Chapter 5 : Melepaskan

886 140 35
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul enam sore ketika Megumi dan Sukuna pulang setelah membeli hadiah untuk ayah mereka. Megumi membeli dua jam tangan masing-masing berwarna hitam dan silver untuk Toji dan Satoru. Ia memutuskan untuk membeli dua jam tangan karena ia tidak mungkin tidak memberi apa-apa pada Satoru yang juga sering mengurusnya. Untuk masalah sebelumnya Megumi mencoba melupakannya karena itu ia mulai mau bicara dengan Satoru.

"Titip salamku pada paman Jin ya."


Sukuna mengangguk. "Terima kasih untuk hadiah yang kau berikan pada ayahku. Aku hanya bisa patungan nanti aku ganti uangmu ya."

"Itu tidak perlu Sukuna."

"Pokoknya aku ganti. Hari ini aku memang sedang tidak ada uang karena lusa kalah taruhan sementara yang menang itu kau kan?"

Megumi tertawa. Lusa memang ada taruhan balap motor dan pilihan Megumi yang menang sehingga Megumi hari ini bisa membeli hadiah untuk Toji. Untuk Sukuna karena ia tidak membawa uang banyak pada akhirnya patungan dengan Megumi membeli sepatu untuk Jin.

"Yasudah terserahmu saja, sampai besok Sukuna."

Mereka pun berpisah. Megumi langsung masuk ke rumahnya untuk mendapati sang ayah tengah menonton film genre action di layar televisi bersama Satoru.

"Tadaima."

"Okaeri. Kau tidak jadi menghubungi ayah untuk menjemput."

"Iya aku sengaja." ucap Megumi lalu mengambil remote untuk mematikan televisi.

"Hei kenapa dimatikan Megumi? ucap Toji yang baru menoleh kebelakang dan mendapati Megumi menyodorkan sebuah bingkisan padanya.

"Selamat hari ayah." ucap Megumi lalu memeluk ayahnya setelah Toji mengambil hadiah yang diberi Megumi.

"Terima kasih nak. Kau sampai memberi hadiah seperti ini." ucap Toji yang terharu karena hadiah yang diberi Megumi hari ini.

"Ini untuk Satoru-san." ucap Megumi lalu menyerahkan bingkisan lainnya pada Satoru.

"Hee?? Aku dapat juga?" tanya Satoru yang langsung mengambil hadiah Megumi.

"Karena kau juga sering berperan sebagai ayah bagiku jadi aku rasa harus memberimu juga Satoru-san." balas Megumi.

"Terima kasih Megumi." Satoru memeluk Megumi.

Megumi merasakan debaran jantungnya terpacu lebih cepat dari biasanya. Aroma Satoru begitu menenangkan bagi Megumi. Tanpa sadar wajahnya memerah. Ia hanya berharap Satoru tidak merasakan debaran jantungnya yang menggila ini.

Satoru bukannya tidak tau tapi pura-pura tidak tau. Ia merasakan debaran jantung Megumi yang terpacu cepat. Ia hanya tidak mau menghancurkan momen hari ayah ini, jadi ia akan simpan pertanyaannya untuk besok saja. Pertanyaan menyangkut apa yang sebelumnya Sukuna sampaikan.

"Bagaimana kalau minum-minum? Kalau Megumi cukup susu ya?" ucap Toji membuat wajah Megumi merengut.

"Aku bisa minum bir, hanya bir kalengan bukanlah masalah." balas Megumi karena ayahnya itu masih menganggap Megumi anak kecil.

"Baiklah tapi jangan banyak-banyak ya."

Megumi mengangguk.

Malam itu setelah makan malam mereka bertiga pun merayakan hari ayah dengan minum bersama. Megumi dilarang minum banyak, walaupun hanya sekedar bir dengan kadar alkohol rendah tapi tetap saja tidak baik untuk Megumi yang memiliki penyakit asam lambung.

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang