16

1.2K 105 7
                                    

Kuyy ahh votenya ya😅😅tak lupa mengingatkan~~

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Eomma aku lelah sekali~~~"

"Untungnya aku memiliki otak yang cerdas. Dari gunung fuji sekarang hanya sebesar gundukan bukit saja"

"Aku lapar~~~"
















Ceklekk














Pintu yang terbuka itu menampilkan sosok namja putih mungil dan menghentikan Mingyu dari acara gerutuannya.

"Gyu-ya??" panggilnya

"Ohh Jihoon-ie~~ kau sudah pulang??" kata Mingyu

"Aku belum pulang. Ini hanya rohku saja" jawab Jihoon dengan nada tak enak

"Kekeke kau bisa saja chagi. Jja kemarilah aku rinduuuu sekali padamu" kata Mingyu dengan melambaikan tangannya agar Jihoon menghampirinya.

"Hmmm aku juga rindu. Ini lubawakan makan untukmu" jawab Jihoon santai tak berbobot sama sekali.

"Wahh memang calon istri yang baik kekeke. Kau tau saja jika aku lapar dan belum makan daritadi~~~ sarapan pun tak ada"

"Menyesal selalu datang di akhir" kata Jihoon datar

"Maksudmu??"

"Lupakan saja"

Dan Mingyu sangat sangat menyadari perubahan nada bicara Jihoon padanya yang terdengar lebih cuek dari sebelumnya. Tapi ia tak mempermasalahkannya karena mungkin Jihoon hanya kelelahan dalam perjalanan Busan ke Seoul,pikirnya.





"Bagaimana pekerjaanmu setelah keluar dari rumah sakit tuan Kim??" tanya Jihoon

"Sungguh luar biasa. Hari pertamaku kerja lagi sudah harus menggunakan 1000% kapasitas otakku" jawab Mingyu

"Jangan terlalu lelah agar tak sakit lagi" saran Jihoon

"Mmm kamsahamnida. Ohh mm aku ingin menanyakan sesuatu padamu Jihoon-ah"

"Mwoya??"

"Apakah hanya perasaanku saja jika nada bicaramu padaku berubah??" tanya Mingyu yang membuat Jihoon terdiam sejenak

"Hmm akupun merasa begitu" jawab Jihoon seadanya.

"Wae??" tanyanya

"Kurasa mungkin karena hatiku memang telah berubah padamu Mingyu" kata Jihoon yang membuat Mingyu langsung terdiam di tempatnya

"A-A..Apa maksudmu Jihoon??"

"Perasaanku padamu telah berubah mungkin"

"Ba-bagaiman bisa?? Apakah aku melakukan kesalahan??" tanya Mingyu sembari mendekati tempat Jihoon terduduk

"Aniya Mingyu. Kau tak melakukan kesalahan padaku"

"Lalu??"

"Kau melakukan kesalahan besar pada seseorang yang dapat membuatku sadar jika kau adalah orang yang jahat" jelas Jihoon yang membuat Mingyu mengerutkan keningnya

"Nugu??"

"Wonu. Jeon Wonwoo" Jihoon menyebutkan nama yang tak ingin didengar oleh Mingyu.











































"MWOYA??? Aku melakukan apa padanya?? Dan--dan sejak kapan kau peduli deng-"

"CUKUP MINGYU CUKUP!!! SEMAKIN KAU MEMBANTAH MAKA KAU AKAN SEMAKIN TERLIHAT SALAH BODOH!!" teriak Jihoon tak mau kalah

Mingyu yang dibentak oleh kekasihnya untuk pertama kalinya langsung terdiam dan tersenyum miring.

"Hahaha....sebenarnya apa yang telah dikatakan oleh namja menjijikkan itu padamu hingga kau seperti ini Jihoon?? Sadarlah ia hanya ingin mencuci otakmu chagi" kata Mingyu

"Justru kau yang harusnya perlu disadarkan tuan Kim yang terhormat!! Dengar!! Namja yang kau sebut menjijikkan itu tak pernah mengatakan apapun yang bisa mencuci otakku Kim" sahut Jihoon tak terima.

"Ada apa denganmu sebenarnya Jihoon-ah?!" tanya Mingyu sambil mengusak kasar rambutnya.

"Aku baik baik saja. Aku yang harusnya bertanya ada apa denganmu sebenarnya hingga kau menyakiti Wonwoo begitu dalamnya Mingyu?!" tanya balik Jihoon.

"Menyakiti?? Aku tak pernah menyakitinya Jihoon. Yahh meskipun aku ingin" jawab Mingyu santai

"Tak pernah katamu?? Ingat lagi apa saja yang kau pernah perbuat padanya"

"Itu semua memang pantas ia dapatkan Jihoon-ah!!" kata Mingyu

"Kenapa kau tega menyakitinya eoh?! Bahkan hingga ia telah pergi ia dan pernah sekalipun membalasmu. Aku ragu kau masih punya hati Mingyu. Kau dulu bukan orang yang seperti ini tapi kenapa kau berubah?!"

"Aku tak pernah berubah. Dan aku berbuat seperti seharusnya pada namja sampahan sepertinya" jawab Mingyu




"Kalau kau terus begitu maka aku ucapkan selamat tinggal. Dan hubungan kita berakhir sampai di sini Mingyu. Ku harap kau tak menyesal kemudian hari" kata Jihoon sambil berdiri dan bersiap pergi keluar meninggalkan Mingyu yang duduk di kursi yang semula ditempati oleh Jihoon. Dan jangan lupakan makanan yang dibawa oleh Jihoon tadi hanya terbengkalai begitu saja.































































"Oiya...berterima kasihlah pada pemilik matamu itu jika kau masih memiliki hati!!!"











Blamm

































































Drrtt ddrttt





"Yeoboseyo??"

"Jihoon-ah!!! Akhirnya...."

"Akhirnya apa hyung??"

"Dia...dia sadar Jihoon!!"









Tbc....
C u next up gaiss
Yukk commentnya kalo penasaran
Sorry for typo~~
|\/| × \/\/

Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang