WARN : THIS BOOK CONTAINS MATURE CONTENT THAT IS NOT SUITABLE FOR SOME AUDIENCES. PLEASE BE A WISE READER.
©BB922020
_____________________________________"Aargghh.."
"Kemari kau, Jalang! Siapa yang mengijinkanmu pergi?!"
Cengkeraman pada pergelangan kaki putih nan mulus itu bagaikan bilah pisau yang menyayat.
Seorang remaja laki-laki berusia 20 tahun telungkup di lantai dingin dengan jemari mungilnya yang mencoba meraih udara kosong berharap terselamatkan dari seretan pria bertubuh besar.
"Kau sama saja dengan Ibumu! Pelacur tak tahu diri! Berengsek!"
"A-Ampun.."
Pukulan keras lagi-lagi dilayangkan pada sosok remaja tersebut, tak peduli jika suara isak tangis dan rintihan telah mengisi ke setiap penjuru rumah.
"A-Ayah, kumohon hentikan ini hiks.. Kumohon.."
Lelaki mungil itu menangis terisak dengan kedua telapak tangan yang menyatu penuh permohonan. Wajahnya dipenuhi darah dan luka sobek.
Mengaum marah, surai hitam rambut itu dijambak oleh pria tua tersebut. "Dengar, Sialan! Jangan pernah berani mencoba kabur lagi atau aku akan menjual tubuhmu! Ingat itu!"
Byun Baekhyun tergeletak tak berdaya di lantai ketika sang ayah mendorongnya kasar lalu beranjak pergi dari rumah. Isak tangis dari bibirnya semakin nyaring bersama nyeri yang menjalar di sekujur tubuh. Ia kesakitan, terlebih di ulu hatinya.
Pandangan lemah itu mengedar ke ruang di mana ia berada. Botol-botol hijau kosong dapat ditemui di segala sudut bersama bungkus sampah rokok dan lain-lain.
Ia mencoba mengais ingatan terakhir kali ketika keluarga mereka baik-baik saja. Mungkin terjadi sekitar tujuh tahun lalu, sebelum masalah ekonomi datang menghancurkan keluarga utuhnya dan menghapus setiap senyum maupun tawa.
Kala itu, ayah dipecat dari pekerjaan hingga ibu harus berlari kesana-kemari mencari pinjaman uang. Mereka kacau, berusaha mencari jalan keluar, sampai suatu ketika sang ayah mengambil jalan yang salah. Perjudian yang dilakukan ayah mengobarkan api pertengkaran. Ibu memutuskan menyerah, lalu melarikan diri dari rumah dengan harap tak harus menjalani siksa hidup bagai neraka lagi.
Baekhyun tersenyum miris mengingat kemalangan dirinya. Tinggal bertahun-tahun bersama ayah pemabuk yang juga merupakan seorang penjudi membuatnya terpaksa bekerja di berbagai tempat demi memenuhi kebutuhan dan bahan taruhan untuk pria tersebut.
Baekhyun memaksa tubuh ringkihnya bangkit. Dengan sempoyongan, ia melangkah pelan keluar dari rumah.
"Pergi dari sini! Kami tidak bisa membantu!"
Itu suara tetangga di sebelah rumahnya. Dapat Baekhyun lihat sosok wanita tua menutup kasar tirai jendela saat ia menekan bel mencoba meminta bantuan.
Menghela napas, gemetar tubuhnya berjalan menjauh dari kawasan tempat tinggal. Baekhyun berjalan tanpa tahu arah. Ia ingin pergi, ingin terbebas seperti yang ibu lakukan.
"Kenapa kau tidak membawaku juga bersamamu, Ibu?" lirih suara itu menyambut malam gelap.
Baekhyun mengusap kasar air mata yang jatuh. Kakinya berjalan sedikit lebih cepat, mencoba menguatkan tekadnya untuk hilang dari hadapan sang ayah. Apapun yang terjadi, Baekhyun harus pergi malam ini atau semua siksaan tidak akan pernah berhenti ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROSE ON ME
FanfictionCHANBAEK FANFICTION [!!!] WARNING 🔞 MATURE CONTENT. Rated: M (YAOI/M-PREG) Genre: Drama/Romance Summary: Baekhyun kira pertemuannya dengan Chanyeol sudah berakhir setelah ia mengembalikan bantuan yang pernah pria itu beri, namun satu tawaran tak te...