Chapter 10

2K 184 110
                                    

WARN : THIS BOOK CONTAINS MATURE CONTENT THAT IS NOT SUITABLE FOR SOME AUDIENCES. PLEASE BE A WISE READER.

©BB922020
_____________________________________

Sesuatu yang terjadi kemarin bukanlah sebuah dongeng atau mimpi semalam. Saat Baekhyun membuka mata ia bisa merasakan nyeri di sekujur tubuh terutama di bagian bokongnya. Ia dibuat meringis kecil saat mencoba duduk di kasur.

Maniknya menjelajah ke setiap sudut ketika tak mendapati siapapun di sebelahnya. Kosong dan hampa menyergap. Entah mengapa dia langsung mencari keberadaan Chanyeol.

"Kau sudah bangun?"

Baekhyun menoleh ke arah pintu dan menemukan pria yang dia cari mengenakan setelan kerja. Dia tak sadar jika hari sudah menjelang siang. Dia tertidur cukup lama.

"Kau habis dari mana?"

"Mengantar Jackson dan mengurus beberapa hal di kantor." Pria itu berjalan dengan langkah ringan menghampiri Baekhyun.

Dia duduk di pinggir ranjang dan menepuk pahanya. "Kemari."

"Badanku sakit..." Adu Baekhyun. Rona merah samar-samar menghiasi pipi saat mengingat kejadian semalam.

Chanyeol mengerti dengan kondisi Baekhyun, karena itu dia tidak banyak bicara. Dia mengulurkan tangan menuntun Baekhyun pindah ke atas pangkuannya dengan hati-hati. Baekhyun menurut seperti anak baik tanpa ada bantahan.

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Kau membutuhkan ini." Chanyeol mengeluarkan sebuah salep dari saku jas.

Saat ini Baekhyun hanya mengenakan baju kebesaran milik Chanyeol yang dia gunakan untuk tidur semalam dan tak ada sehelai celana menutup area privatnya. Itu memudahkan Chanyeol untuk mengolesi salep pereda nyeri yang sempat ia beli ke lubang sang kekasih.

Baekhyun tak protes dan hanya memeluk leher Chanyeol. Membiarkan pria itu merawatnya dengan baik.

"Pelayan akan segera datang membawakanmu sarapan."

"Aku masih mengantuk..."

"Perutmu kosong sejak pagi. Aku akan menemanimu makan."

Baekhyun tak balas menjawab. Ia mengerjap sayu masih terbius oleh rasa kantuk. Bagaimana tidak? Dia bercinta dengan Chanyeol sampai tak mengenal waktu. Entah pria itu mendapat stamina dari mana untuk terus memberikan cumbuan yang membuat Baekhyun pasrah.

Bahkan saat ini Chanyeol kembali melahap bibir Baekhyun. Tak rakus, namun cukup membuat bulu kuduk Baekhyun merinding. Sentuhannya sangat sensual.

"Berhenti menciumku." Baekhyun melepas pelukannya.

"Kau tidak bisa menghentikanku." Pria itu beralih mencium pipi empuk Baekhyun dengan tarikan napas menghirup aroma lembut lelaki itu. Manis.

"Tapi ini wajahku!"

Chanyeol tak berniat menanggapi protesnya. Dia semakin gencar memberi kecupan di setiap inci wajah tersebut.

Baekhyun tertawa kecil oleh rasa geli. Tak tahu bagaimana bisa semua terasa semanis permen kapas, namun Baekhyun menyukainya. Siapa yang menduga keadaan bisa berubah sedrastis ini untuk mereka?

Para pelayan datang menginterupsi dengan sarapan di tangan. Baekhyun merona malu dan langsung bergerak melepaskan diri.

Tak seperti biasanya, hari ini Chanyeol terlihat lebih tenang. Suasana hati pria itu sedang bagus sehingga dia membiarkan Baekhyun beralih duduk di sebelahnya tanpa protes.

A ROSE ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang