"Tapi, hyung, tidak ingin menyelesaikan sesuatu pun bukan berarti mereka tidak bertanggungjawab atasnya," Taehyung menggeleng pelan, membiarkan satu-dua anak surai karamelnya bergerak-gerak mengikuti.
Yang lebih tua mendengus, khas seperti kebiasaannya, "Kalau bukan tidak bertanggungjawab, lalu apa?" Menyesap kaleng birnya sedikit, menikmati bagaimana cairan tersebut menyentuh langit-langit mulutnya, ia kemudian melanjutkan, "Seseorang harus menyelesaikan apa yang dimulainya. Bila ada awal, maka ada akhir." Yoongi terkekeh geli entah karena kalimatnya sendiri atau karena dirinya sudah dibawah pengaruh alkohol.
Sekali lagi, pemuda itu menggelengkan kepala, agak lebih kuat dari sebelumnya. "Itu benar, tapi bukan sepenuhnya begitu, Yoongs."
"Apa maksudmu?"
Si Kim lantas menarik kaleng bir dari tangan sang lawan bicara untuk diletakkan di tempat yang tidak akan mudah diraih si empunya. Mengabaikan protesan dari Yoongi, ia pun kembali bersuara, "Bagi sebagian orang, mengakhiri justru terasa lebih berat daripada memulai itu sendiri." Ditatapnya netra sabit milik yang lebih tua dengan lembut, hangat. Dia tahu kalau Yoongi menyukai hal tersebut. "Dan itu sebabnya, mereka berharap bisa berdiri di atas anak tangga yang sama—atau mungkin, mereka bahkan enggan membuat garis final."<>
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Overtalk.
Fanfiction𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘴 𝘣𝘳𝘰𝘬𝘦𝘯, 𝘣𝘶𝘵 𝘠𝘰𝘰𝘯𝘨𝘪 𝘧𝘰𝘶𝘯𝘥 𝘩𝘪𝘮𝘴𝘦𝘭𝘧 𝘸𝘢𝘴𝘯'𝘵 𝘢𝘯𝘺 𝘣𝘦𝘵𝘵𝘦𝘳. [Pieces of An Endless Yoongi's×Taehyung's Verse] __________________________ ▲Tw! Toxicity contents and stuff. [Setiap part tidak sal...