Chapter 2

2.3K 373 130
                                    

WARN : THIS BOOK CONTAINS MATURE CONTENT THAT IS NOT SUITABLE FOR SOME AUDIENCES. PLEASE BE A WISE READER.

©BB922020
_____________________________________

Baekhyun tampak segar pagi ini saat tengah mengusak rambut basahnya sehabis mandi lalu berjalan santai menuju sebuah ruangan yang berada tepat di sebelah kamarnya.

Lelaki itu mengerutkan dahi saat mendapati kekosongan menyapa begitu ia membuka pintu. Kamar tersebut tampak rapi. Tak terlihat seperti disinggahi oleh siapapun.

"Ke mana dia?" gumam Baekhyun, seraya mengambil ponsel di saku celana. Ia mencoba menghubungi Heechul yang sepertinya tidak pulang ke rumah sejak semalam.

Setelah terlibat perbincangan panjang dengan Chanyeol kemarin, Baekhyun memang memutuskan langsung pulang ke rumah tanpa sempat berpamitan pada Heechul. Sekarang ia jadi dibuat kebingungan karena teman serumahnya tak menunjukan batang hidung dan bahkan tak kunjung mengangkat panggilan.

"Apa dia baik-baik saja?"

Sebuah kertas yang tertinggal di meja di samping tempat tidur mencuri perhatian. Baekhyun berjalan mendekat dan mengambil kertas tersebut.

[ Aku pergi. ]

Suara bel rumah berbunyi. Baekhyun menoleh dan langsung berjalan menuju pintu utama. Bukan sosok Heechul seperti yang ia kira, ia justru mendapati seorang wanita cantik berdiri di depan flatnya.

"Pagi, Baekhyun." sapa wanita tersebut. Yejin, namanya.

"Pagi, Kak. Ada apa?"

Cengiran manis terpatri di wajah wanita dengan baju kantoran itu. "Seperti biasa, Baek. Apa kau bisa menjemput Woojin pulang sekolah? Hari ini akan ada pesta kolega dan mungkin aku baru bisa pulang saat malam."

Sudah dapat diduga. Baekhyun mengangguk pelan disertai senyuman tipis. "Bisa, Kak. Kebetulan hari ini aku mendapat shift pagi jadi aku bisa menjemput Woojin setelah pulang kerja."

Tetangganya yang satu ini adalah orang tua tunggal. Setelah perceraian lima bulan lalu, Yejin sering kali meminta bantuan Baekhyun untuk menjemput putra semata wayangnya yang berumur tujuh tahun. Karena kesibukan, wanita cantik itu masih belum sempat membagi waktu untuk sang anak.

"Ah, syukurlah.. Terima kasih, Baek. Kau memang bisa diandalkan." balas Yejin seraya menepuk singkat pundak Baekhyun dengan senyuman lebar. "Kalau begitu aku berangkat sekarang. Tolong kabari aku jika kau sudah menjemputnya nanti."

"Tentu. Hati-hati, Kak."

"Terima kasih, Baek."

Senyum Baekhyun perlahan memudar setelah sosok wanita cantik itu menghilang dari pandangan. Ia menghela napas berat, memandang jauh ke lorong sepi sebelum masuk kembali ke dalam rumah.

"Sebenarnya ke mana Kak Heechul pergi?" resahnya.

Ini kali pertama Heechul meninggalkan rumah hanya dengan menitipkan pesan melalui kertas. Tak ingin curiga, namun yang terjadi masih memberi sedikit tanda tanya.

A ROSE ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang