Verucci membuka matanya dan melihat sekeliling. Ia masih berada di tempat yang sama yaitu rumah sakit. Verucci melihat seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Bi Dini sedang menyiapkan bubur. Yang menurut ingatan Victoria Bi Dini adalah orang satu-satunya yang ada saat Victoria sedang dalam titik terendah.
"Eh Vee, udah bangun Nak?" Tanya Bi Dini. Victoria yang mengatakan lebih nyaman dipanggil Nak daripada Nona.
"Saya haus." Jawab Verucci tak terbiasa dengan keadaan seperti ini.
"Oh iya ini Nak minumnya. Sini sekalian makan pagi. Kamu makan sendiri atau Bibi suap?" Tanya Bi Dini lembut.
"Suap."
Bi Dini tersenyum mendengar jawaban Verucci dan langsung menyuapnya makan. Dengan telaten Bi Dini menyuapi Verucci makanan dan disambut dengan baik oleh Verucci.
Ceklek!
"Pemeriksaan pagi pasien kuuu. Kamu udah makan kan Victoria?" Tanya dokter yang menanganinya waktu itu. Dokter pria muda lengkap dengan senyum dan lesung pipi tertera di wajahnya.
Victoria hanya membalasnya dengan deheman lalu meminum air yang berada di atas nakas.
Dokter pria muda yang bername tag Sagara Lazuardi itu segera memeriksa Victoria sambil sesekali memberinya pertanyaan ringan yang hanya di balas deheman oleh Victoria yang membedakan iya atau tidaknya hanya nadanya saja.
"Kasian mana masih muda." Cibir dokter Sagara.
"Dasar udah tua." Bales Victoria dingin.
Setelah berbincang sebentar dokter itupun keluar di gantikan dengan Owen yang masuk.
"Masih idup toh?." Tidak ada sapaan yang dilontarkan Owen malah tampak sebagai ejekan.
"Sinting. Mama saya gimana ya liat putranya lebih bela anak orang. Ck ck ck." Bales Verucci sinis namun terkesan dingin.
Owen terkejut mendengar itu dan sedikit merasa tersayat. Lalu menghela napas panjang dan berdehem.
"Betah di rumah sakit heh?! Gausah drama!" Bentak Owen lagi.
"Berani membentak? Pardon, who are you?!" Tanya Verucci santai tapi terkesan dinginbdan tegas.
"Ya-ya gue A-abang lo lah! Lo am-amnesia atau begimana?!" Bentak Owen sedikit gugup.
"Gagap? Belajar bicara dulu sana sama mami tiri anda." Jawab Verucci dingin namun santai sambil tersenyum miring menatap Owen menghina.
"Lo-lo! Adek sialan! Masih untung gue masih mau jenguk Lo!" Jawab Owen jengkel namun ada sedikit rasa terkejut di dalam raganya melihat perubahan sikap sang adik.
Verucci sudah menutup matanya seraya mengarah ke atas sambil melirik Owen tajam.
"Bi Dini. Pulang." Setelah mengatakan itu Verucci mencabut infusnya membuat tangannya mengeluarkan darah namun wajahnya masih datar. Sedangkan Owen sudah ngilu melihatnya dan Bi Dini melotot .
"Vee! Itu kenapa kamu cabut nak! Jadi berdarahkan!"
Tanpa memedulikan Bi Dini, Verucci berjalan melewati Owen dan berjalan menuju depan rumah sakit menunggu Bi Dini tanpa memedulikan tatapan orang sekitarnya yang ngilu melihat darahnya yang berceceran.
Ia duduk di kursi tunggu sambil bersender dan memejamkan matanya. Ada rasa lelah di dalam tubuhnya yang sekarang. Kepalanya juga berasa sedikit pusing dan memancarkan sedikit ingatan Victoria yang membuatnya berdecih lalu setelahnya tersenyum miring.
'Cih menjijikkan bagaimana bisa saya berada dalam tubuh yang seperti ini? Lupakan! Sekarang mari kita ubah semuanya! Sedikit goresan di bayar nyawa! Sekarang yang berada disini adalah saya, Verucci! So mari kita ubah.' sekarang ia sudah bisa menerima keadaan. Dan mulai sekarang juga kita ganti nickname nya menjadi Victoria atau Vee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transfer of Souls V
Diversos"Hiks... Tuhan, saya lelah hidup di dunia ini... Saya tau saya salah dan saya masih banyak dosa. Tetapi saya sudah benar-benar tidak sanggup Tuhan... Vee rindu Mama...Izinkan saya untuk bertemu dan menghapus rindu dengan-Mu... Maafkan saya..." Setel...