Sejak saat itu Osamu bertekad bahwa...
Pukul sebelas malam (name) masih berkutat dengan pekerjaannya. Ia tengah fokus mengetik sebelum Osamu datang menghampirinya di ruang pribadinya.
"Kau tidak akan tidur? Sekarang sudah pukul sebelas malam," ucap Osamu.
(name) melirik pada suaminya. "Sebentar lagi aku akan pergi tidur. Rasanya tanggung kalau aku tidak menyelesaikan bagian ini," balasnya.
"Kau tidurlah lebih dulu... Kau juga pasti kelelahan karena seharian ini sibuk kesana-kemari," sambung (name).
Osamu hanya mengangguk mengiyakan lalu mengecup kening sang istri terlebih dahulu sebelum pergi ke kamarnya untuk tidur.
***
Pukul tiga pagi Osamu terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Ia segera turun dari ranjang kasur lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air minum.
Setelah niatnya terselesaikan, Osamu kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya. Ketika hendak menuju kamar, ia melihat pintu ruangan (name) sedikit terbuka. Melihat hal itu Osamu mengernyit heran.
"Di jam seperti ini dia masih mengerjakan pekerjaannya?" tanyanya pada diri sendiri.
Pria itu mendekati ruangan sang istri dan mengintip melalui celah pintu. Dapat ia lihat (name) masih duduk di kursi tempat biasa ia mengerjakan pekerjaannya dengan keadaan laptop menyala.
Tidak mau mengganggu, Osamu hanya menatapnya dari kejauhan sembari menarik napasnya lelah.
"Dasar dia itu... Besok pagi aku harus menceramahinya," ucapnya.
Tak berlama-lama Osamu kembali berjalan menuju kamarnya. Ketika ia masuk, dapat ia lihat istrinya itu sedang tertidur di samping tempat biasa pria itu tidur.
Osamu terkejut bukan main. Pikirannya masih kebingungan dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Dia... Di sini? S-sejak kapan?" tanyanya.
Merasa penasaran, Osamu menyalakan lampu kamarnya untuk memastikan kebenaran sekaligus menjawab pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
Clekk
Deggg
Seketika Osamu merasa jantungnya berdetak amat kencang. Keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya ketika kebenaran terkuak saat itu juga.
Wushhh
Angin berhembus entah darimana, membuat Osamu semakin merinding dan ketakutan.
"(n-name)?" tanyanya dengan gugup.
Mendengar suara itu seketika (name) terbangun dengan setengah sadar. "Hm? Osamu ada apa? Kenapa kau membangunkanku?" tanyanya sembari mengucek matanya.
Osamu tertegun, terdiam seperti batu. Ia mendekati sang istri seraya berkata, "S-sejak kapan kau di sini?"
(name) menatap sang suami sedikit kebingungan lalu mendudukkan dirinya di atas kasur.
"Sejak pukul dua belas tadi aku sudah di sini dan tidur di sampingmu."
Deggg
Osamu mati rasa. Tubuhnya melemas seketika. Ia ambruk dan jatuh ke lantai dengan mata dan mulut menganga.
Melihat suaminya yang tiba-tiba jatuh itu membuat (name) panik dan mendekati Osamu.
"Osamu kau baik-baik saja?? Kenapa kau tiba-tiba jatuh begini???" tanyanya dengan panik.
Dengan terbata-bata Osamu menjawab pertanyaan (name) sambil menatapnya takut.
"L-lalu siapa yang aku lihat di ruanganmu tadi?"
***
"Hahh? Sebenarnya kau ini kenapa?"
"Sungguh (name) aku melihatmu di ruanganmu tadi!"
"Kau ini bicara apa? Jelas-jelas aku di sini dan tidur di sampingmu."
"Aku tidak tau. Aku tidak mau mengingatnya. Aku ingin melupakannya. Aku ingin menghapusnya dari ingatanku."
"Osamu? Hey Osamu??"
"Aku tidak tau. Aku tidak mau mengingatnya. Aku ingin melupakannya. Aku ingin menghapusnya dari ingatanku."
"Aku tidak bisa menenangkannya karena aku tidak tau apa yang terjadi dengannya."
Di tempat lain, sesosok wanita sedang tersenyum menyeringai.
...bila ia terbangun di tengah malam, ia akan membangunkanku dan memintaku untuk menemaninya.
TBC
Tok tok tok... Siapa disana?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband {Miya Osamu}
FanfictionPerjalanan (name) menjadi Nyonya Miya dimulai dari sekarang. 🌹Miya Osamu x reader Haikyuu from Haruichi Furudate