Ten menatap jengah temannya yang sedari kemarin bertingkah aneh.
Mereka sedang duduk di kantin, dan sejak kemarin Ten menjadi sopir dadakan dari temannya ini. Mereka jadi terus bersama karena Doyoung yang membutuhkan tumpangannya.
Seperti yang kalian ketahui, mobil Doyoung masih berada di bengkel yang dipertanggungjawabkan oleh Jaehyun. Dia masih belum mengetahui, apakah mobilnya sudah beres atau belum.
Dia belum ingin bertemu Jaehyun semenjak makan siang kala itu. Canggung. Itu yang selalu dia pikirkan. Takut juga salah satunya. Takut dalam artian perubahan sikap Jaehyun padanya.
Sungguh Doyoung merasa bersalah beberapa akhir ini. Dia merasa sudah keterlaluan. Padahal Jaehyun termasuk orang baru yang belum mengenalnya secara detail.
“Lo kenapa, sih? Ganggu tau gak?” ucap Ten ketus.
“Gue galau.”
Ten menghela nafas dan mencoba memahami temannya ini.
“Salah gak sih, kalo baru ketemu tapi gue udah sinis-in dia duluan?” tanyanya asal.
“Ya, salah lah! Siapa juga yang mau liat first impression yang jelek kayak gitu.”
“Tapi first impression gue sama dia bagus kok.. Cuma yang kedua gue sinis-in.” Doyoung memajukan bibirnya.
“Yee, lu-nya aja goblok.”
Doyoung hanya memandang tidak percaya pada Ten. Bisa-bisanya Doyoung yang pintar ini dikatai goblok.
Lalu Doyoung bingung harus apa untuk sekarang.
“Coba cerita yang detail, kali aja gue bisa bantu Lo.” Ten memberi saran.
Doyoung pun menceritakan semua hal tentang Jaehyun dari awal mereka bertemu. Tidak terlewatkan sedikit pun.
“Sekarang ubah cara pikir Lo, gak semua mantan Lo sama kayak dia, kali aja dia emang beda, tapi Lo-nya aja yang udah tutup mata.”
“Tapi sekarang ada yang gue pertanyakan.” Lanjut Ten.
Doyoung hanya melempar tatapan bertanya, merasa bingung dengan tingkah temannya yang ingin menanyakan sesuatu tapi tidak segera terucap langsung. Bisanya temannya ini sangat ceplos.
“Lo ada rasa sama dia?”