Persiapan Perang (3)

956 152 22
                                    

(Name), Zoro, dan Sanji muncul di kepulauan Sabaody satu jam kemudian.

Dengan napas lelah, (Name) menyeret sayap kanan dan kiri Luffy itu ke daratan.

"Ray-nii!" Serunya.

Rayleigh dan Shakky yang sudah menunggu pun langsung mendatangi mereka bertiga.

"Hanya dua?" Tanya Rayleigh.

(Name) mengangguk. "Mereka yang paling berpotensi."

"Kalau begitu, sebaiknya kalian beristirahat dulu, (Name)-chan, Dan krunya Monkey-chan." Ucap Shakky.

(Name) mengangguk dan langsung menuju ke kamarnya sementara Zoro dan Sanji diantar ke kamar yang masih kosong.

***

Keesokan harinya.

"Baiklah, karena kalian sudah tahu bahwa kita akan menghadapai perang besar, ada dua hal yang akan ku beritahukan." Ucap (Name) serius saat akan memulai latihan gila-gilaan selama 5 hari. Sebelumnya dia sudah menyembuhkan luka keduanya jadi tidak masalah untuk mereka mulai berlatih.

Zoro akan melawan (Name) sedangkan Sanji melawan Rayleigh karena Sanji tidak bisa melawan wanita.

Sanji dan (untuk kesempatan yang amat jarang) Zoro memperhatikan dengan serius.

"Pertama." (Name) mengangkat satu jarinya. "Alasan aku tidak menjemput teman kalian yang lain adalah karena yang akan kita hadapi adalah medan perang, bukan pertempuran. Enies Loby hanya secuil dari perang yang akan datang. Jika kalian berdua merasa tidak cukup mampu, sekarang adalah saatnya untuk mundur. Jadi apa ada yang mundur?"

Hening.

Suara bunyi gelembung yang muncul di permukaan tanah menjadi saksi bisu atas keseriusan kedua sayap bajak laut Mugiwara.

Menyeringai, Zoro menatap (Name) lekat. "Luffy tidak akan mundur kan? Jadi aku juga tidak akan mundur."

Sanji menghembuskan asap rokoknya lalu mematikannya.  "Mana bisa aku membiarkan dua orang bodoh ini pergi kesana sendiri? Yang ada mereka berdua tersesat."

(Name) menyeringai, begitu pula Rayleigh.

"Saa. Bersiaplah."

Dan dengan itu, pelatihan pertarungan dimulai.

Fokus latihannya adalah meningkatkan stamina dan efesiensi gerakan.

Berkali-kali Zoro mengumpat karena kalah, berkali-kali Sanji tersungkur karena serangan Rayleigh.

Tapi tak ada satupun yang menyerah.

Karena mereka tidak bisa membuat kapten mereka menunggu.

***
H-3 Perang Besar.

(Name) memberikan perintah agar keduanya beristirahat total sementara dirinya menatap wanita perawat yang dia selamatkan waktu itu.

"Aku senang kau datang, Nona." Ucap (Name) sambil duduk di depan perawat yang sebelumnya dia selamatkan dari seorang Tenryuubito.

Perawat itu mengangguk canggung. "Terimakasih, Alcemist-san. Namaku Himiko."

"Panggil saja (Name). Langsung saja pada intinya. Kau punya kemampuan buah iblis, bukan? Tidak perlu mengelak karena penciuman ku bisa membedakan aroma orang yang memiliki buah iblis dan tidak." Ucap (Name) to the point. "Jika kau merasa dimanfaatkan, maka kau benar. Apa kau keberatan?"

Himiko menggeleng. "Aku tahu tidak ada yang gratis di dunia ini." Jeda sejenak. "Benar, aku memakan Tepoo Tepoo no mi (buah teleportasi teleportasi). Aku bisa berteleportasi ke suatu tempat hanya jika aku pernah mengunjungi tempat itu atau pernah melihat gambarnya. Juga aku hanya bisa membawa maximal dua orang."

(Name) berpikir sejenak. "Itu lebih dari cukup." Dia lalu menggunakan Kenbunshoku miliknya yang memiliki jangkuan amat luas, melihat ke dalam Impel Down. Luffy sedang bertarung dengan Maggelan.

Pastinya mereka mengajukan eksekusi Ace ke besok, yah. Tak apa, itu lebih dari cukup. Pikirnya.

Dia lalu mengeluarkan sebuah pil berwarna ungu dari tas kecilnya dan menaruhnya di meja tamu rumah Shakky.

"Dengarkan aku." Ucap (Name) serius yang langsung di tatap oleh Himiko dengan tak kalah seriusnya. "Aku punya misi yang sangat berbahaya bagimu. Jika tertangkap, kau akan dijadikan buronan. Kemungkinan terburuknya adalah kau dihukum mati atau diletakkan di Impel Down."

Himiko meneguk ludah ngeri tapi dia tetap memperhatikan dengan serius.

"Pil ini bisa merubah seluruh penampilan bahkan suara dan sidik jarimu. Tapi efeknya hanya 3 jam. Dan misi yang ingin ku berikan adalah ...."


















"Pergi ke level 5,5 di Impel Down dan memastikan Mugiwara no Luffy yang sedang sekarat karena racun meminum pil yang akan ku berikan berikutnya. Jika setuju, kau boleh menelan pil itu sekarang dan jika tidak, aku akan menghapus ingatanmu tentang pertemuan kita."

Himiko harus mengaku, dia takut, sangat. Tapi memangnya ada yang lebih buruk daripada hidup seperti mati?

Wanita ini sudah menyelamatkan hidupku jadi aku harus membantunya. Tapi ....

"Kalau boleh tahu, apa hubunganmu dengan Mugiwara dan untuk apa kau melakukan ini?" Tanya Himiko.

Senyum (Name) berubah sendu. "Keluarga mana yang tega melihat anggota keluarganya terluka?"

Ah .... Wakatta ....

Himiko tersenyum lalu menelan pil itu, perlahan dia berubah menjadi sesosok pria dewasa biasa, bahkan pakaiannya seperti seorang pedagang.

(Name) menyeringai. Dia lalu mengeluarkan sebuah botol yang berisi sebuah pil untuk menawar racun Magellan tanpa harus membuat Luffy kehilangan 10 tahun umurnya.

"Apa kau siap?"

Himiko tersenyum penuh rasa percaya diri. "Tidak ada bedanya dengan menjalankan operasi bedah besar, bukan?"

Dan dengan itu, (Name) menunjukkan gambar lokasi level 5,5.

***

Esoknya.

"Zoro, Sanji! Kita berangkat ke Medan perang sekarang!" Seru (Name).

Zoro menyeringai dan Sanji menghembuskan asap rokoknya.

"Ya/Hai', (Name)-swan."

***
Aku hanya berharap. Takdir, tolong berpihak pada kami, sekali saja.





Yey! Habis ini ke arc Aceng Donat!🎉🎉🎉🎉

can i live? (one piece x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang