Sejak dulu aku tau...
Matahari mulai menyingsing di arah timur. Angin sejuk musim semi menelusup masuk melalui celah-celah jendela.
Di balik selimut, nampak seorang wanita masih tertidur dengan begitu lelapnya. Wajahnya yang damai serta tubuhnya yang berbalut selimut menambahkan kesan kalau ia benar-benar tertidur pulas saat ini.
(name) sedang tertidur ketika Osamu masuk ke dalam kamar lalu membangunkannya.
"(name)... Sudah pagi. Ayo bangun," ujarnya.
Wanita itu menggeliat di dalam selimutnya. Ia membuka perlahan kelopak matanya dan netranya langsung tertuju pada suaminya yang kini ada di depannya.
"Pukul berapa sekarang?" tanyanya masih dalam keadaan belum sadar sepenuhnya.
Osamu menjawab. "Pukul tujuh." Mendengar jawaban itu (name) segera bangun dan tersadar sepenuhnya. "Aku belum menyiapkan sarapan!" ujarnya panik.
Osamu dengan sigap mengusap surai sang istri seraya menenangkannya. "Tenanglah, jangan panik... Aku sudah menyiapkan sarapan sebelum aku membangunkanmu."
(name) terkejut mendengar perkataan Osamu. "Kau menyiapkannya sendiri?? Kenapa kau tidak membangunkanku agar aku bisa membantumu???" ucapnya masih panik.
Pria itu mengusap pipi istrinya dengan lembut. "Karena aku merasa tidak tega untuk membangunkanmu... Semalam kau begadang sampai pukul satu dini hari jadi aku membiarkanmu beristirahat lebih banyak agar tubuhmu tidak kelelahan," terang Osamu.
Seketika hati (name) menghangat. Betapa bersyukurnya ia mempunyai suami sebaik dan sepengertian Osamu.
"Arigatou..."
Osamu tersenyum kecil. Ia lalu memberikan sebuah nampan berisi sarapan pada (name).
"Karena sepertinya kau masih kelelahan jadi aku membawa sarapanmu kesini agar kau tidak perlu ke dapur."
(name) kembali tersenyum lalu mulai memakan wafel yang dibawa oleh Osamu.
Melihat istrinya sudah memakan sarapan yang ia bawa, Osamu berjalan menuju lemari pakaian lalu mengganti pakaiannya menjadi pakaian casual yang selalu ia gunakan ketika berpergian. Hal itu mengundang tanda tanya pada (name).
"Kau mau pergi kemana?" tanyanya.
Osamu berbalik menghadap sang istri seraya berkata, "Hari ini adalah hari Tsumu bertanding. Seperti biasa aku akan berjualan onigiri di gymnasium tempat dia bertanding," balasnya.
(name) berhe-ria. Ia berdiri dari kasurnya, mengambil salah satu topi Osamu lalu memakaikannya pada sang suami.
"Berangkat dan pulanglah dengan selamat," ucapnya sambil tersenyum.
Osamu balas tersenyum lalu mengecup kening sang istri sebelum ia pergi.
"Ittekimasu..."
(name) mengangguk. "Itterashai..."
***
"Osamu boleh aku titip pesan?"
"Pesan? Untuk siapa?"
"Beritahu Atsumu kalau nanti aku ingin bertemu dengan istrinya."
"Untuk apa kau bertemu dengan istrinya?"
"Ada deh... Urusan wanita."
"Mehh... Sepenting itukah urusan para wanita sampai-sampai suaminya sendiri tidak diberi tau?"
"Kau ini kepo sekali! Sudah sana pergi. Pasti banyak yang menunggu Onigiri Miya disana."
"Kau mengusirku?"
"Ya. Mengusir secara halus."
"Mana ada mengusir secara halus..."
"Jadi pergi atau tidak?!"
"Iya iya aku pergi..."
"Dah Osamu~"
"Y."
...kalau Osamu adalah pria yang paling bisa diandalkan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband {Miya Osamu}
FanfictionPerjalanan (name) menjadi Nyonya Miya dimulai dari sekarang. 🌹Miya Osamu x reader Haikyuu from Haruichi Furudate