Happy reading.
>><<
"Ve, astaga! Lo kemana aja sih?!" ucap Gina ketika melihat Vega yang berjalan gontai kearahnya.
"Tadi gue salah masuk gudang, terus gak sengaja ke kunci di sana," ucapnya berbohong.
"Bikin khawatir tau gak? Oh iya, tadi kak Raga nyariin lo tuh."
"Iya, gue udah ketemu sama dia," ucap Vega santai.
Vega memegang pergelangan tangannya yang sedikit terluka akibat terbentur oleh meja rusak yang berada di gudang tadi. Ia meringis kesakitan dan berdiri untuk mengobatinya di UKS sekolah.
"Mau kemana?" tanya Gina.
"Ke UKS sebentar."
"Lo sakit?"
"Nggak, tadi gak sengaja kebentur meja, jadi gue mau ngambil obat merah."
Gina hanya mengangguk paham. Vega berjalan keluar kelas melewati koridor yang dipenuhi dengan teman-teman seangkatannya yang sedang berkumpul di luar kelas.
Gadis itu membersihkan dan mengobati lukanya sendirian. Ruangan UKS terasa begitu sunyi tanpa ada seorangpun kecuali dirinya.
***
Raga yang sedari tadi khawatir dengan keadaan gadis itu, mulai mencari keberadaannya.
"Di mana Vega?" tanya nya dengan wajah datar.
"Tadi sih dia bilang mau ke UKS," ucap Gina.
Tanpa sepatah katapun, Raga langsung menghampiri gadisnya itu di UKS. Benar saja, ia melihat Vega yang sedang mengobati lukanya sambil sesekali mengaduh kesakitan.
Tanpa pikir panjang, Raga duduk di sebelah gadis itu dan mengambil alih kotak P3K yang dipegangnya lalu mulai membalut luka di tangannya dengan perlahan.
Vega hanya memperhatikan setiap gerakan laki-laki ini, entah kenapa amarahnya seakan runtuh begitu saja ketika melihat ketulusan di wajah Raga.
"Makasih," ucap Vega tulus.
Raga hanya mengangguk dan menatap manik mata perempuan itu penuh dengan ketulusan yang terpancar dari matanya.
"Siapa yang bikin lo kayak gini?" tanya Raga.
Vega menggeleng. "Lo gak perlu tau."
Raga berusaha untuk mengerti apa yang dirasakan gadis ini, ia berhenti menanyakan hal itu dan hanya menatap luka di pergelangan tangan pacarnya itu.
"Masih sakit?" tanya Raga.
"Nggak."
Bel pulang sekolah berbunyi, membuat suasana SMA Galaksi seketika menjadi ramai dengan para siswa yang langsung bergerombol keluar dari gerbang sekolah untuk pulang kerumahnya masing-masing.
"Gue anter lo pulang."
Raga memapah tubuh Vega menuju parkiran sekolah, laki-laki itu meminjam mobil milik Farez untuk mengantar Vega kerumahnya.
"Kenapa gak naik motor lo aja?" tanya Vega.
"Lo masih lemas, kalo jatoh nanti gue juga yang repot," ucapnya singkat.
Vega hanya mengikuti perintah laki-laki itu untuk menunggunya di mobil Farez selama Raga pergi ke kelas untuk mengambil barang miliknya juga milik Vega.
***
Keheningan terjadi diantara keduanya, Vega yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan Raga yang sibuk dengan kemudi mobilnya. Tak ada yang memulai pembicaraan sampai mereka berdua sampai di perkarangan rumah Vega.
Raga membantu Vega untuk berjalan hingga sampai ke sofa yang berada di ruang tamu rumahnya. Laki-laki itu ikut duduk di sebelahnya sebelum akhirnya pamit untuk pulang.
"Kalo lo butuh apa-apa, jangan ragu untuk bilang ke gue," ucap Raga sebelum akhirnya meninggalkan rumah gadis itu.
"Raga," panggil Vega membuat Raga menoleh dan berdiri di ambang pintu rumahnya.
"M-makasih," ucap Vega kaku yang diikuti oleh senyuman khas miliknya.
Raga membalas senyuman Vega dan berjalan keluar rumahnya dengan perasaan senang dan senyum yang tak lepas dari wajahnya.
Vega menatap perban di lengannya dan tersenyum mengingat Raga yang begitu teliti mengobati lukanya tadi.
"Apa seharusnya gue gak terlalu kasar ya sama dia?" pikirnya.
***
🌻🌻
To Be Continue.
WM Challenge.
#19dayswithlacPublish, 17 May 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Danger [TAMAT]
Genç KurguMenjadi buronan seorang Polisi memang terdengar mengerikan, namun bagaimana jadinya jika menjadi buronan dari seorang laki-laki yang selama ini selalu bersama dengan kita? Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis yang memilih jalan yang salah un...