Chapter 7

2.3K 259 201
                                    

WARN : THIS BOOK CONTAINS MATURE CONTENT THAT IS NOT SUITABLE FOR SOME AUDIENCES. PLEASE BE A WISE READER.

©BB922020
_____________________________________

Go Yoonjung.

Chanyeol masih ingat dengan jelas bagaimana pertemuan pertama mereka terjadi.

Tak ada hal istimewa. Berawal dari urusan bisnis yang diakhiri dengan satu malam panas, Yoonjung adalah satu dari sekian banyak wanita yang pernah ia tiduri.

Cinta? Itu tidak pernah ada.

Mereka hanya bertemu satu kali melalui Fernando Go, ayah Yoonjung yang merupakan pria berkebangsaan Meksiko dan pemimpin organisasi anti pemerintah. Mereka terlibat kerja sama dalam transaksi penyelundupan senjata api.

Mengesampingkan bisnis, Chanyeol tahu Yoonjung menaruh perhatian padanya. Wanita itu sering kali menghubungi Chanyeol meski semua selalu diakhiri tanpa balasan, bahkan ketika wanita itu mengatakan tengah mengandung.

Mulanya Chanyeol abai. Bukan hal baru mendengar seseorang mengaku tengah mengandung bayinya, namun setelah bulan berganti tahun, pesan kali ini berbeda ketika Yoonjung mengirim sebuah foto bayi kepadanya.

Semua menjadi lebih rumit ketika Chanyeol mengatur pertemuan kedua mereka.

Cukup gila bagaimana Yoonjung menjelajahi tiap penjuru dunia hanya untuk menemukan seorang bayi yang punya wajah serupa dengannya. Wanita itu bukan amatiran. Dia punya niat yang jelas.

Sesuatu yang belum Chanyeol ketahui alasannya.

ㅡ《•••》ㅡ

"Akh, punggungku..."

Baekhyun terbangun dengan kondisi tidak nyaman terduduk di lantai di samping tempat tidur.

Kerjapan matanya memandang ke sekeliling. Semalam Chanyeol mencengkeramnya terlalu erat hingga ia tidak bisa beranjak pergi dari kamar, akhirnya Baekhyun memilih duduk di lantai dan tanpa sadar terlelap hingga pagi menjemput.

"Apa dia sudah pergi?" gumam Baekhyun sembari menguap.

Baekhyun meninggalkan kamar kosong itu dan berjalan menelusuri lorong mansion tanpa tahu arah. Matanya menangkap kehadiran Dohwan yang berlalu ke arah lain.

"Dohwan!" panggilnya seraya berjalan mendekat.

"Hei, Baek."

Entah bagaimana bisa Dohwan terlihat baik-baik saja dalam balutan jasnya. Baekhyun sangat yakin jika di balik jas tersebut sekujur tubuhnya dililit perban seperti mumi. Pria itu tertembak cukup banyak kemarin.

"Bagaimana keadaanmu?"

Dohwan memberi senyuman. "Aku baik. Hanya sedikit sulit beraktivitas tapi jangan khawatir, ini bukan seperti pertama kalinya aku tertembak."

Mendengar hal tersebut tentu merupakan sesuatu yang baru untuk Baekhyun. Jika ini bukan pertama kalinya Dohwan terluka, apa itu artinya serangan seperti kemarin sudah sering terjadi?

"Kau sering terluka? Apa orang-orang jahat kemarin juga yang melukaimu?"

Pertanyaan polos itu menciptakan tawa pelan. Dohwan mengusak rambut Baekhyun.

"Bagaimana denganmu, Baek? Apa kau terluka?"

"Seperti yang kau lihat, aku tidak punya luka apapun. Aku baik-baik saja." Baekhyun menghentikan ucapannya dengan perasaan yang berubah tidak tenang. "Hanya saja.. Jackson..."

A ROSE ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang