Persiapan Perang (2)

1.1K 180 24
                                    

(Name) menginjakkan kaki ke pulau Kamabakka saat Sanji sedang kabur dari kejaran para waria.

"Yo, Sanji-chan!" Sapa (Name). Dia lalu menoleh ke arah para waria. "Halo, warganya Iva-san. Apa kabar?"

"Eh?! (Name)-cwan?! Apa kau datang kemari karena merindukanku?!" Seru Sanji dengan tarian cintanya.

Aku menggeleng sementara para waria itu sibuk bergosip tentang kehadiranku.

"Aku ingin pinjam Sanji-chan sebentar. Apakah boleh?" Tanyaku pada para waria.

Mereka mengangguk.

Tanpa membuang banyak waktu, kami pergi dengan cara terbang.

"Sanji-chan, kita akan menjemput Zoro-chan terlebih dahulu baru pergi ke Sabaody untuk berlatih dan memulihkan tenaga." Ucapku sambil terbang sementara Sanji menaiki burung api yang kubuat.

Sanji menatapku bingung. "Latihan?" Beonya.

Aku mengangguk. "Keponakan ku, kakak Luffy, Ace, ditangkap dan akan dieksekusi beberapa hari lagi. Saat Luffy mendengar berita ini, menurutmu apa yang akan dia lakukan?"

Sanji tampak terkejut sebelum berkata. "Dia akan menyelamatkannya."

Aku mengangguk. "Meskipun sendirian, dia akan tetap menyelamatkannya."

Sesampainya di pulau Kuraigana.

Tanpa ba-bi-bu, (Name) langsung menarik Zoro yang sedang bertarung melawan para Baboon.

"Oe! Lepaskan, Mommy lumutan! Kau mau membawaku kemana?" Bentak Zoro sambil meronta-ronta.

"Marimo teme, jangan menghina (Name)-chan!" Amuk Sanji.

"Hah?" Zoro menatapnya tidak terima. "Mau mati kau?"

Sanji menghembuskan asap rokoknya. "Ayo. Akan ku tendang kau."

Zoro menyeringai. "Heh, seperti kau kuat saja, ero cook."

Sebelum keduanya benar-benar bertengkar, (Name) menatap mereka dengan serius. "Diam atau kejatuhkan ke Calm Bet." Ancamnya.

Keduanya seketika diam merasakan bibi kapten mereka tengah serius.

"Sanji, kau yang jelaskan tujuan kita. Aku akan mempercepat terbang ku. Kalian tahan sebentar." Ucapku saat merasakan Kizaru datang mendekat.

Sepertinya mereka sudah mendapatkan informasi bahwa aku tidak mau memberikan dua pil kehidupan jadi mereka mengirimkan Kizaru.

Tidak masalah bagiku sebenarnya tapi lain cerita jika harus membawa dua orang yang saat ini sedang ribut sendiri.

Berpikir cepat, aku menukik turun, masih dengan kedua tangan yang membawa kedua pria dari kru Luffy.

Sebelum protesan keluar karena kami hampir menyentuh permukaan laut, aku memperbesar sayap api hijauku dan membuatnya berbentuk seperti bola gelembung, melindungi kami dari segala sisi lantas kami terjatuh ke lautan.

Sementara itu, di atas laut.

"Ah, maaf. Mereka masuk ke dalam laut." Ucap Kizaru sambil menelepon lewat Den Den Mushi.

"Tidak masalah. Kemungkinan besar dia akan muncul di perang nanti. Kembali sekarang, Kizaru." Perintah Sengoku.

"Haik." Jawab Kizaru lalu pergi. Dalam hati dia bergidik ngeri. Sepertinya dia harus benar-benar serius saat perang esok karena lawannya adalah seorang (Name) yang pernah menjadikannya bola sepak.

******

Hai, aku kembali. Maaf karena lama tidak update. Sekolah sedang sibuk-sibuknya jadi mungkin updatenya akan amat jarang, tergantung mood juga.

Sekian, sampai jumpa lagi.

can i live? (one piece x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang