Happy reading.
>><<
Vega menatap segerombolan kakak kelas yang sedang menyantap makan siangnya sambil mengobrol di sudut kantin sekolah.Mencari sosok laki-laki dingin itu diantara mereka. Namun nihil, ia sama sekali tak menemukan Raga di sana.
"Katanya kak Raga most wanted sekolah?" ucapnya menggantung.
Gina mengalihkan pandangannya, menatap Vega yang masih mengedarkan pandang ke seluruh penjuru kantin.
"Biasanya most wanted sekolah itu suka bergerombol kayak mereka ... tapi gue gak liat Raga di sana." Ia menunjuk gerombolan kakak kelas itu menggunakan dagu nya.
"Kak Raga .... " Gina berucap seolah menekankan bahwa Raga itu adalah kakak kelasnya yang wajib dipanggil 'kakak'.
Ia mengedarkan pandangannya dan berhenti ketika objek yang ia cari telah berhasil ditemukan.
"Itu, dia!"
Vega mengalihkan pandangannya, melihat Raga yang berjalan ke salah satu penjual minuman sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.
Dia sendiri? Batinnya.
"Lo suka sama kak Raga?" tanya Gina menyelidik.
"Nggak lah!"
"Wajar kali, Ve."
Gina melihat Raga yang sedang berjalan menuju penjual minuman, gadis itu melambaikan tangannya.
"Kak Raga!" Gina berteriak memanggil Raga yang langsung menoleh kearahnya.
Vega membulatkan mata ketika Raga berjalan kearah mejanya dan Gina.
"Kenapa?" ucapnya dingin dan datar seperti biasa.
"Ve, suka sama lo!"
Raga hanya tertawa meremehkan. "Biasa."
"Kepedean banget lo, gue ogah kali suka sama cowok kayak lo!"
Raga hanya menaikkan sebelah alisnya dan berlalu begitu saja meninggalkan Vega yang masih menatapnya dengan tatapan kesal.
"Kok, lo bisa sih kenal sama dia?!"
"Gue pernah satu tim sama dia waktu olimpiade matematika beberapa bulan lalu," ucapnya cengengesan.
Vega menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, ia berpikir bahwa berteman dengan Gina merupakan suatu kesalahan.
Gue harus insecure gak sih punya temen yang pinter kayak Gina? Batinnya.
"Gue ke toilet dulu ya, Gin."
Vega berdiri dari tempat duduk nya dan hendak berjalan menuju toilet yang tidak jauh dari kantin sekolahnya.
"Mau gue temenin?"
"Gak usah deh, gue sendiri aja."
Gina hanya mengangguk dan membiarkan Vega pergi sendiri meninggalkan kantin yang mulai ramai oleh para siswa yang ingin segera mengisi perutnya.
***
Setelah selesai dari toilet, gadis itu berjalan sendiri di sepanjang koridor kelas sambil membawa botol aqua yang hanya tersisa sedikit. Ia meneguk minuman itu sampai tak bersisa dan membuangnya di sembarang tempat sebelum ada yang meneriakinya dari arah belakang.
"Woy!"
Vega menoleh dan menatap sosok Raga yang berdiri di belakangnya sambil mengambil botol plastik yang baru saja gadis itu buang.
Laki-laki itu menunjuk tempat sampah yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. "Lo gak liat di situ ada tempat sampah?"
"Buang sampah jangan sembarangan!" ucapnya meneruskan.
"Kebetulan botolnya udah ada di tangan lo ... kenapa gak sekalian aja lo buangin?" Gadis itu tersenyum meremehkan dan meneruskan perjalanan menuju kelasnya.
Cih.
"Untung cewek!" ucapnya menggerutu.
***
"Kepala gue rasanya mau pecah," ucap Vega sambil memijat pelipisnya.
"Lho kenapa? Lo sakit?" tanya Gina khawatir.
"Sakit jiwa gue gara-gara pelajaran fisika barusan!" gerutunya.
Gina hanya tertawa melihat kelakuan teman barunya ini.
Bel pulang sekolah memang sudah berbunyi sejak tadi, dan para siswa pun sudah mulai berhamburan keluar dari gerbang SMA Galaksi.
"Lo gak mau balik?" tanya Gina sambil merapihkan alat tulisnya.
"Lo duluan deh," ucapnya santai.
Gina mengangguk dan berjalan keluar kelas setelah berpamitan pada Vega yang masih memainkan ponsel di tempat duduknya.
***
Vega berdiri di depan sekolahnya untuk menunggu angkutan umum yang lewat. Ia mengecek ponselnya beberapa kali untuk melihat jam di sana.
"Woy!"
Vega mengalihkan pandangannya kedepan dan melihat Raga yang sedang membuka helm full face nya di atas motor yang ia naiki.
Vega menghela napas berat.
"Lo lagi," ucapnya.
"Lo anak baru kan di sini? Gue cuma mau bilang, kalo udah jam segini itu angkutan umum jarang ada yang lewat sini."
"Terus?"
Huft.
"Lo pulang sama gue."
***
To Be Continue ....
WM Challenge.
#19dayswithlacPublish, 06 May 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Danger [TAMAT]
Teen FictionMenjadi buronan seorang Polisi memang terdengar mengerikan, namun bagaimana jadinya jika menjadi buronan dari seorang laki-laki yang selama ini selalu bersama dengan kita? Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis yang memilih jalan yang salah un...