9. Like a Blue Rose

32 14 2
                                    

"Astaga Ratu apa yang terjadi pada anda?!"

Teriak Angela panik setelah membukakan pintu, karena melihat Emma pulang dengan pakaian tak lagi rapi dan sobek di beberapa bagian, serta noda darah yang mengering dan Naren yang tertidur digendongannya.

"Tidak apa-apa, bisa kau buatkan aku coklat panas?"

"Tentu Ratu, saya akan mengantarnya ke kamar anda." Angela berbalik dan mulai melangkahkan kakinya ke dapur.

"Tunggu Angela."

Angela menghentikan langkahnya, dan menoleh pada Emma. "Ya Ratu?"

"Mengapa kau tiba-tiba menjadi sangat formal?" tanya Emma to the point, karena tidak biasanya Angela bersikap seperti itu.

Angela tersenyum tulus, "Bagaimanapun juga, Ratu adalah orang yang disegani. Suatu kehormatan bagi saya, dapat berteman dan menjadi orang terdekat Anda. Walaupun, bisa saja anggapan anda pada saya berbeda. Tapi, saya sangat menghormati anda." jelas Angela.

Emma mendekati Angela, menepuk pelan bahu kiri Angela, "Hei, bersikaplah seperti biasanya. Tidak, kau bukan temanku."

Ucapan Emma membuat Angela tercekat.

"Jangan sedih, kau itu memang bukan temanku. Tapi, kau adalah keluargaku. Dan, aku menunggu coklat panasku." Emma tersenyum hangat dan berjalan menuju kamarnya.

Angela menatap punggung Emma yang mulai menjauh, "Ratu, apapun yang terjadi aku akan selalu berada dipihakmu." monolog Angela dan meneteskan air matanya.

...

Angela datang ke kamar Emma dengan dua cangkir coklat panas di tangannya dan meletakkannya di meja depan perapian. Mengapa dua? Tadi Emma mengirim pesan pada Angela untuk membuat satu cangkir lagi.

"Ratu, ini coklatmu"

"Angie, diluar hujan sangat deras. Kau tidurlah di kamarku bagaimana?" tawaran Emma membuat Angela tersedak coklatnya.

"Ratu, itu tidak sopan." tolak Angela sehalus mungkin.

"Kita keluarga Angie. Dan, karena kau lebih lama di sini aku ingin bertanya banyak hal padamu."

"Bagaimana Ratu?"

"Apa aku harus mengubah penampilanku?" tanya Emma dengan polosnya.

Angela tak langsung menjawab, ia melihat seolah men-scan penampilan Emma.

Emma memang berpenampilan terlalu rapi, dan rambut panjangnya selalu digerai.

"Sepertinya iya Ratu, perubahan seperti apa yang Ratu inginkan."

"Kubilang jangan Ratu."

"Lalu?"

"Nona lebih baik, perubahan seperti apa ya Ratu?" Angela meletakkan telunjuknya didagu.

"Kau malah balik bertanya."

"Bagaimana jika Ratu mengubah style pakaian Ratu, style remaja saat ini dan rambut Ratu juga. Bagaimana jika besok ke salon?" tawar Angela.

"Salon? Apa itu?"

Angela tergugup, "Tempat dimana orang-orang merawat tubuhnya atau sekedar mengubah penampilannya." jelas Angela.

"Baiklah, baiklah."

''Akan ku buat kau terpikat denganku secepatnya Lord!"

🕊🕊🕊

Hari ini Emma dan Angela memutuskan untuk tidak masuk sekolah untuk ke salon. Ck, benar-benar.

Mereka telah sampai di salah satu salon ternama di kota ini disebuah mall.

Lord, Love, and War [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang