Chapter 4

2.3K 382 137
                                    

WARN : THIS BOOK CONTAINS MATURE CONTENT THAT IS NOT SUITABLE FOR SOME AUDIENCES. PLEASE BE A WISE READER.

©BB922020
_____________________________________

Baekhyun yakin bila Jackson menyadari bahwa ia telah berbohong perihal reaksi Chanyeol. Tepat setelah hari itu, lelaki kecil tersebut kembali diam tak bersuara.

Baekhyun menghela napas dan termenung.

"Kesulitan mengajak Tuan Muda bicara?"

Hana mendekati Baekhyun dengan seragam koki andalannya. Wanita cantik itu membawa dua piring puding cokelat lalu menyodorkan salah satunya pada Baekhyun.

Ia duduk di seberang meja makan di hadapan Baekhyun seraya tersenyum kecil. "Kau sudah melakukan yang terbaik. Sejauh yang kulihat Tuan Muda nampak nyaman saat bersamamu."

"Aku masih harus berusaha lebih keras lagi." Baekhyun menanggapi dengan senyuman tipis. "Terima kasih." Ia menyendok potongan puding ke dalam mulut. Rasa manis dan lembut yang menyentuh lidah membuat suasana hatinya sedikit demi sedikit membaik.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Baekhyun ketika satu hal terlintas di kepala. Sebenarnya pertanyaan ini telah bersarang sejak pertama kali dirinya menginjakan kaki di penthouse.

"Apa itu?"

Bola mata Baekhyun melirik ke sekeliling ruangan. "Kenapa rumah ini begitu sepi? Maksudku.. kau tahu.. hanya ada kita dan Jackson di sini."

Hana langsung memahami arah pembicaraan Baekhyun. Ia mulai menjelaskan. "Ibu dari Tuan Muda sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Hanya Tuan Chanyeol satu-satunya yang Tuan Muda miliki, dan seperti yang kau tahu Tuan Chanyeol sangat sibuk setiap harinya."

Baekhyun menghela napas mendengar hal tersebut. Tanpa perlu diperjelas, ia bisa melihat betapa sibuk pria itu hanya dari tumpukan berkas di ruang kerjanya saat Baekhyun datang berkunjung.

"Kira-kira kapan Tuan Chanyeol biasa pulang ke rumah?"

"Rumah?" Alis Hana terangkat, lalu wanita itu menggeleng pelan. "Jika yang kau maksud rumah adalah tempat ini maka kau salah. Ini bukan rumah Tuan Chanyeol. Beliau tinggal di mansionnya sendiri."

Dahi Baekhyun mengernyit, terkejut akan pernyataan itu. "Maksudmu mereka tinggal terpisah? Kenapa?"

"Karena memang seperti itu. Mereka tak pernah saling berinteraksi." sahut Hana tenang. Wanita tersebut menikmati puding miliknya seolah pembahasan mereka tak begitu memberi kejutan.

"Tuan Chanyeol tidak pernah mengunjungi Tuan Muda."

Baekhyun terperangah. "Apa..?"

Tak ada yang lebih mengejutkan dari ini. Baekhyun tak habis pikir bagaimana bisa seseorang begitu tega meninggalkan anak kecil di rumah yang besar tanpa anggota keluarga dan hanya para bawahan?

"Aku tak tahu pasti keseluruhannya, tapi yang kudengar dari para pengawal hubungan Tuan Chanyeol dan pasangannya tidak berjalan baik." Pandangan Hana menerawang mencoba mengingat hari pertama ia datang ke rumah.

"Tiga tahun lalu saat aku mulai bekerja, Tuan Chanyeol menyerahkan tanggung jawab pada kami semua dan tak pernah muncul lagi setelah hari itu. Kami mengambil kesimpulan jika hubungan Tuan Chanyeol dan Tuan Muda berakhir sama buruknya."

Baekhyun terdiam. Tatapannya kosong saat memorinya memutar ulang adegan di mana Chanyeol menolak mentah-mentah bekal yang ia buat. Perasaannya kini berbisik curiga atas perlakuan Chanyeol hari itu. Mungkin saja bukan tentang dirinya, melainkan sesuatu di antara Chanyeol dan Jackson.

A ROSE ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang