「❃┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟐 ┆𝒏𝒐𝒕𝒆 」

1.3K 237 39
                                    

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒄𝒆𝒏𝒕𝒊𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

"Ini, tolong berikan ini kepada yuta nanti ya [Name]"

Satoru menyerahkan sebuah tas hitam kepada [Name]. Sang gadis pun menerimananya. "Tentu saja!" Ujar [Name] menaruh tasnya di punggungnya. Kemudian ia membuat tanda hormat dengan menaruh tangannya di atas alisnya.

Ia pun melangkah pergi dari ruang guru tersebut. Hari sudah sore, ini adalah jam pulang sekolah. Karena itu, [Name] terpaksa membawa hadiah milik Yuta pulang bersamanya ke asramanya. 

Di asrama, yan ia lakukan hanyalah menatap tas hitam itu. Kemudian tangannya nakal membuka isinya, dan mendapati sebuah katana yang terbungkus oleh sarungnya. Iseng, ia mengambil sebuah spidol hitam, kemudian tangannya menulliskan sesuatu di pegangan Katana Itu.

Namanya di sisi kiri, serta sisi kanannya terdapat nama yuta. "Wah! cantik sekali" ujarnya mengangkat katana tersebut dan menatap puas hasil keisengannya. Setelah puas, ia pun berniat menghapus tulisan tersebut.

"Are? kok tidak bisa?"

Seketika ekspresi wajahnya berubah panik. coretan di katana milik Yuta tidak bisa di hapus. Stelah di teliti, ia ternyata salah mengambil Spidol. Ia menggunakan spide=ol dengan tulisan 'permanen' di sana.

"Ah, sepertinya aku akan mati besok karena malu"

Esoknya, ia datang dengan wajah yang mengerikan. Kantung matanya terlihat jelas bahkan suaranya terdengr parau. "Selamat pagi maki -chan" suaranya yang parau menyapa rekan sekelasnya.

"Ada apa denganmu? seperti habis terkena musibah saja" Telinga [Name] kembali di suguhkan ucapan sarkas dari temannya itu. Membuat bibirnya semakin melengkung ke bawah.

"Maki -chan huhu!" [Name] berhamburan kedalam pelukan Maki dengan berlinang air mata. Pada akhirnya ia menceritakan semua kejadian bodoh yang di alaminya tadi malam.  

"Ah, ini masih terlalu pagi mendengar cerita bodohmu. Lagian kenapa kau ini begitu bodoh? aku tidak mengerti lagi"

"Jahat sekali maki -chan"

[Name] mengusap air matanya menggunakan Tisu yang di sediakan oleh Maki. Kini ia duduk di milik Panda yang berada di sebelah bangku maki. "Aku kan tidak sengaja, aku tidak tahu kalau itu spidol permanen. Huwaaa bagaimana ini Maki -chan" [Name] kembali menangis sesenggukan.

"Sudahlah, kau hanya perlu meminta maaf. Ah itu orangnya sudah datan. Yuta! kemarilah, [Name] mau menyampaikan sesuatu" 

Kemudian sang pemuda yang baru memasuki ruangan kelas pun menghampiri temannya yang memanggil namanya. "Ada apa [Name]" ujarnya berhasil membuat [Name] terlonjak kaget. Ia dengan takut - takut membalikkan tubuhnya, menatap yuta yang setia menatapnya sejak tadi.

"maafkan aku! aku di suruh memberikan ini kepada mu oleh Gojou - sensei. Tapi aku malah merusaknya." Ujar [Name] menundukkan kepala tak berani menatap wajah Yuta. Tangannya menyodorkan tas hitam aang meruakan titpan untuk Yuta.

Tangan Yuta terulur mengambil tas tersebut. Kemudian ia membukanya dan mengambil isinya. "Maafkan aku! aku memag pantas di hukum, kalau kau mau aku akan mengganti rugi" ujar [Name] lagi yang kini sudah bersjud di hadapan Yuta.

Yuta memandang pedang yang ditujukkan untuknya. Mencari letak kerusakanya. Tetapi ia tak mendapati kerusakan sedikit pun. Yang ia dapati hanyalah sebuah ukiran namanya dan nama milik [Name] disana. 

Ia tersenyum.

"bangunlah [Name] -san" Dengan segera [Name] bangkit dari posisi sujudnya. Menata Yuta dengan tatapan memohon seperti anak kucing yang minta untuk di pelihara.

"Aku tidak marah kok. Malahan berterimakasih" ujarnya mengundang kebingungan kepada [Name] dan Maki yang menyaksikan sedari tadi.

"berterimakasih?"

"Iya, terimakasih karena sudah 'menandai' milikku" ujarnya di sertai senyum manis di wajahnya. mendengarnya membuat [Name] langsung tersenyum bangga. 

"hahah! itu bukan masalah kok bagi ku"

Pada akhirnya [Name] dapat trtidur nyenyak.

Kemudian Satoru datang meberi intruksi kepada muridnya untuk segera berkumpul di lapangan sekolah. Saat Yuta akan memasukkan katana nya kedalam tas tadi, ia melihat sebuah kertas terselip disana.

Tangannya menggapai kertas yang ternyata adalah note kecil berwarna kuning. Ada seuah tulisan tangan di balik note tersebut. Matanya membaca setiap kalimat yang tertera disana.

"Maafkan aku ya? sebagai permohonan maaf, aku akan membutkan mu bento kapan kapan! Jadi kumohon jangan marah :(

tertanda, [Name]!

Yuta tersenyum .Mebayangkan wajah [Name] yang sedang menangis sembari menulis note ini. 

"Baiklah, akan ku tunggu"

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩


【 11 April 2021】

【 centimeter】;ft okkotsuyutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang