Berbulan-bulan telah berlalu, tiba-tiba di suatu hari, muncul sebuah kabar menghebohkan.
Bajak Laut Mugiwara menantang pemerintah dunia di eines loby.
"Gurararara. Bocah yang berani." Kata Shirohige sambil memandang koran yang ada di genggamannya.
"Pfffttt. Adiknya Ace benar-benar luar biasa, ya." Tanggap Izo.
Marco tersenyum tipis melihat berita itu.
Lain halnya dengan sisa kru yang sedang membahas betapa gilanya aksi Luffy, (name) justru tersenyum bangga.
Gadis itu memejamkan mata sebelum menatap lautan.
Sekarang saatnya aku beraksi. Batin (name).
Dia lalu menghampiri Shirohige. "Papa, aku minta izin untuk pergi ke Sabaody beberapa Minggu. Mungkin sekitar 2-3 minggu. Apakah boleh?" Tanya (name).
"Gurararara. Tentu boleh, putriku." Balas Shirohige.
"Kalau begitu, aku akan minta Marco-kun mengantar. Ayo, Marco-kun. Cepat berubah jadi burung."
Marco menampilkan wajah melas ke hadapan sang kekasih. "Aku ini Phoenix-yoi." Keluhnya namun tak urung dia terpaksa berubah ke wujud Phoenix nya. Setelahnya (name) naik ke punggung Marco dan mereka pergi dari sana.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka tiba di Sabaody.
"Arigatou, Marco-kun." Ucap (name) dengan senyuman.
Marco menyeringai. "Hanya itu?"
"Eh?" (Name) mengerjapkan matanya bingung.
Marco mendekatkan bibirnya ke telinga (name). "Bukankah lebih baik kita melakukannya disini, (name)? Lagipula aku sudah tidak tahan lagi." Ucap Marco lalu melirik pakaian (name) yang amat mengekspos bentuk tubuhnya.
Kendati sudah 38 tahun tapi para Alcemist rata-rata memiliki usia hingga 300 tahun jadi 38 tahun masihlah sangat muda bagi (name) sehingga dia terlihat seperti gadis remaja pada umumnya.
Blush. Wajah (name) memerah. Dia berusaha mendorong Marco tapi Marco justru menggendongnya ala bridal style dan membawanya ke sebuah rumah yang tidak terpakai.
"Marco-kun, aku harus cepat. Nanti-ahh." (Name) tanpa sadar mendesah saat Marco menjilat lehernya.
Tangan (name) berusaha mendorong Marco tapi Marco justru mendorongnya ke kasur dan mengikat kedua tangan (name) ke atas menggunakan bajunya.
"Aku tahu kau ingin bertemu dengan kaizoku gari itu, kan? (Name)-chan." Bisik Marco. Matanya berkilat penuh amarah.
Wajah (name) berubah gugup. Dia akui bahwa selain membantu Luffy dan nakamanya, dia juga ingin dekat-dekat dengan Zoro.
Lagipula, masa dia mau sih nolak husbu?
Melihat (name) hanya diam membuktikan bahwa tebakan Marco benar. Hal itu membuatnya kesal. Katakanlah dia konyol karena cemburu pada pemula tapi dia tidak peduli. Marco mencium bibir (name) dengan ganas.
"Mar-ngmmppphhh."
Marco tidak mengizinkannya berbicara sedikitpun. Lidahnya menelusup ke mulutnya, membuat (name) sedikit kesulitan bernapas.
Tak tinggal diam, tangan Marco menelusup ke balik pakaian (name) dan memainkan dua gundukan besar yang terasa pas di tangannya.
"Ngmphhhh." (Name) mendesah di sela-sela ciuman.
Purupurupuru. Purupurupuru. Purupurupuru.
Suara Den Den Mushi membuat kegiatan panas itu berhenti sebelum bertambah panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
can i live? (one piece x reader)
De TodoKelahiran ku adalah sebuah kesalahan. Keberadaan ku adalah sebuah noda yang tidak akan pernah hilang. Bahkan setelah aku terlahir kembali di dunia baru, aku tetaplah hanya sebuah beban. Namun Papa berkata bahwa aku bukanlah beban, melainkan anugrah...