Chapter 4 : Kebersamaan

811 146 26
                                    

Fushiguro Toji adalah duda yang menyandang status ayah dari Megumi. Rumah yang kini ditinggali oleh Satoru dan Megumi adalah rumahnya. Istrinya telah meninggalkannya demi pria lain karena itu Toji belum bisa mencari seorang ibu yang cocok untuk Megumi. Toji tidak mau Megumi mendapat ibu yang tidak baik dan berujung anaknya itu malah tidak bahagia.

Satoru sendiri berasal dari keluarga yang bisa dibilang mapan namun karena tekanan di rumah membuat pria itu tidak betah dan akhirnya Satoru tinggal disini karena tawaran Toji yang memintanya menjaga Megumi. Toji tau permasalahan Satoru karena itu sebagai sahabat yang baik Toji pun memberi kesempatan agar Satoru bisa keluar dari rumahnya. Keluarga Gojou yang memang daridulu punya hubungan yang baik dengan keluarga Fushiguro pun menyetujuinya sekalian untuk mengajarkan Satoru menjadi lebih bertanggung jawab dengan adanya tanggung jawab yang diberi padanya dan itu berupa seorang remaja.

"Kau ada masalah apa dengan Megumi sampai Megumi tidak mau bicara padamu?" tanya Toji ketika Megumi telah berada di kamarnya sementara kini Toji dan Satoru berada di kamar Toji.

"Aku saat itu dalam keadaan mabuk dan diantar pulang oleh temanku. Megumi melihatku mencium temanku itu dan saat itu aku benar-benar dalam keadaan mabuk sehingga tidak bisa mengendalikan diri."

Toji mengangguk. "Jadi alasan Megumi marah karena kau seenaknya bermesraan di depan Megumi yang sampai sekarang belum punya pacar?" tanya Toji.

"Eerrr...mungkin? Entahlah." jawab Satoru sekedarnya. Ia tidak mungkin bilang jika perbuatannya yang membuat Megumi kesal itu karena Megumi cemburu kan? Toji tidak boleh tau akan hal ini.

"Kau jangan memberi contoh jelek untuk anakku Satoru, aku tidak mau sampai dia menghamili seorang gadis dan menikah muda sepertiku." ucap Toji.

"Ya aku tau. Daripada itu kenapa kau tidak mencari istri saja Toji? Bukankah akan lebih baik jika Megumi punya ibu yang selalu mengurusnya?"

"Kau kan pandai mengurusnya Satoru, kau lah ibunya."

Satoru tertawa hambar. "Sialan kau.."

Toji dan Satoru terdiam setelahnya. Mereka berkurat dengan pikiran masing-masing.

"Ah ini sudah larut, kalau begitu aku kembali ke kamarku saja." ucap Satoru.

"Kenapa kau tidak tidur disini saja? Biasanya juga tidur disini kan?" sindir Toji karena terakhir kali ia meninggalkan kamarnya dalam keadaan rapi tapi tadi kamarnya memang cukup berantakan.

"Sekarang kan pemiliknya disini jadi aku akan tidur di kamarku sendiri. Mungkin hanya perlu dibersihkan sedikit."

"Tidurlah disini lagipula belum dibersihkan kan? Ranjangku cukup besar untuk dua orang."

Satoru tidak punya alasan untuk menolak lagipula dulu ia juga sering tidur bersama Toji jika ia bosan di rumah. Beberapa kali ia juga sering menginap di rumah Suguru tapi sekarang Suguru akan menikah dia tidak mungkin bisa leluasa seperti dulu.

"Mukamu jelek sekali. Kau kenapa? Patah hati?" tanya Toji ketika melihat Satoru pundung di ujung tempat tidur ketika mengingat Suguru.

"Suguru akan menikah, kau tau kan aku dari jaman batu sudah ada rasa padanya?"

"Kau berlebihan. Sudahlah ayo tidur. Kau tidak tau ya aku lelah setelah pulang dari luar negeri?"

"Memang siapa peduli?! Oii!!" Satoru memekik ketika ia dibanting ke ranjang oleh Toji.

"Tidur!"

Satoru merengut. "Hai. Hai."

Malam itu berakhir dengan Toji dan Satoru yang tidur saling membelakangi satu sama lain.

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang