4.

30 4 0
                                    

Mataku perlahan terbuka, samar samar aku melihat Arka yang tidur di depanku, aku terkejut dan langsung berdiri. Menyadari aku tak berada di kamar melainkan masih di ruang tamu.

"Bukannya tadi aku di kamar, PRku. Kemarin, apakah aku sudah menyelesaikannya." Aku melihat ke meja. Kopi, aku baru teringat jika aku tertidur setelah merusak PRku.

"Arka," seketika Arka terkejut dan langsung berdiri.

"Kenapa kamu gak bangunin aku, PR aku gimana, Ka tolong aku."

"Salah sendiri malah tidur," ucap Arka malas seraya mengucek matanya.

"Tu lihat dulu buku kamu," ucap Arka lalu berlalu pergi

Aku kebingungan, kemudian bergegas mengambil bukuku dan melihatnya.

"Terimakasih Arka," teriakku keras keras. PRku telah di tulis ulang oleh Arka di buku yang baru. Sampai selesai pula. Tak sangka dia akan sebaik itu kepadaku.

Aku bergegas pergi ke kamar mandi. Aku harus segera mempersiapkan diri. Hari Senin, aku harus berangkat lebih awal.

Setelah selesai aku membuat sarapan roti lapis, tentu saja membuatnya untuk bekalku dan Arka juga.

"Ayo Kar, kita berangkat. Sudah jam segini," ucap Arka tergesa gesa. Dia terus melihat jam di pergelangan tangannya.

"Sarapan dulu Arka," aku memasukkan bekal dan membawa dua roti di tanganku untuk di makan di jalan.

Arka mengeluarkan mobil, disaat seperti ini dengan terpaksa kami akan berangkat menaiki mobil. Biasanya saja kami berangkat sendiri sendiri.

Aku segera masuk ke mobil, Arka menekan pedal gas dan mobil segera melaju.

"Ini ka makan dulu," aku menyuapkan roti yang telah aku buat tadi.

Arka mencoba merebut rotinya namun aku mencegah.

"Kamu fokus nyetir aja, aku yang nyuapin kamu. Anggap aja sebagai tanda terimakasih.

Roti Arka telah habis. Sekolah sebentar lagi sampai. Aku baru memakan roti bagianku untuk mengisi perutku di pagi hari.

Kami memasuki gerbang sekolah. Keadaan sedikit ramai. Mungkin baru setengah siswa yang datang.

Aku turun dan langsung pergi ke kelas mendahului Arka. Sesampainya di kelas aku duduk dan mempersiapkan untuk upacara. Mataku membelalak melihat sebuah amplop berwarna pink di dalam laci Arka aku mengambilnya. Tertulis untuk Arka.

Aku segera bergegas untuk menemui Arka. Namun ternyata Arka sudah di depan kelas. "Arka kamu dapet surat cinta nih," ucapku menggoda Arka seraya memberikan surat.

Arka berjalan ke bangkunya dan membuka amplop berisi surat iti perlahan. Aku mendekatinya, berusaha mencari tau apa isi dari surat itu. Aku membacanya diam diam dari belakang tanpa sepengetahuan Arka yang sudah terfokus pada surat itu.

"Ciee ada yang suka nih sama kamu," ucapku setelah selesai membaca. Arka terkejut membalikkan badan dan baru menyadari kehadiranku.

"Ka kamu baca?" Ucap arka gugup.

"Gak usah malu malu, sekarang sahabatku udah ada yang naksir nih. Siapa ya kira-kira. Ada nama pengirimnya enggak?"

Arka membolak balikkan surat dan amplop namun tidak ada nama pengirimnya. Arka menggeleng.

"Wah pengagum rahasia,"

"Terserah aku gak peduli, ayo kelapangan sebentar lagi upacara."

"Gak usah ngalihin pembicaraan," kami berjalan ke lapangan beriringan. Sesekali aku menggodanya.

"Jadi cowok jangan kaku kaku, nanti pada takut lo sama kamu."

"Biarin, yang pentingkan kamu gak takut sama aku,"

"Aduh, aku merasa sangat berharga," ucapku dengan nada mengejek.

Kami berbaris, upacara dimulai. Hampir satu jam berlalu, pemimpin upacara membubarkan barisan. Aku berjalan lesu ke kelas. Tak lama pelajaranpun dimulai.

My Mysterious Magic 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang