Chapter 09 : Lolos

519 79 6
                                    

"Kak, kamu tau nggak, kenapa bulan itu bulat?"

Tiara memutar bola mata mendengar ocehan Lyodra. Ini jam sepuluh malam, tetapi tetangganya itu masih setia duduk melipat kaki di atas tembok pembatas rumah mereka itu.

Demi menghiburnya agar tak terlalu tegang karena besok ujian masuk, katanya.

Tiara menggeleng tak acuh. Kembali memusatkan perhatian pada buku soal di hadapannya. Ia ingin benar-benar lancar besok.

"Soalnya kalau kotak jadi kotan, dong! Hahahaha! Lucu nggak?"

Ya jelas enggaklah. Tapi Lyodra ketawanya seolah-olah jokes dia paling lucu sedunia. Tiara sih, cuma diem. Suara jangkrik sudah cukup memberitahu Lyodra bahwa jokesnya itu garing banget, kaya jokes Bapak-Bapak.

Sadar garing, Lyodra berdehem sembari menggosok belakang lehernya, mendadak malu.

Ia pun meloncat turun dari tembok, mendekati jendela kamar Tiara.

"Bisa, Kak. Pasti bisa. Nggak usah terlalu dipikirin, ntar otak capek terus nge-blank waktu hari-H."

Jujur, Tiara emang bosen belajar. Dia belajar cuma biar Lyodra ngerasa ngeganggu dan pergi. Tapi makin kesini, Tiara makin pengen ditemenin. Makanya kali ini dia nurut.

"Oke, deh." Tiara menutup bukunya. Sedikit meregangkan jemari dan leher sebelum bertanya dengan mata berbinar. "Momo mana?"

Lyodra langsung memasang pose berkacak pinggang. "Nggak boleh! Kamu besok tes, jadi sekarang harus tid--"

"Meong~"

Menyela, entah darimana Momo udah muncul di bingkai jendela Tiara. Lyodra tentu langsung mundur sambil mengumpat sedikit gara-gara kaget. Makin kaget waktu Tiara teriak kenceng dan meremas Momo dalam pelukannya.

"Ya ampun Momo! Aku kangen banget sama kamu! Gimana di rumahnya Lyly? Dikasih makan tepat waktu, nggak? Dimandiin, nggak? Lyly jahatin kamu, nggak?" cerocos Tiara.

Seolah mengerti, Momo menggeleng sebelum makin ndusel ke leher Tiara, membuat babunya itu mencium leher bulu Momo dengan gemas.

Melihat itu semua, Lyodra jadi ngerasa dicuekin. Tapi nggak apa-apa, soalnya Tiara senyum, dan senyum Tiara itu cantik.

"Kamu pernah pegang kucing nggak, Ly?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Tiara membuat Lyodra mengerjap sebelum mengangguk.

"Pernah, kepegang pas mau ambil bantal. Lembek-lembek aneh gitu, kan, rasanya?"

Tiara tertawa, memegang paw Momo untuk diarahkannya pada Lyodra.

"Cobain, deh, pegang. Gemes tau," ujarnya tersenyum manis.

Bukannya mendengar kalimat Tiara, Lyodra sudah teralihkan sepenuhnya oleh manis senyum Tiara. Hingga tanpa sadar, Ia menggeleng pelan sembari tetap menatap dalam bola mata cantik gadis di hadapannya.

"Nggak mau," ujarnya perlahan mengulurkan telunjuk untuk menyentuh pipi Tiara.

"Lebih gemes yang ini."

***

"Mo, berdoa, Mo. Habis ini dia keluar." Lyodra komat-kamit sendiri sambil meluk pet carrier berisi Momo. Ia mondar-mandir di koridor Kampus ditemani orang tua Tiara dan Papanya, menunggu Tiara selesai ujian masuk.

Momo yang diajak bicara cuma mengeong malas. Sementara Papa yang juga ikut karena dipaksa Lyodra, tertawa geli akan tingkah Putri satu-satunya itu.

"Mondar-mandir mulu kaya nungguin istri lahiran aja, Ly."

Anak Tetangga | Lyodra X TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang