Chapter 1

464 63 9
                                    

▼△▼△▼

Suasana kelas ramai seperti biasa saat ada jam kosong karena para guru sedang rapat. Bagi beberapa anak ini adalah anugrah maha indah surga dunia. Jamkos untuk dua jam pelajaran kedepan.

Para murid memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Cowok-cowok terlihat sibuk dengan ponselnya masing-masing, sebagian menghabiskan waktunya untuk bermain game online. Beberapa anak cewek berkumpul dan bergosip. Ada juga yang lebih memilih tidur, dan masih banyak kegiatan lain.

Alyssia duduk dikursinya bersama kedua sahabatnya disebelahnya sembari melihat koleksi sepatu disalah satu aplikasi online shop. Matanya berbinar kala melihat sepatu favoritnya.

"Ihh gue mau beli ini!." serunya

Sandra terkekeh melihat kelakuan sahabatnya itu."Minta sama ayang Rey dong."

Alyssia ikut tertawa sambil mencepol rambutnya asal dengan karet yang ada di meja. Anak rambut menutupi sebagian pipi chubbynya.

"Iuhhh..." ucap Calista sambil mempraktikkan gaya muntah. Calista Anastasia, sahabat yang paling dekat dengan Alyssia, paling jujur, dan blak-blakan sampai kadang tidak menyaring ucapannya dulu.

Alyssia membuka ponsel miliknya melihat notif muncul melihat nama yang di pin nya di Whatsapp matanya melebar. Alyssia langsung merapikan rambutnya sambil mengaca dengan layar ponsel yang mati.

"Udah rapi belom?"

"Idih ngapain sih lo?" tanya Calista.

"Rey mau kesini." kekehnya dengan nada riang.

Alyssia melihat wajah sedih Sandra walaupun sekilas." Lo kenapa San? gausah merasa kesepian gitu dong gue cuma bentar kok pacarannya."

"Udah San dia mah biarin lama lo sama gue aja." ucap Calista sambil merangkul Sandra.

Sandra tertawa dan mengangguk pelan."Awas kegep guru BP!" peringat Sandra pada Alyssia.

Alyssia yang sudah melihat Rey diambang pintu langsung berlari menghampirinya dengan senyum yang mengembang."Aduhhhh...."keluhnya.Kakinya terpentok kaki meja.

Rey yang melihat pun hanya terkekeh pelan."Makanya kalo jalan liat-liat." Alyssia tersenyum malu."Hehehe...yuk."ajaknya.

Mereka duduk di kursi taman, Rey menatap wanitanya itu sesekali ia menganggukkan kepalanya menandakan ia mendengarkan cerita-cerita Alyssia . Rey merasa sangat beruntung memiliki Alyssia di dalam hidupnya sekaligus menyesal dengan apa yang telah ia perbuat pada Alyssia.

»»————- ⍟ ————-««

Seperti biasa Alyssia menunggu jemputannya, teman-temannya pun sudah pulang."Pak Tarjo mana sih."keluhnya menunggu sopirnya yang tak kunjung datang.

"Lo belom pulang Sia?" tanya salah seorang laki-laki.

"Belom Den masih nunggu sopir."ucapnya Alyssia.

"Eh iya Den kok udah pulang bukannya ada latihan basket?"lanjut Alyssia bertanya.

"Gak ada latihan sih hari ini, emang kenapa Sia?"jawab Deni

"Ouhh, gapapa." ucap Alyssia bohong dan langsung meninggalkan Deni.

»»————- ⍟ ————-««

Alyssia berjalan menuju kelas Rey dengan perasaan yang bertanya-tanya, mengapa Rey berbohong padanya. Mata Alyssia melebar saat melihat Rey yang berada di kelasnya bersama wanita yang terlihat tak asing baginya karena wanita itu memunggunginya.

Ordinary BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang