Part 24

6.9K 682 19
                                    

Jaemin membawa Yeon kesebuah taman yang terlihat sangat sepi mungkin karena hari yang sudah sangat sore juga.

Tersenyum kecil Jaemin senang saat melihat anaknya itu begitu semangat dan antusias bermain disini, karena ya bisa dibilang ini pertama kalinya Yeon bermain diluar seperti ini.

Setelah pertemuaannya dengan Jisung tadi siang Jaemin mulai mencoba untuk membiarkan Yeon mengenal dunia luarnya walau hanya sedikit.

Jaemin menghela napas berat saat teringat pembicaraannya tentang Renjun tadi, seharusnya dia sudah siapkan sekarang?

Selama ini dia sudah cukup lama mengumpulkan tekadnya untuk memaafkan apa yang terjadi, tapi kenapa Jaemin masih merasakan keraguan seperti ini?

Kenapa ketakutan dan pemikiran buruk itu terus menghinggapi dirinya, dia jadi lelah sendiri dengan dirinya sendiri.

"Jaemin pabo" ucap Jaemin sambil memukul pelan kepalanya.

Dia frustasi karena ketakutannya sendiri, padahal yang dia takutkan belum tentu terjadi nanti.

Astagaaa bisa gila Jaemin!

"Jaemina.."

Deg! Jaemin rasa jantungnya hampir berhenti berdetak saat mendengar suara yang dia sangat kenali itu dari belakangnya.

Jaemin rasa tubuhnya kaku, dia tidak berani bergerak, dia tidak berani menoleh sedikitpu.

"Jaemin.." Jaemin merasa pikirannya kosong saat suara itu sudah ada tepat dibelakangnya.

"Jaemin..." saat tubuhnya dibalik Jaemin terdiam memandang wajah itu yang sudah 3 tahun lebih ini tidak dia lihat.

Wajah yang selama ini bisa membawa mimpi buruk bagi Jaemin saat mengingatnya.

Jaemin rasa napasnya tercekat dan air matanya menetes tanpa bisa dia cegah. Jaemin ingin berlari, dia ingin berlari sejauh mungkin tapi kakinya serasa terpaku.

"J-jaemin maafkan aku..." lirih Renjun.

Renjun ingin melangkah lebih dekat lagi tapi Jaemin langsung mundur seolah sangat takut melihat dirinya, hatinya serasa tertusuk beratus jarum melihat jaemin yang menghindarinya.

"Jaemin.."

"Pergi" lirih Jaemin sambil memalingkan wajahnya.

"Jaemin aku mohon maafkan aku" ucap Renjun ingin meraih tangan Jaemin namun tangannya langsung ditepis.

"Pergi" ucap Jaemin tapi Renjun tidak akan menyerah begitu saja, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Jaemin maafkan aku" ucap Renjun dan langsung memeluk erat tubuh Jaemin membuat lelaki itu jadi semakin menangis dan panik.

"Lepas hiks...lepas aku mohon Renjun hiks..hiks..." trauma itu tiba-tiba langsung saja menerpa Jaemin.

"Jangan hiks...jangan sakit anakku" mohon Jaemin membuat Renjun tidak bisa menahan air matanya.

"Tenang Jaemin, jangan begini" bisik Renjun, hatinya sangat sakit saat tau Jaemin begitu trauma pada dirinya.

Ini karena kebodohannya, Jaemin dan juga anaknya semuanya menderita dan itu salah dirinya.

"Jangan hiks..hiks..." lirih Jaemin lalu dia mendorong keras Renjun agar pelukannya terlepas dan Jaemin ingin berlari tapi Renjun langsung menahannya.

"Jaemin maafkan aku kumohon, aku tau betapa bodohnya aku dan seberapa besar kesalahanku, tapi beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya" mohon Renjun sambil bersimpuh dikaki Jaemin yang masih berdiri menangis.

Ikatan || Renmin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang