Shadow 2-9

744 110 13
                                    

~•~ Happy Reading ~•~

❄️❄️❄️

Di Shama Island

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di Shama Island.

Victoria semakin merasakan dirinya dalam bahaya. Setelah mendengar kematian ayahnya di Rusia, dia sadar harus lebih waspada dari sebelumnya.

Dia yakin organisasi teroris itu akan terus berusaha untuk mendapatkan benda yang ada padanya.

Sementara ini dia mendapatkan harga yang sangat menggiurkan dari bos besar Zhang Bin juga menjanjikan satu koper berlian putih untuknya.

Namun sekarang barang yang ada pada ayahnya juga menghilang entah kemana, walaupun sebenarnya dia tidak terlalu mempedulikan hal itu. Asalkan dia bisa menjual bom itu dengan harga mahal, dia bisa lepas tangan dan menikmati bayarannya.

"Aku harus kembali menghubungi Zhang Bin. Urusan ini sangat membuatku pusing, aku ingin semuanya cepat selesai," gumam Victoria sambil mengeluarkan ponsel.

"Orang-orang idiot itu belum juga mendapatkan pengawal tangguh untukku. Dasar bodoh," gerutuannya kembali terdengar.

Tidak lama kemudian dia kembali menggerutu pada seseorang di seberang telepon.

"Zhang Bin, sampai kapan kau akan menunda pembayaran? Bagaimana kesepakatan kita?" Victoria mendengus kesal.

"Setelah aku mendapatkan kotak hitam, aku akan mengabarimu. Jangan khawatirkan bayarannya. Kau pasti akan sangat puas."

"Jangan coba-coba membohongiku."

"Tidak akan."

Hanya jawaban pendek dan tegas yang terdengar, lantas sambungan pun terputus.

Victoria hanya bisa mendengus sebal dan kembali harus menyabarkan diri menunggu kabar dari bos mafia itu.

~•~

Mansion Blue Lake.

Sore hari, bos mafia itu sedang duduk santai di kursi tamannya yang menghijau ditemani Xiao Zhan. Bos tampan itu terlihat bahagia, bisa menarik pemuda yang disukainya ke dalam mansion. Bisa memandanginya setiap hari dan mengajaknya kemanapun dia pergi.

"Apa kau suka tinggal disini?" Zhang Bin melirik Xiao Zhan yang menjatuhkan pandangannya pada danau biru.

"Tempat ini menyenangkan, begitu damai dan udaranya sejuk. Siapa yang tidak betah tinggal di tempat seperti ini," Zhan melempar senyuman manis.

"Aku senang sekali," Zhang Bin tersenyum lebar. Menyesap minumannya sejenak. "Aku harap, kau akan tinggal disini selamanya," lanjutnya.

"Itu tidak mungkin, Mr. Zhang."

"Tidak ada yang tidak mungkin buatku," tukas Zhang Bin.

Xiao Zhan mencoba mengalihkan pandangan ke beberapa sudut taman, mencari-cari apakah mansion semewah itu benar-benar tidak memasang kamera pengaman.

𝐁𝐥𝐚𝐜𝐤 𝐒𝐡𝐚𝐝𝐨𝐰 𝟐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang