Chapter 3

448 71 7
                                    

▼△▼△▼

Alyssia ke luar dari toilet setelah mencuci mukanya. Lagi-lagi ia menabrak seseorang. Apa lagi ini? moodnya sudah cukup rusak hari ini ditambah lagi barusan Calista menyebut nama Rey tepat saat ia membuka matanya seperti tidak ada soal lain saja yang bisa dibahas.

»»————- ⍟ ————-««

"Eh sorry gue gak-" ucapan Alyssia terpotong saat ia mendongakkan kepalanya. Tanpa melanjutkan kata-katanya Alyssia melanjutkan langkahnya meninggalkan Rey tetapi tangannya ditahan oleh Rey.

"Sia, dengerin aku dulu, aku sama Sandra itu cuma- "

"Rey gue sama lo udah selesai dan lo ga perlu susah-susah jelasin karna gue lebih percaya mata sama telinga gue dari pada omongan lo." ucap Alyssia memotong perkataan Rey. Alyssia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Rey.

"Tapi gak bisa gini dong Sia aku sayang sama kamu."

"Lepasin Rey!" bentak Alyssia.

"Kalo dia bilang lepasin ya lepasin." suara laki-laki membuat keduanya kaget.

"Lo gak usah ikut campur urusan gue." ucap Rey masih menggenggam pergelangan tangan Alyssia.

"Varo? lo kok-" tanya Alyssia bingung situasi apa sekarang ini.

"Urusan dia berarti urusan gue." lanjut Alvaro.

"Lo siapanya dia emang? kamu kenal dia Sia?" tanya Rey menatap Alvaro dan Alyssia tajam.

"Dia...dia emm." Alyssia bingung harus menjawab apa.

"Gue pacarnya. Masalah?." Alvaro melanjutkan perkataan Alyssia.

"Iya dia pacar gue." ucap Alyssia sambil menghempaskan tangannya dari genggaman Rey dan menarik tangan Alvaro."Ayok Var!". Mereka berjalan menuju taman meninggalkan Rey yang mematung, secepat itukah Alyssia melupakan dirinya?

"Lo kok ada di sini sih? lo bukan murid sekolah sini kan? terus lo ngapain di-" Alyssia menanyakan semua pertanyaan yang ada di otaknya saat ini.

"Sttt, nanya tuh satu-satu gimana jawabnya gue." Alvaro menempelkan jari telunjuknya di bibir Alyssia.

"Iya-iyaa abisnya gue ga ngerti kenapa lo tau-tau ada di sini." Alyssia menarik telunjuk Alvaro.

"Makanya kalo di kelas tuh dengerin guru bukannya tidur." ucap Alvaro tertawa.

Alyssia mengerutkan keningnya dan menautkan alisnya. Alyssia diam sejenak untuk berpikir, mata Alyssia membulat ia baru ingat tadi ada anak baru di kelasnya.

"Jadi yang tadi di kelas itu elo?" tanya Alyssia dengan suara tinggi.

"Iya, tapi biasa aja kali ngomongnya mbak." protes Alvaro sambil menutup telinganya.

"Idih." Alyssia memukul punggung Alvaro."Aduh sakit kali, awas lo ya rasain nih." balas Alvaro menggelitiki perut Alyssia."Gak kena." Alyssia berlari dan memeletkan lidahnya meledek Alvaro. "Kok kabur sih, sini lo. Alyssia!" Alvaro mengejar Alyssia.

"Udah deh ampun, capek gue." pinta Alyssia yang masih nafas terengah-engah.

Alvaro tertawa melihat Alyssia. "Yauda sini duduk dulu." ajak Alvaro duduk di salah satu kursi taman.

Ordinary BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang