Happy reading.
>><<
Rasa bosan kerap kali menyapa, membuat setiap insan hampir kehilangan logikanya.
Vega jenuh dengan kehidupannya yang hanya seputar coffee shop dan kamar kos nya. Ia pun tak mempunyai banyak kenalan di sini, lagi pula ia harus menghemat agar uang nya bisa mencukupi kebutuhannya selama satu bulan, sebelum akhirnya ia mendapatkan upah dari hasil kerjanya.Tok ... tokk ... tokk
"Iya sebentar," ucap Vega dari dalam kamarnya.
Ia membuka pintu kos nya dan melihat Fira yang sudah berdiri di depan sana dengan pakaian yang terbuka serta make up tebal melapisi wajah cantiknya.
"Fira ... tumben lo dandan kayak gini, mau kemana?" tanya nya, kaget.
"Gue mau ajak lo pergi, yuk! Suntuk kan lo di kamar terus?"
Entah apa yang harus Vega katakan. Di satu sisi ia memang membutuhkan hiburan, namun di sisi lain entah kenapa perasaannya menjadi tidak tenang.
"Boleh deh, gue ganti baju dulu ya."
Fira mengangguk lalu tersenyum manis padanya. Vega kembali.menutup pintu kamarnya dan mengganti pakaiannya.
Gadis itu juga memakai dress selutut yang pastinya sedikit lebih tertutup dari yang dipakai oleh Fira. Bedanya, Vega hanya memakai sedikit riasan di wajahnya.
Tak butuh waktu lama, ia keluar dengan penampilan yang jelas berbeda dengan yang sebelumnya.
Mereka berdua menaiki mobil milik Fira yang sengaja di parkirkan di halaman kos nya. Mobil itu melaju kenjang menuju salah satu tempat hiburan malam yang berada di kotanya.
"Kesini?" tanya Vega ragu.
"Iya, udah lo tenang aja, kita gak akan macem-macem kok di dalem."
Vega mengangguk dan mengikuti langkah kaki Fira yang membawanya kedalam diskotik yang malam itu berkesan ramai. Banyak para pemabuk yang sedang menenggak minumannya di sini, Vega merasa risih namun ia harus bersikap biasa saja untuk menghormati Fira. Ini untuk kali pertama Vega masuk kedalam dunia gelap seperti ini.
"Minum?" tanya Fira sambil menyodorkan gelas yang berisi minuman beralkohol miliknya.
Vega mengangguk, entah apa yang menjadikannya seperti ini. Ia seolah berada dalam kendali Fira dan mengikuti semua yang dikatakan oleh perempuan itu.
"Cheers." Fira mengangkat gelasnya dan diikuti oleh Vega yang juga menaikkan gelasnya.
"Cheers," ucap Vega.
Sudah lewat dari tengah malam, entah sudah berapa banyak Vega menghabiskan minuman itu. Kepalanya terasa begitu berat dan pandangannya mengabur. Untung saja Fira tidak minum begitu banyak jadi dirinya masih bisa mengemudikan mobil dengan baik.
"Gue benci Raga," ucapnya parau.
"Kita mau kemana?"
"Lo mau bunuh gue juga ya?"
Vega meracau dengan tangan yang bergerak kesana-kemari. Ia benar-benar mabuk malam ini.
Fira memapah tubuh gadis itu hingga masuk ke kamarnya dan membaringkannya di atas tempat tidur lalu membiarkannya terlelap dalam mimpinya.
***
Hari sudah menjelang siang, namun Vega baru saja membuka matanya dan terkejut atas apa yang terjadi pada dirinya tadi malam. Ia mengusap wajahnya dan melihat jam di sebelahnya.
Vega membelalakan matanya, ia mencoba untuk berdiri namun kepalanya terasa begitu pening hingga ia terjatuh lagi di tempat tidurnya.
Dengan menggunakan semua tenaga nya yang tersisa, ia bangkit dari tempat tidurnya dan bersiap untuk pergi ke tempat kerjanya.
***
PRANGG!!
Gadis itu tidak sengaja menjatuhkan nampan yang berada di tangannya, sontak saja perbuatannya itu langsung mengundang amarah dari atasannya yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Apa-apaan ini?!"
"Maaf pak, saya lagi kurang enak badan," ucap Vega.
"Enak saja! Kamu pikir caffe ini punya nenek moyang kamu? Bisa rugi saya kalau begini!"
"Maaf pak maaf."
"Sudah! Kamu saya pecat, bereskan ini lalu pergi dari sini," ucap lelaki paruh baya itu tanpa belas kasihan sedikitpun.
"Pak tolong jangan pecat saya pak."
"Sudah pergi sana!"
Vega berjalan keluar caffe dengan pandangan lesu, entah harus apa ia sekarang. Bagaimana bisa ia menghidupi dirinya jika pekerjaan saja ia tak punya?
***
To Be Continue.
WM Challenge.
#19dayswithlacPublish, 27 May 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Danger [TAMAT]
Teen FictionMenjadi buronan seorang Polisi memang terdengar mengerikan, namun bagaimana jadinya jika menjadi buronan dari seorang laki-laki yang selama ini selalu bersama dengan kita? Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis yang memilih jalan yang salah un...