Prolog

94 7 0
                                    

"Kisah yang lalu telah usai, kini lembaran baru kisah ku akan di mulai"


***


Semua karena buku itu, buku yang membuka rahasia tentang dunia yang selama ini hanya aku baca di perpustakaan ayah. Buku yang memulai kisah baruku. Banyaknya masalah telah terlampaui meski aku sempat lama lari dan hampir melupakannya. Entah, sejak saat aku menemukan buku itu, sering aku melupakan masalahku. Menghindar, dan pada akhirnya aku juga harus menghadapinya tanpa persiapan.

Semua ku jadikan pelajaran. Aku memang bodoh, sangat bodoh, namun kini aku berbeda. Kini aku seorang putri dari sebuah kerajaan. Aku di segani, aku di hargai. Meski di dunia yang berbeda. Dunia sihir, di sanalah aku di hormati.

Tapi aku tak akan diam saja, aku juga akan mengubah image ku di sekolah. Satu tahun terakhir ini, aku akan mengubahnya menjadi baik atau bahkan kembali seperti dulu. Biar saja menjadi orang yang tak di kenal, tak banyak teman dari pada harus di kenal sebagai monster.

Peristiwa itu, kejadian Ayu. Satu sekolah tak melupakannya. Dia anak populer, bagaimana bisa gadis yang di puja puja di sekolah di sakiti oleh gadis yang dulunya hampir tak dikenali. Ya, kini aku juga populer tapi terkesan buruk.

Ibu sudah tidak mengajar di sekolah ini, dia memilih untuk mengurus kerajaan, ayahpun begitu. Sedangkan kakak, dia hanya sibuk menonton TV dari saat dia lulus. Sesekali pergi ke dunia sihir jika di butuhkan. Sifatnya sangat tidak mencerminkan seorang pangeran.

Aku berjalan melewati gerbang sekolah dengan wajah menatap kedepan. Tak peduli tatapan ketidak sukaan mereka padaku. Aku tak peduli. Hanya saja aku sedih, bukan karna saru sekolah membenciku, namun Rara, temanku satu-satunya di bumi. Dia harus pergi, dia pindah ke luar negri, tak ada kabar. Bahkan alasan kepergiannya tak kuketahui.

Kini aku hanya sendiri, tak apa, aku sudah terbiasa. Lebih baik seperti ini, dari pada aku harus memaksakan diri untuk menjadi sok kenal dan berujung sakit.

Tapi jangan lupakan Arka, dia masih di sini. Dia memutuskan untuk berganti jurusan dan meminta guru untuk sekelas denganku. Aku masih punya dia. Teman sekaligus pelindungku.

Kara? Apa ada yang menanyakannya. Dia sibuk, kerusakan yang dibuat ayahnya terlalu besar. Namun sesekali aku mengunjunginya walau seringnya tak bertemu karena dia harus memeriksa ini itu, membahas ini dan itu. Tak ada waktu untukku sama sekali.

Kini hidupku kembali normal, mungkin, aku harap begitu. Raja bayangan telah pergi, kini tak ada penjahat lagi, ku harap akan seperti itu.

Aku memasuki kelas, Arka duduk di depan seraya membaca buku. Aku duduk di sampinganya. Ikut membaca apa yang dia baca.

"Sekar," ucap Arka terkejut, baru menyadari kehadiranku yang juga ikut membaca buku.

Aku tersenyum kikuk, "Aku bawa sarapan, kamu mau," ucapku menawari ini sudah menjadi kewajiban di tiap paginya. Supaya Arka mau mengajarkanku semua mata pelajaran yang belum aku paham.

"Mau, bawa roti selai nanaskan," ucap Arka antusias. Dia membuka tempat makan yang telah ku berikan.

Suara bel berbunyi, aku duduk bersama Arka di depan. Dia yang memaksaku. Aku harus benar benar belajar di satu  tahun terakhir ini. Aku tak mau mengulang kebiasaanku dulu yang hanya menyontek dan naik kelas karena beruntung. Di tahun ini aku harus fokus, ya pada akhirnya juga aku harus menjadi putri di dunia sihir, namun seorang putri harus pandai bukan, bagaimana dia akan membuat siasat perang, mengatur kerajaan. Tentu pelajaran di sekolah akan sangat berharga.

***

.
.
.
.
.
.

MMM 2 update nih, yang pastinya ceritanya bakal lebih seru dari MMM yang pertama. Oh iya jangan lupa vote dan komen yang banyak ys. Terimakasih ^_^.

My Mysterious Magic 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang