Part 18

5.8K 613 35
                                    

Jaemin menenggelamkan kepalanya di bantal, segala percakapannya dengan Jisung tadi membuatnya pusing.

Untuk apa Renjun mencarinya? Bukankah lelaki itu sendiri yang tidak menginginkannya, ah tidak anak mereka lebih tepatnya.

Tersenyum getir Jaemin duduk untuk memandang anaknya yang hanya berkedip polos saja sambil mengemut jarinya.

"Yeon mama harus apa?" Tanya Jaemin seolah anaknya itu paham dengan apa yang dia katakan.

"Yeon tidak membutuhkan baba kan?" Ucap Jaemin.

Melihat wajah polos anaknya itu membuat Jaemin menghela napasnya, memiliki kedua orang tua lengkap pun tidak menjamin anak bisa tumbuh dengan baik kedepannya, apalagi hanya tumbuh dengan satu orang tua?

Tapi Jaemin tau banyak juga orang tua tunggal diluar sana bisa berhasil mendidik anaknya hingga sukses, tapi pertanyaannya apakah Jaemin bisa seperti itu? Dia masih 21 tahun dan tidak mengerti soal mendidik anak, lalu bagaimana dia bisa dengan yakinnya ingin menjadi orang tua tunggal bagi anaknya.

Bahkan anaknya tidak memiliki marga apapun yang disematkan dinamanya, lalu bagaimana anaknya bisa bertahan dibudaya Korea jika begitu, segala latar belakangnya akan dipertanyakan oleh orang-orang.

Anak yang lahir diluar ikatan pernikahan?

Dilahirkan oleh seorang laki-laki?

Jaemin tersenyum kecut memikirkan semua itu, dia hanya ingin yang terbaik untuk kebahagian anaknya, tapi kenapa terasa begitu sulit.

Bohong jika dia berkata tidak membenci Renjun sedikit pun.

Bohong jika dia berkata memaafkan Renjun.

Bohong jika dia berkata bisa melupakan apapun yang Renjun lakukan.

Karena pada nyatanya Jaemin tidak pernah melupakan sedikitpun bagaimana Renjun ingin membunuh anaknya, dia selalu ingat dan dia selalu merasa marah akan hal itu.

Dia yang berjuang untuk anaknya, dia yang melahirkan anaknya dengan susah payah, dan dia yang mengorbankan seluruh impian serta cita-citanya demi sang anak.

Jaemin menggigit bibirnya sendiri tak kala air matanya menetes, nyatanya memaafkan itu tidak semudah pengucapan kata maaf itu sendiri.

"Yeon sekali ini saja mama ingin egois dan Yeon jangan marah pada mama ya nanti" ucap Jaemin sambil mengangkat tubuh mungil putranya itu dalam dekapannya.

"Yeon cuma butuh mama" ucap Jaemin dengan isakan yang tidak bisa dia tahan.

Dia ingin egois sekali ini saja, dia tidak bermaksud untuk memisahkan Yeon dari babanya tapi dia hanya ingin hidup dengan hati yang lebih tenang.

Tapi dia juga tidak ingin Yeon kekurangan kasih sayang, dia tidak ingin anaknya membenci kedua orang tuanya saat besar nanti.

"Hyung..." ucap Jisung pelan sambil perlahan masuk kedalam kamar Jaemin.

"Hyung aku tidak bermaksud untuk menasehatimu, tapi aku ingin kamu memikirkannya lagi demi Yeon hyung, aku tau kamu memang tidak akan semudah itu memaafkan Renjun hyung tapi cobalah lakukan demi Yeon" ucap Jisung membuat Jaemin memandangnya sendu.

"Cobalah mempercayai Renjun hyung lagi, aku akan pastikan dia bisa membahagiakan kalian berdua" sambung Jisung sambil mengelus pelan tangan Jaemin.

"Aku tidak tau" lirih Jaemin.

"Hyung lihat Yeon sekarang, dia membutuhkan kalian berdua hyung, setidaknya buka hatimu demi Yeon" ucap Jisung.

"Beri aku waktu" ucap Jaemin pelan sambil memasukan jari telunjuknya kedalam genggaman tangan anaknya.

Ikatan || Renmin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang