"Sha, gue mau curhat tapi lo jangan ketawa ya. Janji dulu?"
Dengan tiba-tiba rere membangunkan aku yang sedang enak-enak tidu di kelas karena dosen tidak masuk pagi ini.
"Iya re, kenapa?"
"Kemarin tuh fano kan ngajakin gue makan, kelar makan dia confess ke gue sha..."
Aku membiarkan rere untuk melanjutkan ceritanya terlebih dahulu.
"Tapi belum gue jawab sha, gue bilang mau mikir dulu sehari penuh. Gue harus gimana dong sha?"
Rere menyandarkan kepalanya ke bahu gue dengan lemas. Seperti ada keresahan dan kebimbangan menjadi satu pada diri rere saat ini.
"Bukannya setahu gue lo juga suka sama fano? Kenapa bingung gitu?"
"Gue takut sha fano cuma main-main. Diakan tahu gue suka sama dia, justru itu yang bikin gue takut"
"Bentar, mau gue bantuin ngga biar tahu fano tulus suka sama lo atau engga?"
"Emang bisa sha? Gimana gimana?"
"Traktir siomay di kantin dulu ya, sama es jeruk"
"Ah sialan lo sha, tapi gapapa deh. Ayo ke kantin dulu, kita jajan. Gue yang bayarin semua"
"Asik, sering-sering ya re.."
"Enak di lo, bangkrut di gue! Eh ga, mau kemana lo?"
Oh ada arga ternyata.
"Nyamperin kesayangan gue lah, masa nyamperin rekhan. Emang gue homo"
Rekhan teman sekelas aku yang dari tadi tidak tahu apa-apa dengan tiba-tibanya disebut namanya oleh oknum bernama arga langsung menanggapi celotehan arga.
"Arga bangsat. Gue ngga ngapa-ngapain lo katain homo!"
"Hahahahhaha damai khan, gue tahu lo jomblo. Tapi jangan suka gue ya khan"
"Anjing lo"
Argapun tertawa kencang kemudian mengganden tanganku tapi aku tepis pelan.
"Loh, kenapa sha? Kamu marah?"
"Aku mau nyusun strategi sama rere ga.."
"Di kantin kan tapi?"
"Iya, sambil rere traktir siomay" itu rere yang jawab.
"Ya gue ikutlah berarti re, gue bantu apapun strateginya"
"Asem lo, pasangan kok morotin jomblo. Apa ngga kebalik?"
Rere sepertinya berjalan lebih dulu, sehingga arga meraih tanganku kembali untuk di gandeng.
"Ayo sayang, kita porotin rere!"
-------------------
Hari ini aku memutuskan untuk menginap di rumah rere, tentunya untuk menjalankan misi cintanya rere dan fano. Arga tadi yang anterin kita pulang ke rumah rere, habis itu kata arga dia mau anterin bunda belanja bulanan. Baru gabung main sama kita.
"Tapi lo yakin ini bakal berhasil sha?" Tanya rere terlihat khawatir.
"Yakin gue, kalo dia emang suka sama lo misi ini bakalan berhasil. Yaudah mana telfon si fano dong, biar gue yang ngomong"
"Bentar" setelah telfon tersambung, rere langsung memberikan telfonnya padaku.
'halo? Kenapa re?'
Jawab fano di seberang sana.
'fan, ini gue daisha. Gue bingung banget nih fan'
'kenapa sha? Kok hp rere ada sama lo?'
'ini gue lagi di rumah rere mau nginep, ortunya lagi keluar kota. Tapi tiba-tiba rerenya kram perut ini dia nangis-nangis kesakitan. Lo bisa kesini ngga bantuin rere? Lo kan tahu gue buta, ngga bisa ngapa-ngapain'
'kenapa lo jadi bawa-bawa buta sih sha? Gue ke rumah rere sekarang, lo jangan putusin sambungan telfonnya. Sekarang ngomong, gue perlu beli apa aja'
Terdengar suara deru mobil, artinya fano mungkin sedang perjalanan kesini.
Aku mengarahkan fano supaya dia membeli segala macam obat yang dibutuhkan rere. Kalau menjalankan tugas harus totalitas kan?
------------------
"Lo ngapain anjir kesini?"
"Rere sakit, dia butuh gue. Tadi gue dikabarin pacar lo. Ngobrolnya ntar aja, kasihan rere"
"Bucin lo!"
"Ngaca dong ga!"
Aku mendengar derap langkah panik, mungkin itu fano. Dia sudah ku suruh untuk langsung masuk saja karena pintu tidak dikunci, rere sudah aku selimuti rapat dan mulai berakting.
"Assalamualaikum, daisha gue langsung masuk ya? Ada pacar lo juga nih si sinting"
"Waalaikumsalam, iya fan langsung masuk aja. Kita di kamar lantai 2"
Aku tidak tahu bagaimana ekspresi wajah fano, tapi dari suaranya dia terlihat sangat khawatir.
"Re.. yang sakit sebelah mananya? Ini aku bawain bubur sama obat, air mineralnya yang pristin ini kata daisha cocoknya? Udah aku bawain juga, yuk dimakan dulu. Aku suapin"
"Gue keluar dulu ya fan, arga mana deh?"
Tiba-tiba tubuhku di gendong seseorang.
"Pangerannya daisha disini, yuk ke kamar lain aja"
"Sinting lo ga, gue belum siap punya ponakan"
Iya, arga ini sepupuan sama fano.
-----------------
"Fano..."
"Iya re? Ada yang sakit?"
"Aku sayang kamu, aku juga suka sama kamu, aku mau jadi pacar kamu"
"Loh? Kamu ngga sakit? Alhamdulillah aku khawatir banget tadi re. Trus apa nih? Yaampun aku di prank? Astaga?!"
"Maaf.. biar aku ngga ragu aja, jangan marah fan, itu idenya daisha. Marah sama daisha aja sana"
"Gimana mau marah? Pranknya aja bikin kamu nerima aku, ngga papa aku seneng, seneng banget re"
"Jadi kita ini apa sekarang?"
"Suami istri dong!"
"Heh, inget jangan mesra-mesraan di kamar. Bahaya!"
Itu arga yang teriak.
"Sha, cowok lo suruh beli kaca yang gede anjir ngga sadar diri nih orang satu"
"Aku boleh peluk kamu re?"
Tanya fano ke rere.
"Boleh banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweis
RomanceSemuanya gelap ga, bahkan aku ngga bisa lihat kamu lagi. lantas apa yang mau di pertahankan? Apa arti bertahan untuk kamu sha? aku sayang kamu bagaimanapun keadaannya. start : 08 Mei 2021 end : -