Chapter 1 : Rasa

1.1K 171 68
                                    

Satoru murung. Iya tidak salah, Megumi benar-benar tidak salah lihat. Satoru yang selalu kelebihan energi itu kini terlihat menyedihkan. Satoru bilang akan menemui sahabatnya yang bernama Suguru itu kan? Bukankah harusnya Satoru bahagia? Tapi kenapa Satoru memasang wajah seperti itu sekarang? Sebesar itukah pengaruh dari Getou Suguru untuk Satoru?

"Kau kenapa Satoru-san?" Megumi menghampiri Satoru yang terduduk di pinggir kolam renang miliknya.

"Aku patah hati Megumi." Satoru bicara tanpa menatap wajah Megumi. Wajahnya begitu menyedihkan hari ini, jika Megumi melihatnya pasti ia akan diledek habis-habisan.

"Patah hati karena apa?"

"Kau tau? Aku menemui Suguru hanya untuk mendapat undangan pernikahannya."

Megumi biasa saja, malah senang jika memang pria bernama Suguru itu menikah. Fokus
Satoru tidak akan pada Suguru lagi kan jika Suguru sudah ada yang punya bahkan akan menikah?

"Kenapa kau tidak coba mencari penggantinya saja? Aku yakin masih banyak orang yang menyukaimu di luar sana."

"Entahlah Megumi, memendam perasaan pada seseorang sejak lama tidak semudah itu melupakannya. Kau mungkin tidak akan pernah merasakannya."

'Tentu aku pernah dan masih merasakannya.' batin Megumi dalam hati.

"Lalu sekarang bagaimana? Kau mau terpuruk terus?" ujar Megumi kemudian.

"Megumi hibur aku sedikit." Satoru merengek lagi, kebiasaannya jika sudah berada di dekat Megumi terlebih karena masalah hati.

Megumi duduk disebelah Satoru. "Kau pikir aku tipe orang yang bisa menghibur?"

"Tentu. Tapi dengan cara yang berbeda."

Megumi mendengus mendengar balasan dari Satoru.

"Ah~ benar-benar ya, ternyata kalau cinta tak terbalaskan bahkan belum sempat terucap itu menyakitkan." Satoru merebahkan kepalanya di paha Megumi yang terduduk disampingnya. Tidak perlu heran akan tingkahnya karena Megumi sudah biasa. Satoru sudah seperti ayah, kakak bahkan kadang bisa seperti sahabat bagi Megumi.

Megumi hanya terdiam tapi tangannya bergerak mengusap kepala Satoru yang berbaring di pangkuannya.

"Megumi punya orang yang disukai?"

Megumi melirik Satoru yang kini menatapnya penasaran. "Iya kasusnya hampir sama denganmu Satoru-san. Aku mencintai orang itu tapi orang itu mencintai orang lain."

"Kau belum mengungkapkannya?" tanya Satoru lagi, pasalnya Megumi jarang menceritakan masalah percintaannya pada Satoru.

"Iya begitulah. Dia sebenarnya bodoh dan tidak peka."

Satoru terkekeh. "Apa Sukuna yang kau maksud?"

Megumi menggertakan giginya. Ingin berteriak bahwa 'kau lah orang yang kumaksud' namun urung mengingat pria itu baru saja patah hati bahkan bilang sulit melupakan orang yang ia cintai.

"Sukuna itu sahabatku." pada akhirnya kata itu yang terucap dari bibir Megumi.

"Sahabat bisa jadi cinta lho~ sama seperti aku dan Suguru."

"Suguru lagi? Kau ingat kan dia akan menikah? Kenapa kau masih saja menyebut namanya?" kesal Megumi. Bahkan setelah mendengar pria itu akan menikah Megumi masih mendengar Satoru menyebut namanya.

"Tapi kan belum resmi Megumi, itu masih rencana."

Megumi memutar bola matanya. Jadi selagi Suguru belum menikah Satoru masih mau berharap begitu? Satoru itu bodoh atau masokis sebenarnya? Daripada mengejar yang tidak pasti menjadi miliknya kenapa tidak membuka hati pada yang lain saja?!

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang