"Ga, aku aja yang nyetir sini. Kamu tuh udah ngantuk banget"
"Engga sha, i'm totally fine"
"Apanya sih yang fine. Dasar keras kepala deh"
Aku khawatir, bukan. Perasaanku tidak enak sejak pagi, ditambah sekarang arga berkendara dalam keadaan mengantuk. Jelas saja dia mengantuk, acara musik kampus fakultas kami kemarin menyita waktu tidurnya selama 2 hari. Arga yang notabennya ketua pelaksana selain tidak tidur juga lelah, semua terlihat dari kantung matanya yang terlihat amat jelas.
But arga tetap arga, sekeras apapun aku minta supaya aku saja yang menyetir. Jawabannya tetap sama, tidak.
"Jangan marah dong sha, aku ngga bakal biarin kamu nyetir. Cowo macem apa sih yang biarin cewenya nyetir" ucap arga dengan tangan kanannya yang sibuk memegang kemudi dan tangan kirinya yang sibuk dengan pipiku.
"Ini tuh bukan masalah cewe atau cowonya yang nyetir. Pointnya itu kamu ngantuk. Bahaya tau!"
"Iya iya yaudah nanti sampai pom bensin pertigaan situ gantian kamu yang nyetir deh" ucap arga lagi sambil mengecup tanganku. Kebiasaan arga saat tahu aku mulai marah.
Tapi Tuhan berkehendak lain, belum saja sampai pom bensin yang dikatakan oleh arga, truk barang dari arah berlawanan menabrak mobil kami dari arah depan. Tidak ada yang aku ingat setelahnya, semuanya gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweis
RomanceSemuanya gelap ga, bahkan aku ngga bisa lihat kamu lagi. lantas apa yang mau di pertahankan? Apa arti bertahan untuk kamu sha? aku sayang kamu bagaimanapun keadaannya. start : 08 Mei 2021 end : -