06.💚

284 23 0
                                    

"Ck, bala bantuan lagi"

"Lawan lo bukan kami Hwang!"

"Trus??"

"Lebih baik lo menyerah, dan pergi dari sini, sebelum gue bunuh lo di sini, dengan kondisi lo yang begini, maka dengan mudah lo mati di tangan gue hanya dengan satu pukulan saja" remeh Jaemin.

Hyunjin semakin menggeram ketika dirinya secara terang-terangan di remehkan seperti itu di hadapan banyak orang, sungguh Jaemin tak main-main dengan ucapannya.

Mendengar hal itu, Han kemudian mendekat dan menarik Hyunjin untuk pergi dari sana, di ikuti oleh Felix dan Bangchan.

"Liat saja nanti! Gue ga akan berhenti sampai di sini!"

"Silahkan saja"

Setelah itu para Gengster tersebut pergi meninggalkan tempat itu dengan langkah tertatih akibat sama-sama terluka.

Jaemin pun mendekat ke arah Chenle, lalu membuka semua ikatan yang berada pada tubuh gadis tersebut.

"Terima kasih" ucapnya.

Setelah itu, Jaemin mendekat ke arah Jisung membantunya untuk berdiri, kondisinya juga sama seperti kawanan Gengster Hyunjin tadi, Jisung tiba-tiba meringis ketika secara tak sengaja Jaemin menyentuh bagian perutnya,

"Akkhh"

"Ada apa?" Tanyanya panik

"Tidak apa hyung, Btw makasih"

"Apanya yang tidak apa, jelas-jelas kamu kesakitan seperti itu?"

"Jisung" Chenle berjalan tertatih mendekat ke arah Jisung dan Jaemin, sungguh kakinya memar sekarang akibat Hyunjin mengikat kakinya terlalu kencang.

Saat hampir mendekat, tiba-tiba saja Chenle oleng, dan dengan cepat Jisung menangkapnya, walaupun harus meringis menahan kesakitan.

"Kamu terluka?" Tanya Chenle

"Tidak.. aku tidak apa-apa"

Srakkk

Tanpa seizin Jisung,Chenle kemudian menyingkap kemeja Jisung ke atas, Chenle sedikit tercengang ketika melihat tubuh Jisung yang_menawan dengan beberapa petak menghiasi perut berototnya.

"Kamu terluka"

"Tidak,ini hanya memar biasa"

"Tapi memarnya terlalu besar jisung"ucap chenle sambil memegang memar yang lumayan besar menempel di perut jisung. Saat itu juga air mata chenle kembali menetes dengan sendirinya, mengingat perjuangan jisung tadi untuk menyelamatkan dirinya. chenle tidak tahu harus berbuat apa, seandainya tidak ada jisung tadi mungkin chenle sudah menjadi wanita kotor dimata keluarganya, beruntung juga ada jaemin yang datang tepat waktu tadi. Jika tidak mungkin jisung sudah tertusuk pisau lipat itu.

"Heii kenapa menangis? Aku tidak apa apa sungguh"ucap jisung lembut sambil membersihkan air mata chenle dengan ibu jarinya. Jisung juga melihat bercak luka yang ada di wajah chenle, jisung yakin hyunjin telah banyak melukai chenle. Tanganya kembali mengepal saat dilihatnya bibir indah chenle yang ternodai dengan darah, pipi lebam merah akibat tamparan keras hyunjin tadi, dan juga memar yang berada di kedua kaki dan tanganya.

"Maafkan aku, aku terlambat menyelamatkanmu... sungguh maafkan aku"ucap jisung yang tidak sengaja juga meneteskan air matanya

Jisung kemudian mengangkat chenle ke dalam pelukanya, sementara jaemin yang menyaksikan mereka berdua hanya menghela nafas, ia berjanji akan menghabisi Hyunjin apapun caranya.

"Sudah lah, tidak usah dipikirkan lagi lebih baik kita ke rumah sakit sekarang, dan kurasa kalian harus dirawat inap, melihat keadaan kalian yang cukup parah"ucap jaemin kemudian membantu jisung dan chenle untuk berdiri dan berjalan keluar dari gedung lama tersebut.

M A F I A (Jichen) GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang