Chapter 4

217 40 1
                                    

▼△▼△▼

Alyssia menatap Alvaro yang sedang asik menikmati hujan. Bertemu dengan laki-laki yang tidak ia kenal bahkan tidak pernah ia lihat sekalipun sebelumnya, hanya laki-laki misterius yang tiba-tiba hadir di hidupnya di saat yang tepat bagi Alyssia, selalu ada di saat gadis itu membutuhkannya. Alvaro mengerti apa yang tengah dirasakannya, dengan sifat perhatiannya membuat Alyssia nyaman sejak awal pertemuannya dengan laki-laki itu.

»»————- ⍟ ————-««

Alvaro mengeluarkan motornya dari parkiran dan menghampiri seorang gadis yang tengah berdiri dekat gerbang sekolah.

"Let's go, ni helmnya." ajak Alvaro, senyum Alyssia mengembang saat melihat Alvaro yang sudah di depannya. Alyssia dan Alvaro sering menghabiskan waktu bersama belakangan ini biasanya untuk belajar persiapan ujian karena Alvaro termasuk anak yang pintar jadi ia mungkin bisa menggatikan Rey yang biasanya mengajari Alyssia saat mau ada ujian.

"Mau di mana ni kita hari ini?" tanya Alyssia di tengah perjalanan.

"Hmm...di danau aja kali ya enak sepi jadi bisa lebih fokus." jawab Alvaro dan Alyssia mengangguk setuju.

Alyssia sudah berlari lebih dulu ke tepi danau tempat biasa mereka duduk dan disusul Alvaro. Alyssia menghirup udara yang masih terasa sangat sejuk belum terkena polusi tidak seperti Jakarta yang penuh debu dan polusi. "Udah lama juga ya kita gak kesini."

Alvaro hanya tersenyum membalas ucapan Alyssia. Alyssia sudah terbiasa dengan sikap Alvaro yang dingin dan cuek, belum lama mengenalnya saja Alyssia sudah bisa melihat beberapa kebiasaan dan sifatnya.

"Kapan belajarnya kalo gini nih?" tanya Alvaro yang melihat Alyssia sedang asik sendiri.

"Hehehe abisnya asik banget di sini rasanya tuh tenangggg banget." jawab Alyssia dengan raut wajah yang terlihat ceria seakan tidak ada beban masalah dihidupnya. "Yaudah ayok, biar cepet-cepet ujian selesai terus lulus." lanjutnya. Alvaro terkekeh pelan dan mengacak rambut Alyssia.

Alvaro mulai dari pelajaran matematika, pelajaran yang paling membosankan menurut Alyssia bukan hanya karena materi pelajarannya saja yang susah tapi juga guru yang mengajar adalah guru killer. Alvaro menjelaskan materi dengan teratur dan pelan agar mudah di mengerti oleh Alyssia. Sebagian materi sudah dimengerti oleh Alyssia, Alvaro terus fokus menjelaskan materi.

"Kalo yang ini gitu Sia ngerti ga apa yang gue jelasin?" tanya Alvaro yang masih fokus pada bukunya.

"Sia?" tanya Alvaro lagi yang tidak mendengar jawaban dari Alyssia. "Yah tidur ni anak pantesan ditanyain gak dijawab." Alvaro berbicara sendiri saat menengok melihat Alyssia yang sudah tertidur dengan posisi bertopang dagu pada tangan yang bertumpu pada paha. Alvaro memindahkan kepala Alyssia bersandar di pundaknya karena kepala Alyssia beberapa kali terantuk-antuk hampir jatuh.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.35 sore. Alyssia menguap dan membuka matanya perlahan. Saat Alyssia ingin mengangkat kepalanya dan menegakkan tubuhnya, kepala dan tubuh Alvaro hampir jatuh ke samping karena mereka tidur dengan kepala yang saling bersandar untung saja Alyssia dengan sigap langsung menahan kepala dan tubuh Alvaro. "Ehh Alvaro!" teriak Alyssia karena kaget membuat Alvaro juga kaget dan langsung bangun. "Sorry Var yaampun gue gak liat." lanjut Alyssia. Alvaro masih mengumpulkan nyawa karena terbangun tiba-tiba. "Iya gak-papa , salah gue juga ketiduran tadi." jawabnya masih setengah sadar.

Ordinary BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang