Chapter 3 : Pulang

940 149 30
                                    

Sudah beberapa hari ini Megumi tidak pulang ke rumah. Satoru sudah berusaha membujuknya pulang via chat tapi hanya dibaca tanpa dibalas. Ia telfon juga Megumi tidak mengangkatnya dan ketika ia coba menghubungi Sukuna katanya Megumi masih belum mau pulang.

"Aku menyakitinya lagi." gumam Satoru dan terduduk dengan lesu di pinggir tempat tidurnya. Hari ini bahkan ia izin tidak ke kampus dengan alasan sakit karena ia pusing harus meladeni Megumi yang kabur dari rumah. Jika ayah Megumi tau tentang hal ini pasti Satoru dalam masalah.

"Aku akan mencarinya ke rumah Sukuna nanti sore." tekadnya sebelum beranjak menuju kamar mandi. Kepalanya perlu diguyur dibawah shower agar kepalanya lebih dingin.

.

Sementara itu di sekolah Megumi tampak menopang dagunya bosan. Ia bahkan tidak menyadari kedatangan Sukuna yang dengan isengnya menarik siku yang ia pakai untuk menopang dagu sehingga kening Megumi hampir terbentur di meja. Sukuna dengan cepat menaruh tangannya di meja sehingga kening Megumi malah membentur tangannya bukan meja.

"Kau itu usil sekali!" seru Megumi seraya menggeplak kepala merah muda itu. Sukuna hanya terkekeh melihat kekesalan Megumi.

"Kau sih melamun terus dengan wajah ditekuk."

Wajah Megumi semakin ditekuk "Apa itu mengganggumu tuan Sukuna?"

"Tentu saja itu mengganggu. Kau lebih jelek dari biasanya da--whoaa itu bahaya lho Megumi..."

Megumi yang tadi melempar sebuah pulpen yang ditangkap dengan mudah oleh Sukuna berdecih. Beberapa siswa bahkan menatap mereka yang sedari tadi seperti tengah bertengkar padahal mereka biasa melakukan ini. Mungkin karena status Megumi dan Sukuna yang merupakan anak berandal lah yang membuat para siswa takut padahal Megumi dan Sukuna tidak akan melukai siapapun kecuali orang-orang itu yang membuat masalah.

"Ayo ke kantin, daritadi aku perhatikan kau dari belakang posisimu tidak berubah dari pelajaran berlangsung."

Megumi menurut, lagipula ia memang lapar. Mereka berjalan beriringan ke kantin dan mendapat tatapan takut dari beberapa siswa yang lewat

Sukuna menghela nafas lalu merangkul bahu Megumi. "Kau jangan mengeluarkan aura hitam begitu, mereka jadi takut kan.."

"Aku tidak peduli." balas Megumi acuh.

"Kau itu ya.."

Langkah mereka pun terhenti di kantin. Meja tampak penuh oleh para siswa yang lebih awal datang kesana.

"Kita beli roti dan makan di atap saja atau kita usir salah satu agar menyingkir dari meja?" tanya Sukuna.

"Beli roti saja makan di atap. Aku tidak mau membuat keributan." balas Megumi.

"Baiklah."

Dengan begitu Sukuna pun menerobos kerumunan orang di kantin sementara ia meminta Megumi menunggu. Tak berapa lama Sukuna kembali membawa satu plastik makanan dan sekotak susu strawberry untuk Megumi. Sukuna sendiri membeli minuman bersoda. Mereka langsung saja berjalan menuju atap sekolah dan menikmati makan siang mereka disana.

.

Tak terasa waktu cepat berlalu. Setelah bel pulang berbunyi Megumi dan Sukuna langsung pulang karena ada tugas menumpuk yang harus dikerjakan. Megumi yang tidak suka menunda waktu memaksa Sukuna langsung mengerjakan tugasnya padahal Sukuna mengajaknya pergi ke pasar malam.

"Tidak untuk hari ini."

"Tugasnya tidak usah dikerjakan, bilang lupa dan guru paling hanya akan memberi hukuman."

"Aku tidak sepertimu Sukuna."

Sukuna pada akhirnya menurut, toh kalaupun ia bersikeras Megumi akan membiarkannya pergi sendiri padahal Sukuna maunya mereka pergi berdua.

"Tadaima." ucap mereka berdua.

"Okaeri Sukuna, Megumi." ucap pria berkacamata dengan surai merah muda yang tak lain adalah ayah Sukuna, Itadori Jin. Pria itu tak sendirian melainkan bersama orang yang sebisa mungkin Megumi hindari.

"Aku tidak tau apa masalah kalian tapi ji-san harap Megumi cepat baikan ya. Kalau Megumi belum bisa baikan masih boleh kok menginap disini. Ji-san malah senang Megumi disini." ucap Jin dengan senyuman hangatnya. Jin tentu senang karena dengan keberadaan Megumi disini membawa dampak baik untuk Sukuna. Putranya itu sangat sulit disuruh belajar tapi ketika ada Megumi Jin bisa melihat Sukuna setidaknya mau belajar walaupun masih terlihat enggan.

"Iya ji-san, maaf jika selama beberapa hari ini aku merepotkan."

Jin tersenyum. Ia pun bangkit dari posisi duduknya dan mengusap kepala Megumi ketika dilihatnya pemuda itu menunduk. "Megumi tidak merepotkan. Ji-san malah senang karena dengan Megumi berada disini Sukuna lebih semangat belajarnya." Jin melirik Sukuna dan yang dilirik hanya memalingkan wajahnya yang sedikit memerah ketika dilirik sang ayah.

"Aku akan pulang kalau begitu ya."

Jin mengangguk. "Kalau mau menginap lagi datanglah. Ji-san menganggap Megumi sudah seperti anak sendiri."

*Anak atau calon mantu om? Wkwkwk

"Baiklah. Kalau begitu aku pulang. Sukuna maaf ya tapi kau harus tetap mengerjakan tugasmu hari ini."

"Malas."

"Jangan keras kepala."

Jin terkekeh melihat interaksi Megumi dan Sukuna. Sikap anaknya ini memang berbeda jika bersama Megumi. Tebakan Jin bahkan benar bahwa anaknya menaruh hati pada Megumi. Jin pernah memergoki Sukuna mencium Megumi saat Megumi tertidur.

Setelah pamit pada Sukuna dan Jin Megumi pun pulang bersama Satoru. Sebelum pamit Satoru juga tampak berbincang sebentar dengan Jin sebelum pergi. Bagaimanapun Satoru harus berterima kasih karena Jin memperlakukan Megumi dengan baik disini.

.

Satoru menahan tangan Megumi yang hendak langsung ke kamarnya setelah sampai di rumah. Daritadi Satoru mencoba mengajaknya bicara namun Megumi hanya diam. Satoru sambil mengemudi jadi ia memutuskan untuk bicara sampai rumah saja ketika Megumi tadi tidak menanggapi apa yang ia ucapkan.

"Megumi maafkan aku, tempo hari aku mabuk berat dan tidak bisa mengendalikan diri."

"Untuk apa minta maaf padaku? Itu hakmu mau mencium siapapun."

"Tapi kau sampai tidak mau pulang ke rumah tentu saja aku kepikiran. Aku bahkan absen mengajar di kampus karena hal ini."

Megumi hanya terdiam. Ia coba manarik tangannya dari genggaman Satoru namun tidak bisa.

"Lepaskan aku!"

"Tidak sebelum kau memaafkanku."

"Untuk apa minta maaf?"

"Kau sampai tidak pulang setelah kejadian itu tentu saja aku merasa bersalah."

Megumi geram. Ia geram karena perkataan Satoru membuat ia teringat kejadian itu lagi. Kejadian dimana Satoru mencium Suguru didepan matanya.

"Megumi maaf.."

"Diamlah Satoru-san."

"Tapi--"

"Berhenti meminta maaf!"

"Megumi, Satoru apa-apaan kalian ribut-ribut?

Baik Megumi maupun Satoru tersentak mendengar suara itu. Satoru juga baru sadar pintu rumah tadi tidak terkunci padahal ia ingat telah mengunci pintu sebelum ia pergi.

"Tou-san?"

Sosok pria bertubuh kekar dengan wajah yang mirip dengan Megumi tersenyum. "Tadaima Megumi." ucap pria itu seraya merentangkan tangannya kesamping, isarat agar sang putra memeluknya.

Beberapa detik kemudian Megumi pun memeluk sang ayah. Megumi begitu merindukan ayahnya yang pergi ke luar negeri karena masalah pekerjaan.

"Kau belum menjawab tou-san Megumi."

Megumi melepaskan pelukannya. Ia mendongak dan tersenyum pada sang ayah.

"Okaeri tou-san."

T
B
C

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang