「❃┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟏𝟎┆𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 」

1.3K 195 18
                                    

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒄𝒆𝒏𝒕𝒊𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

Seminggu berlalu begitu saja. Setelah melalui banyak hal yang terjadi dalam diri [Name], ia akhirnya berhasil bangkit dalam keterpurukan. Banyaknya orang di sekitar [Name] berhasil memotivasi dirinya untuk bangkit.

Tidak ada gunanya terus terkurung dalam emosi sendiri. 

"Selamat pagi semua!" [Name] datang dengan senyum manis di bibirnya. Wajahnya berseri seolah memberikan energi positif bagi siapa saja yang melihatnya. "pagii" balas ketiga temannya. 

Setelah kejadian itu, hubungan [Name] dan Yuta belum juga membaik. [Name] tetap bersikeras dengan pendiriannya sebelumnya untuk berhenti mencintai Yuta, sekeras apapun usaha Yuta untuk mendekatinya. 

Walau sikapnya yang terkesan acuh tak acuh, [Name] ternyata masih menyimpan perasaan untuk Yuta. Bukanlah hal yang mudah untuk melupakan perasaan yang telah lama bersemi di hati, apalagi ketika orang yang kau cintai selalu berada di sekitarmu.

"Yuta, ayo sudah waktunya"

Tiba - tiba Satoru datang memanggil Yuta. Yuta yang di panggil pun hanya mengangguk dan pergi mengikuti langkah kaki Satoru, tetapi sebelum ia benar - benar pergi dari kelas, kepalanya menengok ke belakang dan menatap paras cantik [Name] yang sibuk mengobrol dengan Maki. 

Kemudian pergi meninggalkan teman - temannya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"[Name]"

Panggil maki setelah beberapa menit Yuta keluar dari kelas mereka. "hm? ada apa Maki -chan?" tanya nya kepada teman perempuan satu satunya. "Apa tidak apa - apa seperti ini?" Ujar Maki yang membuat [Name] kebingungan. "Hm? apa yang tidak apa - apa?" Tanyanya sekali lagi.

Maki menghela nafas. Ia bingung kenapa ia memiliki teman sebodoh [Name]. "Yuta akan pergi. Kau akan biarkan begitu saja" ujar Maki menjelaskan kepada [Name]. "Hm? pergi bersama Gojou -sensei. Apa yang harus lakukan" Seisi kelas kembali menghela nafas.

"Apa kau tahu? Yuta akan pergi keluar negri"

Beberapa detik keheningan melanda. [Name] berusaha mencerna perkataan yang di lontarkan oleh mulut panda. "Ah? a- apa dia mau pergi liburan?" Entah mengapa suara [Name] terdengar sedikit bergetar ketika berbicara.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan konyol yang di lontarkan [Name]. Semua hanya menatap [Name] yang kini terdiam. "dengarkan aku [Name], Yuta akan pergi untuk belajar. Dan tak tahu kapan akan kembali" Ujar Maki menjelaskan secara pelan - pelan kepada [Name].

"La- lalu. Aku kenapa?" Wajah [Name] terlihat kebingungan. Hatinya kini terasa campur aduk. Pikirannya tak bisa berpikir jernih. "Aku tahu kalau hati kecilmu masih mencintai Yuta, [Name]. Aku tidak berhak merebut Yuta dari mu. Aku bukan apa apa, dari semua perjuanganmu sebelumnya. Pergi lah, temui ia sebelum kalian tidak bisa bertemu"

Kaki [Name] terus berlari menyusuri bandara mencari keberadaan seseorang. Setelah mendapatkan percerahaan dari Maki, akhirnya [Name] bangkit dan berlari. Ia kembali mengejar orang yang ia cintai. Padahal ia sudah berjanji untuk berhenti mencintainya.

Walau begitu, hati tidak pernah bisa berbohong.

Pada akhirnya [Name] tidak bisa melepas Yuta begitu saja. 

"Hah.. Hah.. Yuta!" [Name] menyerukan Nama seseorang yang ia cari. Yuta yang mendengar namanya di serukan otomatis membalikkan tubuhnya. Menemukan [Name] yang tengah berdiri sembari mengatur nafasnya 

Brukk.

Tubuh mungil itu ambruk. Kepalanya tertunduk menyembunyikan paras cantik yang selalu memanjakan mata Yuta. 

"[Name]"

Yuta Menyerukan nama [Name] sembari kakinya melangkah mendekati tubuh mungil itu. Ia ikut terduduk di lantai dingin, di hadapan [Name]. Tangannya terulur untuk memegang dagu [Name], memaksanya untuk saling menatap manik.

"Kenapa kau menangis?"

Tanya Yuta setelah melihat kedua mata [Name] yang mengeluarkan liquid bening . Ibu jarinya tergerak untuk mengusap pipi yang mengalirkan air mata itu. 

Tangan [Name] memegang tangan Yuta yang berada di pipinya. Bibirnya melengkung, terlihat menggemaskan di mata Yuta. Membuat pipi Yuta sedikit merona. "huhu.. aku.. aku" Ujar [Name] terbata - bata di selingin suara tangis.

Yuta menyunggingkan senyum manis melihat wajah [Name]. Kini kedua tangannya memegang pipi chubby milik [Name]. "Kenapa kau mau pergi?" lirihnya tak melunturkan senyum yuta. 

"untuk bisa mendapatkan kekuatan dan bisa melindungimu" Ujarnya membuat [Name] terharu. Yuta menyatukan keningnya dengan kening [Name]. Sehingga [Name] bisa merasakan deru nafas hangat YUta menerpa wajahnya.

"Mau pergi bersamaku? mari kita jelajahi dunia ini bersama"

[Name] sedikit tertegun. Ia terdiam untuk beberapa saat sehingga membuat Yuta sedikit resah. Tetapi detik berikutnya, jawaban [Name] berhasil membuat senyumnya kembali merekah.

"Iya, aku mau"

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

【 8 Juni 2021】

Jadi reader-tachi, ending ini sudah aku tulis dari lama. Sooo, aku minta maaf banget kalo ternyata endingnya nga sesuai harapan kalian 😭 aku belum bisa ganti karena sedang ujian huhu.

Oh iya, Buat kalian yang sedang Ujian semangat ya;))

【 centimeter】;ft okkotsuyutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang