「❃┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟖┆ 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒖𝒎𝒑𝒂」

1.2K 203 17
                                    

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒄𝒆𝒏𝒕𝒊𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

Malam Pun berlalu begitu saja. Saat ini [Name] tengah berdiri di hadapan pintu kelasnya. Seperti biasa, ia menghela nafas sebelum tangannya membuka pintu kelasnya ini. Keheningan beberapa detik, dan akhirnya tangan [Name] menggeser pintu kayu tersebut.

Bukan teman yang ia dapati. Bukan Wajah temannya yang berharga yang berdiri di sana. Ruangan yang ia yakini sebagai kelasnya ternyata bukan. Ketika badannya berbalik ke luar untuk memastikan apakah ia salah ruangan atau tidak. Tetapi sebuah suara mengintrupsinya.

Suara yang memanggil namanya. Suara yang enggan ia dengar lagi untuk selamanya. 

"[Name], lama tak berjumpa"

Tubuhnya seolah tersihir, tanpa perintahnya tubuh mungil itu berbalik. Memaksanya menatap sesuatu yang keluar dari kegelapan itu. "Geto Suguru" Mulutnya menyerukan nama yang sudah lama tak ia dengar. Seseorang yang dulu selalu menjadi panutannya.

Bibir Suguru menampilkan senyum miring yang di benci oleh [Name]. Tangan [Name] mengepal kuat - kuat. "Kenapa kau muncul lagi di hadapan ku, sialan!" Teriaknya, mengundang tawa bagi sang lawan bicara. 

"Kasar sekali gadis kecil ini. Kita kan sudah lama tak bertemu. Apa kau tak rindu kakak mu ini?" Walau enggan mengakui, tetapi lelaki yang kini dengan angkuhnya berdiri di hadapannya memanglah kakaknya. Kakak yang memiliki darah yang sama dengannya. Banyak yang terjadi di antara keduanya, sehingga menimbulkan rasa benci di hati [Name].

Tak ada jawaban yang terlontar dari mulut [Name] selain gertakan giginya. "Apa yang kau lakukan disini?!" Ujarnya setelah menenangkan hatinya. "Aku? hm, mari kita lihat. Kau memiliki teman yang menarik yah, [Name]" mendengar kata 'teman' berhasil membuat emosi [Name] kembali membuncah.

"Jangan sentuh temanku!" Ancamnya yang hanya bagaikan angin lewat saja untuk Suguru. "Kalau begitu hentikan aku disini" Detik berikutnya, [Name] menggigit ibu jarinya sehinnga mengluarkan cairan kental berwarna merah. 

Ia mengusapkan tetesan darah itu di telapak tangannya. Kemudian muncullah sebuah senjata terkutuk yang ia simpan dalam penyimpanan rahasianya yang hanya bisa di akses oleh darahnya sendiri. 

Tanpa berpikir panjang, ia mulai menyerang kakaknya dengan pedang yang sudah ia lapisi energi kutukan. Membabi buta tanpa tahu arah serangan sehingga Suguru dengan mudah menghindar dan menlancarkan serangan balasannya. 

Tangan Suguru berhasil menggapai leher jenjang milik adiknya, kemudian tubuh mungil itu ia angkat ke udara sehingga kakinya tak lagi menyentuh tanah. Tangannya tak sengaja melepaskan pedang yang ia genggam. Kemudian kedua tangannya ia gunakan untuk menahan tangan yang mecekiknya.

"Ternyata kau masih saja lemah seperti dulu ya" Suguru tak henti - hentinya menampilkan senyum liciknya. "Manusia lemah seperti mu, tak berhak hidup di dunia. Matilah" Cengkraman di leher [Name] semakin menguat. Semakin menutup akses untuk nya bernafas. 

"Arkh" Suara rintihan terdengar dari mulut [Name]. Matanya kini sudah berair karena paru - parunya yang tak dapat asupan oksigen. Sebelum ia benar - benar kehilangan nyawanya, Suguru melempar tubuh lemah itu ketumpukan kardus yang kemudian menimpa [Name] dan memberikan banyak luka di tubuhnya.

"Membunuh pun tak ada gunanya bagi ku. Membuang tenaga dan waktu ku saja"

Ujar Suguru dan setelah itu ia pergi dari ruangan itu. Meninggalkan [Name] dalam kesendirian dan kegelapan.

"hiks.."

Suara isak tangis terdengar dari mulut mungil itu. [Name] pada akhirnya menumpahkan semua air matanya. Ia membenci dirinya yang tak berdaya. Yang bahkan tak bisa menghentikan kakaknya. 

Ia gagal.

Ia telah gagal menghentikan kakaknya. Sehingga pikiran jahat memenuhi hati Suguru dan membuatnya menjadi villain. Hati manusia memang paling mudah di pengaruhi oleh aura negatif. 

Menyesal sekarang pun tak akan merubah apa pun. Dirinya akan tetap menjadi lemah, tak berhasil menghentikan kakaknya dan menyelamatkan temannya yang berharga. Untuk saat ini, untuk pertama kali dalam hidupnya, ia lebih memilih untuk mati daripada hidup menyedihkan seperti ini.

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

【 29 Mei 2021】

【 centimeter】;ft okkotsuyutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang