"Gua bilang juga apa, gue ga kenapa-napa, pake acara di cek cek segala.. huft"
"Jadi kamu ga suka? Itu aku yang minta"
Jisung tercekat di tempat saat mendengar bias suara yang amat sangat dia kenali, sontak dirinya langsung menoleh ke sumber suara, dan benar saja, tepat di belakangnya sudah ada seorang wanita duduk di kursi roda yang di dorong oleh Haechan, dengan selang infus yang masih tertancap di pergelangan tangannya.
"B-bukan_begitu.. t-tapii_"
"Ya sudah kalo Jisung ga suka, ga usah nurutin lagi apa yang aku bilangin, ini juga kan demi kebaikan kamu, supaya kita tahu apakah luka kamu parah atau hanya cedera ringan saja, melihat kamu baik-baik saja, aku akan kembali ke kamar ku lagi "
Saat Haechan hendak mendorong kursi roda Chenle untuk meninggalkan ruangan Jisung, tiba-tiba saja Jisung segera menghentikannya,
"Tunggu""Ada apa lagi?"
"Maaf Le, bukan maksud aku begitu.."
"Lalu?"
"Begini, aku ga maksud ga ngehargai kamu, aku minta maaf kalo salah ya" ucap pria tinggi itu dengan nada sedikit memohon, takut jika pujaan hatinya itu ngambek, bisa runtuh dunianya kalau sampai itu terjadi.
"Iya tidak apa-apa, aku juga minta maaf kalau sikap ku ini berlebihan sehingga membuat Jisung merasa tidak nyaman" ucap gadis itu lugu.
"Enggak kok, sama sekali gak berlebihan, justru aku makasih banget sama kamu karna udah khawatirin aku"
"Wajar aku khawatir sama Jisung, karna kan Jisung udah nolongin aku"
"Bagaimana dengan luka mu? Apakah masih sakit?"
"Aku udah baikan kok, tinggal tunggu memarnya hilang aja, ya sudah Jisung balik istirahat aja, aku juga mau kembali ke kamar ku, kata dokter aku hari ini boleh pulang kok, tapi Jisung masih harus di rawat di sini, cepat sembuh ya Jie Jie" ucap nya sambil tersenyum manis, yang mana membuat pria jangkung itu merasa seakan-akan melayang di udara.
"Jie kok wajah kamu merah? Kamu demam" tanya Chenle khawatir
"Aku__tidak apa2 kok le hehhee.. hanya sedikit panas aja" ucap Jisung sambil mengibas-ngibaskan tangannya "huh"
"Hmm.. ya sudah aku kembali ke kamar ku dulu ya, kamu istirahat yang banyak supaya cepat keluar dari sini"
"I_iya Le, selamat istirahat"
"Hmm"
Setelah itu Haechan segera mendorong kursi roda Chenle menuju ke kamarnya.
Sementara itu Jisung masih berdiri di tempatnya dengan hati yang berbunga-bunga
Plukk.
"Awww.. hyung!"
Bentak pria itu kaget, karna tiba-tiba saja pundaknya di tepuk sangat keras oleh oknum yang bernama Na Jaemin, lihatlah wajahnya yang tanpa dosa itu terlihat sangat menyebalkan
"Habisnya lu kaya kerasukan Jin cinta tau ga, segitunya lu bucin sama tu anak"
"Yeee, kaya lu kaga pernah kasmaran aja"
"Ya udah, buat dia jadi hak milik lo dong, jan kelamaan ntar di ambil orang baru tau rasa lo"
"Tenang aja hyung, secepatnya bakal gua nyatain perasaan gua ke doi, mungkin waktu kami masuk sekolah nanti, oh ya__" pria itu menghentikan kalimatnya sejenak.
"Oh ya??" Tanya Jaemin penasaran
"Gimana keadaan kak Renjun? Apa dia sudah menghubungi lo hyung?"