Seorang wanita membuka matanya dan langsung disuguhi pertanyaan dari seorang dokter lelaki muda di depannya ini.
"Ada yang sakit? Butuh sesuatu?" Tanya seorang cowok berjas putih itu kepada Verucci.
"Water.."
Dengan cepat dokter itu langsung menyodorkan segelas air yang ada di nakas kepada Verucci dan langsung diteguk habis olehnya.
Verucci menatap sekeliling nya dengan bingung masih dengan tatapan datarnya. Dan berhenti pada sosok yang duduk di sampingnya ini.
"Hospital?" Tanya Verucci dingin.
"Iya kamu lagi di rumah sakit. Dengan kasus ingin bunuh diri." Jelas sang dokter yang tak lain bernama kartu nama Adam Parker.
Verucci mengerutkan keningnya. Ia berpikir sejak kapan ia bunuh diri?
'Oh I see. Ini pasti ulah si Jerk itu! Pemalsuan kasus! Bastard!' batin Verucci yang belum sadar akan keadaan.
"Tapi bisa-bisanya aku selamat." Gumamnya yang masih bisa di dengar dokter itu.
"Yah bersyukurlah. Kalau ada yang di butuhkan lagi tekan tombol merah di sampingmu ya, saya pamit." Sebelum melangkah dokter itu sudah di tahan Verucci dengan pertanyaan nya.
"Siapa yang bawa saya ke sini?" Tanyanya.
"Keluarga kamu, seorang lelaki paruh baya dan seorang lelaki seumuran kamu."
'Gila si Aresto jadi ayah saya. Ih amit-amit.'
Lalu dokter itu keluar dan tak lama masuk seorang lelaki paruh baya dan seorang cowok yang umurnya selisih dua tahun dari pemilik tubuh. Siapa lagi kalau bukan Papa dan Abang dari Vee.
Verucci menatap mereka dengan ekspresi datar nya sambil mengangkat sebelah alisnya membuat Abang dan Papa Vee heran.
'Suruhan?' batin Verucci yang masih belum sadar keadaan. Lalu memejamkan matanya seraya mendongak ke atas.
"Sudah sadar heh?!" Sinis Owen.
Verucci berdehem masih dengan posisi awalnya. Membuat kedua orang di samping bednya menatapnya heran.
"Dibayar berapa?" Tanya Verucci dingin. Ia masih mengira kedua orang di depannya itu orang suruhan Aresto.
Papa dan Abang Vee bingung.
"Apa kau bilang barusan?" Tanya Papa Vee.
"Deaf! Ck! Tidak jadi. Silahkan keluar tuan-tuan." Usir Verucci.
Papa dan Abang Vee kaget.
"Sudah berani mengusir?! Bahkan saya sebagai ayah kau masih mau mengantarmu ke rumah sakit! Dasar anak tidak tau diri!" Bentak Papa Vee marah.
Vee yang mendengar itu menatap bingung dan merasakan kepalanya yang pusing lalu segera menekan bel memanggil Dokter dan perawat.
Dokter muda tadi segera datang dengan seorang suster di belakangnya.
"Usir kedua orang gila ini. Dan periksa saya. Kepala saya pusing." Suruh Verucci membuat semua orang di ruangan itu kaget.
Kemarahan Papa Vee dan Abangnya memuncak tetapi sudah keduluan suster yang mengusir mereka.
Tiba-tiba pandangan Verucci buram dan tertidur lesu.
***
Verucci berada di sebuah ruangan berwarna putih semua. Dan melihat seorang gadis cantik yang tersenyum ke arahnya.
"Hai kakak!" Sapanya.
Verucci hanya mengangkat sebelah alisnya sambil berdehem.
"Jawab kek! Oke back to topic, pasti lo bingung kan sama apa yang terjadi? Disini gue Victoria Grey Kennedy mau menjelaskan. Huh tarik nafas dulu abis tuh tahan sampe kiamat. Canda hehe. Oke-oke jadi gini, kakak itu bertransmigrasi ke tubuh gue. Jadi um... Jadi saya mencoba bunuh diri dan mohon ke Tuhan supaya nyawa gue bener-bener di cabut. Dan Tuhan memang sayang sama gue. Jadi gue nyerahin tubuhnya ke elo kak! Gue harap Lo jaga tubuh gue baik-baik! Wujudkan juga keinginan gue. Gue ga perlu sebut karena sebentar lagi memory gue udah ada sepenuhnya si elo. Nah gue dah cape jelasin bebeb malaikat udah nungguin gue. Gue duluan... Jangan kangen karena itu sakit ..."
Setelah mengatakan itu Vee ditarik seorang berjubah dan bersayap putih dengan muka tampan ke atas, ketempat yang lebih terang.
Tak lama setelahnya Verucci di tarik ke sebuah ruang memory yang memutar semua memory-memory tentang kehidupan seorang Vee.
Di dalam batinnya ia meringis bahwa dia senasib dengan gadis ini tetapi dengan tipe kasus yang berbeda.
'Kasihan sekali anda Vee... Saya seorang Verucci cepat atau lambat akan membalas semuanya layaknya bom waktu. Terima kasih telah memercayai saya nona.' batin Verucci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transfer of Souls V
De Todo"Hiks... Tuhan, saya lelah hidup di dunia ini... Saya tau saya salah dan saya masih banyak dosa. Tetapi saya sudah benar-benar tidak sanggup Tuhan... Vee rindu Mama...Izinkan saya untuk bertemu dan menghapus rindu dengan-Mu... Maafkan saya..." Setel...