuk bisa merubah mood dari gadis itu.

"Mau mampir sebentar?"

"Hm? Kemana?"

Namjoon hanya tersenyum lalu melajukan mobilnya menembus jalan raya. Sedangkan Jennie hanya bisa diam menikmati setiap menit berlalu. Tak lama kemudian mobil itu berhenti di sebuah hamparan luas berbau asin. Pantai.

"K-kenapa kita kesini pak?"

"Mumpung belum malam banget. Kayanya enak cari angin sebentar."

Jennie terlihat ragu. Melihat betapa gelap dan sepinya tempat ini, ia jadi khawatir. Kalau - kalau ada hantu atau begal.

"Tapi..."

"Kenapa? Udah ayo!"

Namjoon sudah terlebih dahulu turun. Jennie menatap dari dalam mobil Namjoon yang sedang berjalan menjauh. Gadis itu menghela nafas. Sepertinya berjalan di luar lebih baik daripada harus di mobil sendirian.

"Pakkk tungguin!!!!"

' Srakk srakk srakk '

Suara derap sepatu yang bergesekan dengan pasir pantai terdengar memanjakan telingannya. Pria itu tersenyum dan menoleh pada Jennie yang sedang terengah di belakangnya sambil memegang ujung gesper Namjoon yang menjuntai.

My SECRETary (Namjen) -  (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang