Chapter 16

164K 17.7K 882
                                    

TANDAI TYPO



بسم الله الرحمن الرحيم

🌧

16. Galang yang mulai possessive

Setelah mengetahui bahwa Shifa hamil, Jihan jadi teringat sesuatu. Bahwa 3 minggu terakhir ini ia belum kedatangan tamu. Seharusnya dari 3 minggu yang lalu ia sudah menstruasi, tapi sampai sekarang ia belum menstruasi. Ia pun memilih akan mengeceknya setelah pulang ini.

Jihan menyuruh Galang untuk menepikan motornya karena ia ingin sekali dengan 'rujak'. Setelah Galang membeli rujak, Jihan pun kembali menyuruh Galang untuk memberhentikan motornya di depan Apotek, ia akan membeli sesuatu, alasannya. Dengan polosnya pun Galang percaya.

Tak tahukah Galang, bahwa Jihan sedang membeli test pack?

Setelah sampai di rumah, Jihan terburu-buru turun dari motor Galang. Ia berlari kecil meninggalkan Galang yang masih duduk di atas motornya.

"Aa' Galang, rujaknya taro di kulkas aja, ya, aku mau ke kamar mandi sebentar," pamitnya sebelum Galang bertambah curiga kepadanya. Karena tadi Galang sempat bertanya saat Jihan baru saja keluar dari Apotek.

Jihan menatap was-was benda panjang nan tipis tersebut. Ia terus menggigiti kuku-kukunya, kebiasaannya yang tak bisa dihilangkan. Dia berharap, semoga saja hasilnya tidak mengecewakan. Setelah beberapa detik menunggu, Jihan membelalakkan kedua bola matanya saat melihat hasil test tersebut. Di situ tertera dua garis merah.

Dua garis merah!

Jihan memekik kegirangan melihatnya, ia harus segera memberitahu Galang tentang ini.

***

"Mulai sekarang, kamu nggak boleh terlalu capek, nggak boleh kerja yang berat, nggak boleh terlalu banyak gerak, nggaka boleh—"

Jihan segera menaruh telunjuknya pada bibir Galang. Ia mengerti bahwa Galang takut ia dan calon anaknya kenapa-napa. Tapi tidak begini juga, Galang melarang Jihan untuk melakukan apapun, bahkan yang dilakukan Jihan pun dibatasi oleh Galang.

"Udah, Aa' Galang ...," perintah Jihan. Galang pun menurut.

"Aku nggak mau kalian kenapa-napa ...," lirih Galang. Ia membenamkan wajahnya pada perut rata Jihan yang sebentar lagi mungkin akan membesar.

Jihan memindahkan tangannya pada kepala Galang, selanjutnya ia mengelus rambut Galang. "Iya, aku ngerti, tapi jangan terlalu posesif juga," ucapnya meyakinkan.

Galang mengangguk ragu. Ia terus menciumi perut Jihan yang yang sudah tak terbalut kain pun, karena bajunya sudah ia singkapan sedikit ke atas.

"Kamu udah kasih tau Mamah sama Papah?"

Galang merubah posisinya menjadi duduk. Ia menatap Jihan dengan tatapan tak terartikan. Setelahnya ia menggeleng pelan membuat Jihan melebarkan kedua bola matanya. Jihan menabok lengan kanan Galang yang membuat sang empunya meringis kesakitan. "Kok belum dikasih tau, sih?!"

"Awshh, sakit, By." Galang mengusap-usap lengannya yang baru saja ditabok oleh Jihan. Tabokannya lumayan cuyy!

"Kasih tau sekarang, sana!" Jihan beranjak berdiri, ia meninggal Galang begitu saja.

Brakk

Galang mengelus dada sabar melihatnya, apa ini yang dinamakan hormon ibu hamil? Galang memilih untuk mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Tangannya bergerak lincah mencari nama 'Mama' dilayar ponselnya. Setelah ia menemukannya, ia langsung memencet tombol panggil, beberapa menit menunggu, akhirnya panggilannya diangkat oleh Ghea.

GALANG: Perfect Husband (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang