11. Kelam

11 0 0
                                    

"Woy lo ngapain berdiri disini Al." Suara Gama mengagetkan Alta yang sedang memperhatikan kebahagiaan kedua sejoli. Langit dan Dara.

Alta melirik malas Gama setelah itu meninggalkannya. Gama garuk-garuk kepala bingung.

"Gue ngapain kesini juga, pemandangannya menarik disini tapi suasana nya yang gak tertarik." Gama meng-iri melihat kemesraan Dara ke Langit. Bagaimana enggak di gazebo Dara berceloteh panjang lebar sedangkan Langit dengan sabar mendengarkan tatapannya pakek tulus banget.

"Jiwa jomblo gue meronta-ronta euy."

.
.
.

"Hai Dar, udah sembuh lo." Sapa Alta ketika Dara datang diiringi Langit di sebelahnya.

Gama,Regal, dan Bumi otomatis melihat. Lintang dia tidak bisa datang karena ikut Papa nya ke luar kota belajar bisnis katanya, tapi saat tahu Dara sakit Lintang sudah menjenguknya sempat ada adu otot dengan Langit tapi udah baikan. Biasa mereka mah.

"Alhamdulillah udah enakan."

"Bagus deh kalo gitu."

Dara mengangguk dia masih canggung sama Langit dulu sempat tertarik sedikit sama cowok itu.

Langit mengelus kepala Dara menariknya agar bersandar di pundaknya. Dara menahannya karena banyak yang liat.

"Kenapa si Lang, Banyak temenmu disini." Dara melototi Langit sambil berucap tanpa suara.

Langit menarik Dara mendekat.

"Gapapa yang iri biar iri." Suara Langit Lantang menjadi pusat perhatian teman-temannya.

"Aelah sekali deket sama cewe membucin anda." Ejek Bumi.

"Mengiri gue."

"Mengsedih gue." Ujar Regal dan Gama bebarengan wajahnya sok-sokan sedih.

Dara tersenyum canggung ia sedikit menjauh dari Langit. Dara mah orang nya kalo belum terlalu kenal pemalu ntar kalo udah terbiasa beuh malu-maluin.

"Langit suka mesum loh Dar awas di mesumin." Celoteh Bumi cengengesan. Kepalanya dilempari makanan ringan oleh Langit. Bumi hanya memeletkan lidah bangga.

Ohya Bumi itu adik kandung Langit cuma beda setahun aja dan gak satu sekolah.

Hari sudah semakin gelap teman Langit masih setia di rumahnya bagaimana nggak betah disini banyak makanan apapun tinggal minta Mbak Narsih Art dirumah ini.

Papa Langit sudah mulai hangat kepada teman-teman Langit itu semua karena kedatangan Dara dirumahnya.

"Dar elo mending tinggal sama Langit disini." Bujuk Gama. Regal menyenggol lengan Gama.

"Alah akal-akalan lu doang."

"Apasih lu ikut aja remahan wafer."

"Eh Dar gini nih Gama nggak pernah makan enak biasa." Regal memasukkan kue kering kedalam mulut Gama. Yah mereka selalu ribut.

Dara cuma teesenyum.

Alta melirik jam tangannya sepertinya dirinya harus mengajak dua curut ini untuk pulang.

"Cabut yuk dah malem." Alta berdiri.

Gama dan Regal sedikit tidak setuju. Sebelum keluar dia mengambil ku kering di toples ia masukkan ke kantong untuk dibawa pulang.

Bumi ketawa melihat kelakuan teman Langit.

"Makasih Lang gue pulang."

"Dadah Bye."

The ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang