「❃┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟒┆ 𝑩𝒆𝒏𝒕𝒐」

1.1K 209 57
                                    

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒄𝒆𝒏𝒕𝒊𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

"sempurna"

[Name] tersenyum melihat hasil karyanya sendiri. Merasa puas dengan pencapaian, padahal belum tentu pujaan hatinya akan menyukainya atau tidak. Saat ini [Name] tengah menyiapkan Bento untuk dirinya dan Yuta. [Name] cukup percaya diri dengan masakannya, walau hanya itu - itu saja yang bisa ia masak.

"sudah jam segini" Mata [Name] melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. Melihat jam, sudah waktunya untuk ia pergi ke sekolah sebelum terlambat. Ia memasukan kotak bekal kedalam tasnya dan segera pergi menuju sekolah tercintanya.

Senyum merekah mengiri langkah riang [Name] menuju sekolahnya. "Selamat pagi!" Ia menyapa teman sekelasnya yang sudah terduduk di bangkunya masing - masing. Di saat begini, di saat [Name] melihat teman - temannya duduk manis di bangkunya masing - masing. Ia merasa mereka hanyalah siswa biasa, seperti yang lainnya.

Tapi, semua hanyalah angan semata. Mereka bukan siswa pada umumnya yang hanya pergi ke sekolah, belajar, kemudia pulang dan bermain dengan sebaya. Walau itu bisa di lakukan juga olehnya, tetapi rasanya tetap tak sama. Fakta ia bisa melihat sesuatu yang tak bisa di lihat oleh siswa umumnya yang membuat semua berbeda.

Ia menuju bangkunya, dan ikut duduk manis menunggu jam pelajaran di mulai. "Selamat pagi Yuta-san" Sapa [Name] kepada teman lelaki di bangku samping. "Selamat pagi" Yuta membalas sapaan [Name] dengan senyum manis seperti biasanya. 

Satoru datang memasuki kelas, menyapa para murid kesayangannya dan memulai pelajaran hari ini. Semua berjalan seperti biasanya, hingga jam menunjukkan saatnya menyantap makan siang. [Name] yang sudah menyiapkan bekal khusus untuk Yuta pun segeran pergi menemui Yuta.

Kakinya membawa dirinya menuju pohon rindang di belakang sekolah. Matanya menangkap pemandangan Maki dan Yuta di bawah sejuknya de daunan lebat. Kakinya terhenti, dan entah mengapa ia malah memilih menyembunyikan diri di balik batang pohon yang tak jauh dari lokasi kedua temannya itu.

"Kau tahu kan, Kalau [Name] menyukaimu?" Ujar Maki kepada Yuta. Yuta mengangguk sebagai jawaban. "Aku tahu itu" Ujar Yuta. "lalu, apa kau menyukainya juga?" Percakapan keduanya membuat hati [Name] berdebar kencang. Ia merasa takut dan penasaran. Ia takut dengan kalimat yang akan di lontarkan Yuta.

Setelah melewati suasana hening beberapa menit, Akhirnya Yuta melontarkan jawabannya. Sebuah jawaban yang tak ingin [Name] dengarkan. 

"Tidak, Aku tidak menyukainya. Aku bisa saja memilih untuk menyukainya. Tetapi pada akhirnya, aku tetap memilih untuk tidak menyukainya. Kau tahu, aku hanya tidak mau pertemanan kita berakhir begtu saja"

Hati [Name] berdenyut nyeri, seperti di remas hingga hancur berkeping keping tak bersisa. Matanya memburam, menampung bulir air mata yang bisa saja jatuh ketika ia mengedipkan matanya. Tangannya meremas baju dadanya. Berusaha menghilangkan rasa nyeri yang menggila.

Terkadang, tidak mengetahui kenyataan adalah pilihan terbaik. Dirinya di landa rasa menyesal. 'Harusnya aku pergi saja, mungkin tidak akan sesakit ini' Batinnya menyesal perbuatan bodohnya. Tetapi semua telah terjadi.

Semua hal yang ia lakukan kini sia - sia. Kotak bekal di tangannya pun mendingin, mungkin habis ini, akan ia buang. Karena sudah tak ada lagi niat di hati untuk memberikannya kepada Yuta. 

Setelah menerima kenyataan pahit ini, apakah kedepannya ia akan bisa baik - baik saja d hadapan Yuta? dan berlaku seperti biasanya? Kemudian kepala menggeleng keras. Bibirnya menyunggingkan senyum remeh. Mana mungkin ia bisa baik - baik saja setelah cintannya di tolak secara tidak langsung.

"Ah begitu" Balas Maki. Terjadi keheningan di antara keduanya. Kaki [Name] seperti terkena perekat, enggan pergi dari sana. Dirinya merasa akan mndengar sesuatu yang lebih penting lagi. Setelah hening beberapa saat melanda keduanya, Maki kembali melontarkan kalimat dari mulutnya.

"Lalu, apakah kau bisa menyukaiku?"

"eh? maksudmu apa?"

"Karena aku menyukaimu"

Ah, kata Orang cinta pertama tidak pernah berjalan mulus. Dan [Name] sekarang percaya itu. Mungkin ia harus merelakan perasaannya kepada sahabatnya sendiri, walau menyakitkan. 

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

14 Mei 2021 

Halo, lama tak berjumpa hehe. Minal aidzin walfaidzin, Mohon maaf lahir batin ya reader -tachi! Ily huhu.

【 centimeter】;ft okkotsuyutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang