4. Lintang

15 0 0
                                    

"Mbok saya pamit."

"Loh Mas langit ojo kesusu ae, iki Mbak Dara baru dateng kok mau pamit aja."

"Iya ada urusan Mbok, Assalamualaikum." Langit berjalan menatap kedua tatapannya berhenti kepada cowok disebelah Dara iya itu Alta tidak tahu bagaimana cara temannya itu mendekati Dara satu hal yang kalian tahu Langit benci itu.

"Waalaikumsalam."

.
.
.

"Oalah ceritanya gitu Mbak Dar. Oh ya yang ini cowok nya Mbak Dara bukan?" Mbok Marlen dan Dara bercerita banyak karena sudah lama tidak bertemu sampai lupa kalau disini ada Alta juga.

"Bukan ini kenalin namanya Alta Mbok dia temen baruku di sekolah. Tadi pas aku mau kesini tiba-tiba mobil mogok eh gak sengaja ketemu Alta."

"Hmm Masih ingat rumah Mboj ternyata ya."

"Iyalah Mbok aku inget- inget terus hehe."  Disaat mereka berdua asik ngobrol Alta dengan serius menatap Dara tidak luput dari bibirnya yang terus ngoceh. Senyum smirk menghiasi wajah nya entah kenapa Dara merasakan kalau Alta saat ini berbeda dengan yang waktu meminjami jaketnya.

Dara merasa risih sekali. Ia mencari nomor untuk ia hubungi lewat sms. Setelah ia send barulah ia mengobrol lagi dengan Mbok Marlen.

"Al kalo lo mau pulang. Pulang aja gue aman bisa nginep disini kok."

"Serius?"

"Iya duluan deh."

"Oke."

Alta tidak langsung pulang dia menunggu Dara dengan pura-pura masuk di minimarket sebrang.

Alta yang masih fokus mantau rumah Mbok Marlen dikejutkan dengan kedatangan cowok bermotor memakai hoodie kuning.

Alta fokus melihat cowok saat dibukanya hel fullface itu Alta terkejut sempat menutup mulut nya dengan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alta fokus melihat cowok saat dibukanya hel fullface itu Alta terkejut sempat menutup mulut nya dengan tangannya.

"What the hell Lintang."
.
.
.

"Lo kenapa Al kayak gak ada gairah hidup mirip Langit aja ohiya mereka berdua kan kembar beda lubang kan yah hahahah." Gurau Gara dengan tertawa terbahak-bahak.

"Lu bisa diem gak si Gar mumet gue." Cewek yang duduk didepan Gara merasa terganggu.

"Apasih baperan banget jadi cewek."

"Baper gundulmu sedih woy." Cewek berambut sebahu itu lagi mangkel sama Gara.

"Sudahi sedihmu mari cari contekan bersamaku." Gara tertawa lagi melihat cewek didepannya merengut kesal.

"Gar lo anggep permainan ini serius gak?" Alta bertanya dengan nada tegas tidak cuek seperti biasanya.

"Maksut lo permainan kita berempat?" Alta mengangguk.

The ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang