ɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ : ɴᴏ ʟᴏɴɢᴇʀ ʙʏ ɴᴄᴛ 127
"Rose?"
"Hmm?"
"Ka-kami masih disana kan?"
"Iya. Mbak Kenapa telepon?"
"...."
Hujan deras turun lagi malam ini. Setelah beberapa hari lalu berita mengabarkan beberapa pendaki hilang dalam pendakian.
Felix, masih menunggu kabar tentang keberadaan kedua temannya yang dalam pendakian itu, Mark dan hyunjin.
Felix dengan mata bengkak dan berkaca-kaca duduk tepat disamping kasurnya berharap telefonnya berdering bertanda nama Mark atau hyunjin, sebelum ia ingat tidak akan ada sinyal ditengah hutan sana.
Menyesal ia mengizinkan keduanya mendaki dengan keduanya, jika tau akan begini.
"Lix? Udah Ada kabar?"
Yeri muncul dari balik pintu dengan wajah cemas, bersama dengan karina dan Mina disana
Felix menggeleng.
"Lo udah makan?"
Mina dan Karina ikut bergabung duduk di samping kasur beralaskan karpet bulu milik Felix,
Mengeluarkan beberapa macam makanan yang sengaja mereka beli tadi untuk menjenguk felix sambil menunggu kabar kedua teman mereka
"Nih lix. Nasi goreng depan kampus, kesukaan lo. Makan aja nih"
Karina menyodorkan sebungkus nasi goreng lengkap dengan acar dan sendok plastik yang seringkali Felix bicarakan,
"Bukan gue yang suka ini, tapi Mark."
Nyatanya, ini bukan favorit Felix tapi Mark.
"Kar!" Yeri menepuk bahu Karina yang salah menduga itu
"S-sorry."
"Jeno ama Jaemin lagi dijalan." Ucap Mina memberi kabar
Ucapan Mina menjadi akhir percakapan keempatnya. Semuanya kembali sunyi, apalagi saat Felix mulai berhenti mengunyah santapan kesukaan Mark itu.
"Harusnya gue larang mereka mendaki. Apalagi musim hujan, kenapa gue bodoh banget sih, ah anjir!"
Semuanya mendongak setelah Felix berujar, Karina dapat melihat mata Felix berkaca-kaca
Dia bener-bener sedih.
"Guys! Gimana?"
Jaemin muncul, seperti biasa suaranya lantang, tapi lebih serak kali ini.
"Duduk dulu."
Yeri menarik ujung kardigan Jaemin untuk segera bergabung dan duduk bersama
Sedangkan Jeno yang memang lebih waras, sudah sejak tadi mendudukkan dirinya disamping Mina
"Lo gak apa-apa kan lix? Jangan sakit lo! Kita harus tetep nunggu kabar mereka"
Jeno menyemangati Felix sebisa mungkin,
Felix mengangguk tapi dia sama sekali tak punya semangat apa apa.
"G-gue di omelin sama Mamanya Mark." Felix
"Gue merasa bersalah,"
"Gue gaenak sama keluarga Mark."
Nada bicara Felix melemah, suaranya bergetar dan detik berikutnya Felix menenggelamkan wajahnya di balik tumpukan tangannya.
"Lix. Kalau kita tau bakal begini..siapa sih yang bakal biarin mereka berdua jalan" Tenang Mina
"Tapi secara gak langsung gue nyelakain mereka kan? Iya kan??"
"Jadi..gue pelakunya."
"Lix! Jangan gitu deh. Ini diluar rencana! Lo jangan kayak gitu.." karina
"Hufft. Guys, udah, kalau kita berantem gini..kita bakal makin gak tenang.." Yeri.
"Sampai berapa hari lagi kira kira pencariannya?" Sambung Yeri
"Perkiraan sesuai dengan titik pencariannya, sepertinya 3 hari lagi.." Jeno
"Mohon doanya teman teman. Salah satu peserta seleksi radio kita hilang dalam pendakian.."
Begitu isi chat dari dosen pembina Radio kampus, Rose membacanya perlahan,
Rose tau, itu Mark. Rose mendapat kabar ini sudah 2 hari lalu dari partner siarannya yang lain, Mbak Seulgi, yang notabenen merupakan kakak Hyunjin yang juga hilang dalam pendakian itu.
Sedih. Rose sudah jelas sedih, ia cukup akrab dengan Mark maupun Hyunjin, Mereka anak baik dan rajin seringkali juga melontarkan candaan manis untuk Rose saat perkenalan mahasiswa dulu
Terlebih lagi Mark, yang banyak membantu dia ini itu, Mark anak baik, Semoga dia segera kembali pulang kerumah dengan selamat
Begitu pula Hyunjin.
ᴘᴀꜱᴛᴀ'ꜱ ᴋɪᴛᴄʜᴇɴ ;ᴍᴀʟᴀᴍ ꜱᴇᴍᴜᴀ!
ᴍᴀᴋᴀꜱɪʜ ᴅᴀʜ ʙᴀᴄᴀ! ꜱᴇᴍᴏɢᴀ ꜱᴜᴋᴀ ʏᴀʜ!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka siapa?
FanfictionRose, semua yang hancur dan apa yang akan di bangun kembali.