Pagi yang cerah, tapi lebih cerah suasana hati Lyodra. Ia tengah berjingkrak kesana kemari sambil menyetel lagu baru dari idolanya, Tiara Andini.
"Meski badai datang~"
"Lyo, sini bantu Mama!"
Wah badai sudah datang. Tentu saja Lyodra kabur, tak lupa membawa handphone dan airpods-nya.
Brak
Ia menutup pagar keras-keras lalu kabur dengan langkah riang, menyanyi dengan ceria di sepanjang jalan.
Pipi langit jingga merona~
"Cie si Jingga merona," godanya pada anak Pak Somad yang kebetulan lewat saat lirik itu terputar, Jingga namanya.
Jingga menoleh, melotot tak suka. "Apaansih?!" serunya.
Wajar, mereka emang musuhan gara-gara Lyodra pernah nggak sengaja ngebobol wifi-nya. Iya nggak sengaja. Soalnya nggak tau, tiba-tiba nyambung aja gitu.
"Sensi amat sih, Jing." Lyodra balas mencibir sambil berlalu melewati gadis itu.
"Gak usah nyolot dong!" balas Jingga semakin melotot.
Lyodra terdiam bingung. Kan namanya Jingga, panggilannya bener Jing dong. Kok ngamok. Lyodra nggak paham sama sekali, kenapa cepet banget ambil kesimpulan.
Puk
Sebuah sandal mengenai punggung Lyodra. Ia menoleh, mendapati Jingga yang sudah bersiap melempar sebelah sandalnya yang lain. Tentu saja Lyodra lari, menghindar. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran siang itu.
Mereka kejar-kejaran dari rumah Pak Somad sampai warung Teh Lilis lalu kembali lagi. Lyodra tahu ini takkan mudah dihentikan. Jingga dan amarahnya yang menggebu sangat menyeramkan.
"Lylyyy berhenti gak lo?!"
Celaka, Jingga semakin dekat. Lyodra tidak mau tertangkap. Dipercepat langkahnya hingga sampai di rumah seseorang. Langsung Ia buka dan banting pagar rumah tersebut.
Ia melihat tembok abu-abu di sebelah rumah ini. Mirip rumahnya. Berarti ini rumah tetangganya.
"Kak Titi, krayon lima senti. Permisi, saya mau ngamen di mari."
Suara dan kalimat konyol itu lagi. Tiara yang kebetulan sedang duduk di depan jendela kamarnya mendongak, mencari batang hidung gadis yang biasanya selalu muncul dari balik tembok itu.
Tak ada apa-apa di balik sana. Aneh, pikir Tiara.
"Nggak boleh ya?" Lyodra tiba-tiba muncul dari balik jendela, membuat Tiara terlonjak kaget.
"Ngagetin mulu kenapa sih?!" seru Tiara memukul bahu Lyodra yang tak bereaksi, hanya menatapnya serius.
"Boleh ngamen nggak? Please?" tanya Lyodra setengah memohon. Kepalanya menoleh kesana kemari dengan mimik khawatir.
Tiara merasa aneh. Apalagi melihat kondisi Lyodra yang ngos-ngosan. Habis maling atau bagaimana?
"Yaudah, nyanyi aja. Siapa tau itu bisa ngasah bakat kamu, kan?"
Lyodra tersenyum. Berteman dengan Tiara tak buruk baginya, malah lebih baik daripada temenan sama Jingga.
"Lyodra! Muncul gak lo?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tetangga | Lyodra X Tiara
FanfictionBagaimana perasaanmu saat selalu dibanding-bandingkan? Kesal, sebal, kebal. Itulah yang dirasakan Lyodra saat Tiara datang dalam hidupnya sebagai tetangga barunya. Gambaran anak tetangga sempurna yang selalu dielu-elukan Mamanya. Tapi bukan hanya d...