2

1.5K 203 0
                                    

Masih tersisa sekitar seminggu sebelum perkuliahan dimulai. Jaehyun bertekad akan mendekati Kak Doyoung yang menurutnya sedikit sulit untuk didekati. Faktor jarang bertemu sangat mengganggunya.

Jaehyun cukup kesal karena hanya kali ini dia tidak mendapatkan apa yang dia mau.

Bukannya sombong atau tidak, tapi, apa yang Jaehyun mau maka dia akan mendapatkannya.

Selama sekolah menengah, memang Jaehyun sering bergonta-ganti pasangan, tapi dia menjalaninya dengan serius, alias dia tidak bermain api dengan cinta. Anggap saja dia bukan seorang playboy.

Hanya kali ini saja, sepertinya perjalanan cinta Jaehyun tidak semulus biasanya.




Jaehyun mencoba untuk menunggu di lobi. Kali saja Kak Doyoung akan melewatinya dan dia bisa berbincang sedikit dengannya. Mengajak jalan-jalan juga tak apa kan?

Dan benar saja, Kak Doyoung datang, Jaehyun pun mempersiapkan diri, seperti merapikan tatanan rambut atau bagian bajunya yang kusut.

“Hai, Kak Doyoung.”

Doyoung yang sedang memperhatikan ponselnya segera menoleh karena ada yang memanggilnya.

“Hai juga, Jae. Ada apa?” Seakan-akan tahu apa yang Jaehyun inginkan.

“Em.. anu kak, hari ini sibuk?” tanyanya.

“A-aku mau ajak makan di luar bareng kakak... ng.. karena aku baru pindah dan belum terlalu paham sama daerah sini.” Ujarnya to the point.

Jujur saja, ini improvisasi baginya. Jaehyun sendiri belum memikirkan apa pun jika saja Kak Doyoung-nya ini mau diajak keluar. Saking susahnya bertemu dengan Doyoung, dia jadi hanya memikirkan cara pergi bersama tanpa memikirkan rencana ke depannya jika saja dia berhasil.

“Mm... Gimana ya? Gue sih mau aja,”

Jaehyun sedikit tersenyum karena berpikir ini akan berhasil.

“Tapi hari ini gue cukup sibuk, Jae. Gue ada beberapa urusan organisasi yang harus diurus. So.. sorry ya, Jae. Lain kali aja ya?” lanjutnya. Lalu meninggalkan Jaehyun yang masih termenung.

Jaehyun sendiri langsung menurunkan bahunya karena kecewa, “Iya, gapapa kak. Lain kali aja,” balasnya lesu.

Sorry ya, Jae.” Teriaknya dari arah lift.

Yah... Gagal deh rencananya.



in front of my roomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang