"Jika benar itu adalah takdir, bukankah tidak masalah jika seseorang meninggalkan Tuhan karena kehidupan rusak yang Dia berikan kepadanya? Bukankah Dia seharusnya memahami pendosa itu?"
Bibirnya terkunci rapat. Barangkali Yoongi benar. Mungkin, Tuhan memang harus memahami penyebab mengapa dosa dilakukan, harus memahami dan memberi mereka keringanan—pun, barangkali, Yoongi salah.
Dia tidak ingin memikirkannya, tidak ingin itu mempengaruhi isi kepala. Namun jika mengingat kembali keadaannya saat ini ... bagaimana takdir memutar balik kehidupannya seolah-olah dirinya pantas diberi hukuman. Sedangkan sejauh yang bisa dia ingat, Kim Taehyung selalu berusaha menghindari apa yang bisa mengakibatkan kekacauan dalam hidupnya. Dan kemudian kesialan datang bertubi-tubi. Taehyung tidak memiliki pilihan lain, Dia meninggalkannya dan dia pun meninggalkan-Nya pula.
Barangkali, Yoongi benar.
Bukankah seharusnya dirinya dipahami?
"—Tapi, kau telah meninggalkanku juga, Hyung."
Lidahnya terasa getir ketika memandangi aksara Cina yang menyebut nama milik yang lebih tua pada sebuah porselen putih, di sampingnya terdapat lili artifisial sewarna. Taehyung menggigit bibirnya, menahan diri agar tidak segera pecah. Dan ia gagal.<>
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Overtalk.
Fanfiction𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘴 𝘣𝘳𝘰𝘬𝘦𝘯, 𝘣𝘶𝘵 𝘠𝘰𝘰𝘯𝘨𝘪 𝘧𝘰𝘶𝘯𝘥 𝘩𝘪𝘮𝘴𝘦𝘭𝘧 𝘸𝘢𝘴𝘯'𝘵 𝘢𝘯𝘺 𝘣𝘦𝘵𝘵𝘦𝘳. [Pieces of An Endless Yoongi's×Taehyung's Verse] __________________________ ▲Tw! Toxicity contents and stuff. [Setiap part tidak sal...