"Cepat cari dia sampai ketemu!"
"T-tapi bos_"
"Cari! Atau mau ku lubangi paru-paru mu saat ini juga?!"
"Ii-iyaa, b-baik bos.. akan kami cari secepatnya"
"Bagus! Besok sudah harus ada hasilnya! Mengerti!"
"Laksanakan!"
Dengan ucapan singkat itu semua orang yang ada di kantor mendadak ricuh berlarian kesana kesini, dengan ponsel yang di genggam masing masing. Saling mencari tau atau menghubungi satu sama lain.
Yaaa... seseorang yang telah hilang selama dua hari ini lah yang membuat semua orang mendadak panik, lebih tepatnya membuat seorang pangeran mafia khawatir terhadap kondisi seseorang yang dia maksud. Kemana seseorang itu? Apakah dia hilang? Atau diculik? Atau dia pergi dan takkan kembali?, entah lah kita akan menunggu waktu untuk menjawab dimana keberadaanya.
"Tolong jangan membuatku khawatir"
Truuutttt... truuuttt
"Siapkan mobil"
******
"Ayah"
Yang di panggil menoleh ke arah sumber suara ,"ada apa lagi anak ku??"
"Dia tidak sekolah, sudah 2 hari ini"
Yang di ajak bicara hanya berdehem, melanjutkan kembali aktifitas membaca korannya di pagi hari, sambil menikmati secangkir kopi buatan sang istri tercinta.
"Ayaahh!!!" Anak itu merasa kesal, karna ucapannya tak di anggap oleh sang ayah.
"Lalu apa yang harus ayah lakukan anak ku,?" Ucap sang ayah dengan pandangan yang masih fokus membaca koran.
Tiba-tiba dari arah dapur datang seorang wanita menghampiri ke dua orang yang sedang berbincang di ruang keluarga
"Yak!! Kenapa kau pulang? Ini masih pagi, dan_ jangan bilang kamu bolos lagi??"
"Bunda tidak tahu bagaimana perasaan ku"
Pria yang lebih muda kemudian beranjak pergi dari hadapan ke dua orang tuanya meninggalkan ruangan itu."Ada apa lagi dengan anak itu??" Tanya sang bunda, karna pertanyaannya tak di gubris oleh sang anak.
"Entahlah, mungkin dia sedang masa pubber"
"Ngaco! Anak itu sudah kelas 3 SMA"
Sang ayah pun hanya tersenyum menanggapi ucapan istrinya, lalu salah satu tangannya menepuk ke sebelah tempat duduknya mempersilahkan sang istri untuk ikut duduk di sampingnya.
"Bagaimana perasaan mu hari ini istri ku??"
"Sudah lebih baik, itu berkat dirimu"
**********
"Bagaimana sayang apakah pusingmu masih ada?"tanya sang ibu kepada anaknya yang terbaring lemah di atas kasur dengan termometer di mulutnya. anak itu menganggukan kepalanya dengan wajah pucat, mata sembab sebab menangis dan bibir kering akibat jarang minum air putih dan juga hidung merah karena ia sedang pilek.
Lalu sang ibu mengambil termometer yang berada di mulut sang anak, melihat berapa derajat suhu badan anaknya sekarang. Sang ibu menghela nafas panjang saat mengetahui suhu badan anak kesayanganya ini.