Melanjutkan petualangan dua agen yang kembali berusaha menggagalkan penjualan bom dan senjata. Melibatkan orang-orang besar dan pertemuan dengan tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam kasus besar.
Xiao Zhan memulai prosesnya menjadi agen dan pertama k...
Di dalam kamar hotel, Wang Haoxuan terlihat sedang mengobati luka di lengan Xiao Zhan.
Pemuda itu meringis saat lukanya disiram cairan antiseptik.
"Kau sangat nekad, Xiao Zhan," Haoxuan melirik sekilas, lalu menaburkan obat dan membalut luka dengan perban putih.
"Dia mengenaliku. Aku tidak akan bisa lagi mendekati Zhang Bin," balas Zhan.
"Hmm.."
Wang Haoxuan membereskan kotak p3k. Lalu mengambil ponselnya yang dia pakai untuk mengambil foto nomor polisi mobil Victoria.
"Aku tidak bisa mengikutinya karena tidak bisa meninggalkanmu. Besok aku akan meminta analis disini untuk mencari mobil wanita itu."
Xiao Zhan hanya bergumam sambil susah payah memakai kaos oblong. Lalu mencoba berbaring dengan sebelah tangan menutup kening. Sementara tangan yang luka terkulai lemas di samping tubuhnya.
Wang Haoxuan sesaat menatap pemuda itu, lalu menggelengkan kepala.
"Kekasihmu benar-benar akan membunuhku," gumamnya pasrah.
Lantas dia keluar dari kamar Xiao Zhan, memasuki kamar di sebelah.
Di tempat lain, sebuah apartemen bernama Shama Island.
Di salah satu unit, Victoria terlihat uring-uringan. Tangannya memegang sebuah revolver kecil jenis Colt 1911. Menatap tajam pada dua pengawalnya yang berdiri menunduk di depannya.
"Bagaimana kalian bisa menjagaku dengan otak idiot kalian?!" teriaknya geram.
"Seseorang mencoba membunuhku disaat yang sangat penting. Dan yang tersisa hanya kalian berdua. Idiot!"
Victoria mondar mandir sambil memegang erat pistolnya.
"Cari tahu siapa yang mencoba membunuhku! Dan hubungi kembali Zhang Bin! Dia juga mencurigakan," desisnya emosi.
Pistolnya menunjuk ke salah satu pengawal yang terlihat mengkerut.
"Kau! Carikan aku lebih banyak pengawal! Sosok yang bisa aku andalkan!"
"Keluar!" tangannya yang memegang pistol menunjuk ke arah pintu apartemen.
Dua pengawal itu meninggalkan wanita yang menghempaskan dirinya di sofa empuk.
"Dasar idiot," dia kembali berdesis.
"Aku harus menghubungi ayahku."
~•~
Rusia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.